Headlines News :

Pelatihan Bagi Anggota KUKMI Rebut Pasar Lewat Strategi Harga

Written By zulfadli on Jumat, 28 September 2012 | 10.42


Usaha mikro, kecil dan menengah mengharapkan pemasaran yang bagus terhadap produk-produknya. Namun seringkali mereka kalah bersaing dengan produk sejenis lantaran salah menerapkan harga jual. Hal ini diutarakan oleh Willy Nofranita, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatra Barat pada pelatihan packaging dan sulaman bagi anggota KUKMI SUmbar di Balai Pelatihan Transmigrasi Sumbar, Kamis (27/9).

“Kita harus jeli menetapkan harga jual produk yang dibuat. Salah menetapkan harga, maka kita akan kalah bersaing dari produk sejenis di pasaran,” kata Willy.

Willy menjelaskan bahwa harga produk bisa ditetapkan dari harga pokok dan dari harga yang berlaku di pasaran. Bila didasarkan pada harga pokok maka komponennya meliputi bahan-bahan yang dibutuhkan, upah tenaga kerja, overhead pabrik dan harga bahan penunjang.

Menurut Willy, biaya listrik, telepon, tagihan air termasuk ke bagian overhead pabrik. Sementara kemasan tergolong bahan penunjang yang ikut menetapkan harga namun tidak termasuk biaya produksi. “Jadi pelaku usaha mikro dan kecil tidak perlu takut membuat kemasan karena bisa dikeluarkan dari harga jual produk. Sisihkan keuntungan untuk pembuatan selanjutnya,” kata Willy.

Willy menyarankan anggota KUKMI yang ikut pelatihan agar disiplin membuat pembukuan sederhana karena dari sanalah keuntungan bisa terbaca. Pembukuan itu pun bisa digunakan sebagai bahan bagi lembaga keuangan yang akan memberikan perkuatan permodalan.

Penyampaian Willy mempertegas apa yang telah diberikan oleh Irman, Bendahara KUKMI Sumbar pada sesi sebelumnya. Irman meminta pelaku usaha agar memperhatikan korelasi/hubungan antara kemasan dengan pemasaran.
“Jika membuat kemasan fikirkan dan pertimbangkan segi pemasaran produk yang akan dikemas itu. Bagaimana segmentasinya, harganya dan dimana produk itu akan dijual. Sebaliknya, dalam pemasaran, kemasan yang dibuat membantu dalam menjelaskan konsep pemasaran yang dilakukan dan menjadi penentu sukses atau tidaknya produk di pasaran,” kata Irman yang didampingi Ketua Panitia, Lucky Dasril Anwar.

Buat  Asosiasi
Semangat yang tinggi dari pelaku usaha setelah mendapat suntikan informasi dari berbagai narasumber, membuat mereka bertekad untuk bersatu dalam asosiasi. Di sela-sela pelatihan mereka rembukkan dan didapatlah kata sepakat Susi Basri sebagai ketua dan Putri Marina sebagai sekretaris.

“Jika pelatihan tidak ada realisasinya untuk apa? Semua kami menyadari, kami butuh kemasan dan minta rumah kemasan yang diwacanakan terwujud hendaknya. Karena akan sangat membantu kami nantinya,” ujar Susi yang menyatakan bahwa 6 Oktober nanti mereka akan berdiskusi mematangkan rencana di rumah sekretaris di Parak Gadang Padang. (zulfadli)

Dua UMKM Sumbar Magang ke Bandung

Dinas Koperasi UMKM Sumbar membawa dua pelaku usaha ke Bandung. Keduanya adalah Novatmi Nurwis (Vida Coklat/Sawahlunto) dan Farida Khairusman(Princess City/Agam). Mereka menjalani program magang di sana.

“Hari Rabu kami mengunjungi mengunjungi usaha Bolu Namina di kawasan perumahan Pasir Pogor Bandung dan JNC Cookies di Bojongkeneng,” ujar Novatmi Nurwis yang dibenarkan oleh Nur Ali Jondri, Kasi Kemitraan Dinas Koperasi UMKM Sumbar yang mendampingi kedua UMKM tersebut.

Menurut Jondri, bolu Namina merupakan usaha rumahan. Meski baru berumur dua tahun, mereka telah memakai sistem franchise. Perkembangan usaha yang cukup signifikan ini disebabkan mereka menyasar pasar yang strategis. “Mereka memakai tenaga SPG untuk mempromosikan kue bolu itu ke pertokoan, sekolah-sekolah hingga perkantoran.  Bolu yang enak dan bertekstur lembut itu tanpa menggunakan pengawet dan tanpa pengembang,” ujar Jondri.

Yang menarik itu adalah perjuangan pelaku usahanya, Mutia Oktaviana. Agen gas yang harus menjual assetnya karena kalah bersaing di bidang pemasaran gas. Mutia memulai usaha dari nol. Namun berkat keuletan dan kecerdikan membaca peluang pasar membuat Bolu Namina mendulang sukses.

Mutia tak merahasiakan cara dia membuat bolu. Novatmi dan Farida ikut proses produksi dari awal hingga bolu siap disantap. Kenyataan itu membuat Novatmi kian bersemangat mengembangkan usahanya yang berbasis coklat. Apalagi Kamis (27/9) mereka berkunjung ke dua perusahaan yang menghasilkan aneka produk makanan berbahan coklat seperti C57 di Bandung dan Chocodut di Garut.

“Tak sabar rasanya untuk mempraktekkannya di Sawahlunto. Ternyata dengan memakai bahan-bahan berkualitas bahkan ada yang berlabel ISO, hasilnya lebih banyak. Selama ini kita takut memakainya lantaran mahal, sekarang bisa dicoba memakainya,” kata Novatmi.

Memang di JNC Cookies mereka tidak dapat praktek langsung, namun dari kunjungan ke sana Farida dan Novatmi bisa melihat bagaimana usaha kue keluarga itu memperhatikan higienitas produknya. Mereka berdua pun harus memakai baju khusus dan penutup kepala. (zulfadli)

KUKMI Sumbar Buat Rumah Kemasan

Written By zulfadli on Kamis, 27 September 2012 | 14.06

| Kamis | 27 September 2012 |

Produk makanan dan kerajinan Sumatra Barat sudah dikenal baik regional, nasional maupun internasional. Banyak yang bisa bersaing dari segi rasa, namun kalah dalam hal kemasan produk. Hal ini terungkap dalam Pelatihan Packaging dan Sulaman bagi Anggota Kerukunan Usahawan Kecil dan Menengah Indonesia (KUKMI) Sumatra Barat yang dilaksanakan di Balai Latihan Transmigrasi Padang, Rabu (26/9).

“Produk makanan kita itu hanya ada dua  rasanya. Enak dan enak sekali. Namun rendang kita yang terkenal di dunia itu, yang mengekspor ke Arab Saudi bukan orang yang dari Padang,” ujar Ketua Harian KUKMI Sumbar, Syaharman Zanhar.

Ditegaskan Syaharman bahwa orang yang mengekspor tersebut menang dari segi kemasan. Mereka menang dari segi legalitas produk dan mereka mampu membaca peluang pasar. “Produsen rendang di daerah kita hanya bisa berbangga rendang terkenal dan pemasarannya sebatas lokal dan regional. Atas dasar itulah kami dari KUKMI mengadakan acara ini. Kita motivasi mereka untuk punya kemasan yang baik dan akan kita fasilitasi dengan membentuk rumah kemasan (Packaging House),” ujar Syaharman yang didampingi Sekretaris KUKMI Sumbar Rustam dan Bendahara, Irman.

Rencana KUKMI Sumbar itu tentu saja diapresiasi oleh Dinas Koperasi UMKM Sumbar. Desmadi Idrus, Sekretaris Dinas, mendukung upaya yang dilakukan KUKMI. Sebab sangat membantu pemerintah memberdayakan UMKM Sumbar.

“Kemasan yang bagus sudah menjadi tuntutan pasar saat ini. Namun informasi di kemasan seperti merek, label halal, komposisi, tanggal kadaluarsa, izin usaha (PIRT) dan barcode, hendaknya dimiliki oleh pelaku usaha kecil,” ujar Desmadi yang akrab dipanggil Didit.

Didit menyatakan agar pelaku usaha jangan selalu mengungkapkan alasan ketiadaan modal. Permodalan menurut Didit merupakan masalah klasik. Sebab, saat ini banyak lembaga permodalan yang bisa membantu jika mereka belum bankable. Dicontohkan Didit, LPDB bisa jadi pilihan, begitu juga CSR dan KUR. “Yang penting adalah pelaku usaha bisa membukukan transaksinya dan membuat rencana pengembangan bisnis mereka. Berbagai program telah dilakukan oleh kementerian serta pemerintah provinsi dan alhamdulillah KUKMI mulai memperlihatkan dukungannya,” kata Didit.

Pembuatan rumah kemasan itu nantinya menggandeng Thomas Gazali dari  Bandung. Thomas yang telah berpengalaman dalam pembinaan kemasan usaha/industri kecil di berbagai daerah ini akan berusaha membantu usaha mikro, kecil dan menengah di Sumbar.

“Rencana pembuatan kemasan sangat bagus. Karena memberi solusi bagi pengusaha mikro dan kecil yang diikutkan pelatihan. Bila rencana rumah kemasan itu nantinya terealilsasi, maka pengusaha mikro dan kecil bisa memesan kemasan dalam jumlah relatif sedikit. Kita bisa siasati dengan cara mengumpulkan label/merek yang sama proses pencetakannya. Semua tergantung KUKMI SUmbar,” ujar Dosen Universitas Pasundan itu.

Dijelaskan oleh Thomas, kemasan lama masih tetap bisa dipakai karena pasarnya sudah jelas. Kemasan baru digunakan untuk pasar baru dengan segmentasi konsumen yang berbeda. “Jangan lupa menghitung biaya kemasan sebagai modal produk,” kata Thomas.

Eti Tabrani, produsen aneka makanan dari rosela, menyambut gembira pelatihan kemasan dan rencana pembuatan rumah kemasan itu. Dia yang memang sedang mencari kemasan buat produknya terlihat getol bertanya seputar kemasan kepada Thomas. “Alhamdulillah kami mendapat pelatihan kemasan dari orang yang paham kemasan dan telah banyak membuat kemasan bagi produk UMKM. Mudah-mudahan dengan adanya rumah kemasan ini kami bisa membuat kemasan dalam jumlah kecil,” ujanya.

Pelatihan Lima Hari
Pelatihan yang diselenggarakan KUKMI ini rencananya berlangsung selama lima hari. Dijelaskan oleh Sekretaris KUKMI Sumbar, Rustam, dua hari pertama dilakukan pelatihan kemasan bagi produk makanan. Mereka dibekali dengan cara menghitung modal dan harga produk hingga membuat pembukuan sederhana.

Hari-hari berikutnya akan dilaksanakan pelatihan sulaman. Pengrajin sulaman akan diajarkan langsung oleh produsen sulaman Willy Collection, Rukmiyarti. Peserta pelatihan akan dibawa langsung ke dapur produksi milik Rukmiyarti. (zulfadli)

Tim Barongsai Tjoa-Kwa Ikuti Kejuaraan Dunia

Written By zulfadli on Rabu, 26 September 2012 | 09.20

Besok, tim barongsai Tjoa-Kwa bertolak menuju Hongkong. Tim yang beranggotakan sepuluh orang itu akan mengikuti Festival Barongsai Internasional yang diselenggarakan Adidas, Minggu (30/9).

“Kami mewakili Indonesia ikut dalam Kejuaraan Internasional Barongsai yang diadakan di Hongkong,” ujar Iswanto Kwara, pelatih tim barongsai tersebut. 

Menurut Iwan —panggilan akrab Iswanto Kwara—, kepergian dia dan timnya membawa misi besar, yakni menjadi tiga besar dan mengupayakan agar Indonesia bisa pula menggelar acara tersebut. Malah dia bertekad, kejuaraan itu dilaksanakan di Kota Padang.

“Kami siap jika suatu saat nanti ditunjuk sebagai penyelenggara. Semua terpulang kepada pemerintah dan warga kota ini. Mohon doakan agar kami sukses di kejuaraan itu,” kata Iwan yang didampingi Wahyudi Munir, Yohanes Yosep dan Petrus Hendra Tjuatja di Gedung Keluarga Tjoa.
Alur cerita yang dibawakan bertajuk Singa dan Kalajengking. Diceritakan, singa tengah bermain di sebuah bukit kecil. Saking asyiknya mereka bermain hingga tak sadar terperosok ke lobang.

Ternyata di dalamnya ada kalajengking, akibatnya terjadilah pertempuran antara keduanya. Alur cerita, lama penampilan, keindahan gerakan di atur sedemikian rupa, karena mempengaruhi penilaian juri.
Seputar persiapan timnya, Iwan menyatakan mereka telah berlatih sejak tiga bulan lalu. Dan satu bulan belakangan latihan intensif setiap hari, kecuali Sabtu. Bahkan dua hari menjelang keberangkatan, mereka tetap latihan.  Iwan pun merencanakan setelah tiba di Hongkong nanti mereka tetap berlatih, minimal satu set saja.

“Kami berlatih satu set saja untuk menyelaraskan gerakan, irama musik pengiring, aluar cerita dan mengoptimalkan waktu. Sebelumnya minimal tiga set. Kami juga semakin memperhalus teknik pertempuran antara kalajengking dan singa agar terlihat realistis. Sistem yang mengatur kalajengking dibuat sedemikian rupa,” kata pelatih yang langsung berperan sebagai penabuh gendang timnya.

Untuk ukuran umur, prestasi yang diraih relatif bagus. Tim ini baru berumur dua tahun. Namun dari sisi seni tradisional, mereka mampu berbicara pada tingkat nasional. Mereka berhasil menorehkan prestasi sebagai juara IV nasional pada Festival Olahraga Nasional beberapa waktu lalu. (zulfadli)

30 UMKM Tenant Kunjungi Kripik Balado dan AA Catering

Written By zulfadli on Selasa, 25 September 2012 | 16.06

Arismen, menjelaskan proses produksi di Kripik Balado Mahkota
| Minggu | 23 September 2012 |

Sebanyak 30 UMKM Tenant (UM KM yang masuk program Inkubator Bisnis) dibawa ke Kripik Balado Mahkota dan AA Catering. Kunjungan lapangan ke dua produsen makanan olahan terkemuka di Sumbar itu dipimpin Ketua Inkubator Bisnis, Munzir Busnia, Sabtu (22/9).

“Kami membawa UMKM Tenant ini untuk melihat dari dekat bagaimana kedua pengusaha membangun usaha mereka. Kita tahu perkembangan Kripik Balado Mahkota cukup pesat  dan telah memakai permesinan dalam proses produksinya. Sementara AA Catering melangkah mantap dengan ISO-nya,” ujar Munzir ketika memperkenalkan diri dan tujuan mereka datang.

Hj. Zaifunis, Wakil Pimpinan Kripik Balado Mahkota, menceritakan bagaimana dia dan suaminya, Yusral Damiri, menjalankan roda usaha mereka. Banyak kendala yang mereka hadapi. Bencana kebakaran pun dua kali menghampiri, yakni 1998 dan 2010.
Namun berkat kerjasama dan ditunjang dukungan penuh segenap karyawannya, Mahkota bisa menghadapi cobaan dan hambatan itu.

“Hasilnya ya, seperti yang bapak dan ibu-ibu lihat sekarang ini. Memang masih banyak yang harus kami benahi, terutama dalam hal manajemen perusahaan. Namun kemajuan yang diperoleh sehingga proses produksi tidak dilakukan secara manual lagi membuktikan betapa dukungan karyawan berkontribusi besar bagi perkembangan usaha kita,” ujar dosen Jurusan Biologi FMIPA UNP ini.

Zaifunis mengajarkan para UKM Tenant untuk rajin mengoptimalkan resep makanan dan membuat catatan kecilnya. “Menurut pengalaman kami, bahan baku yang berbeda tempat dan tanggal pembeliannya bisa jadi berpengaruh terhadap rasa masakan. Di sinilah kepiawaian kita menambah atau mengurangi bumbu atau resepnya,” ujarnya.

Mahkota pun lebih memilih membakar produk return atau expire (kadaluarsa). Dan nilai produk yang dibakar itu dihitung lalu dimasukkan sebagai modal. Dengan cara ini, menurut Zaifunis, pelaku usaha akan terhindar dari kerugian yang banyak.

Dalam hal menentukan expire, Zaifunis selalu mencatat tanggal produksi dan menyisihkan tiga produk yang akan ditempatkan pada tempat berbeda di rumahnya. Tempat yang dia pilih mewakili kondisi tempat penitipan produk. Jika warnanya berubah, maka Zaifunis akan memerintahkan sales untuk mengecek ke lapangan, dan sales harus menarik produk jika memang berubah pula warnanya.

Ditambahkan oleh Arismen, Pimpinan Harian Kripik Balado Mahkota, bahwa perusahaan mereka menerapkan sistem FIFO (First In First Out). Yang lebih dulu diproduksi, lebih awal dipasarkan. Tempat penyimpanan produk harus bagus dan kedap udara serta harus dijaga kebersihan dan sirkulasi udaranya.
Arismen yang juga pendamping pada inkubator bisnis hasil kerjasama UPT Kewirausahaan Universitas Andalas dan Dinas Koperasi UMKM Sumbar ini mengingatkan agar pada setiap tahapan produksi, karyawan harus memperhatikan kebersihan tangan mereka untuk menjaga mutu dan rasa produk.

Sementara di AA Catering, para UMKM Tenant mendapatkan ilmu  memilih segmentasi konsumen dan mengawal proses produksi dari awal untuk menghasilkan produk dan layanan berkualitas prima kepada konsumen.

Internal Auditor AA Catering, Yon Hendri menjelaskan, perusahaan itu menggunakan Standar Operational Procedure (SOP) yang telah baku. Berbekal SOP yang nyaris menelan waktu tiga tahun untuk menyusunnya itulah AA Catering bisa meraih sertifikat ISO dan menerapkan sistem franchise.
Yon yang mewakili General Mana jernya Rinaldi Iswara juga buka rahasia cara mengelola karyawan. AA Catering memakai HRD untuk menangani 120 karyawannya. HRD lah yang berperan menilai kinerja karyawan, menerapkan sistem reward (bonus) dan sanksi.

“AA Catering menerapkan perhitungan bonus mingguan. Jika target tercapai, karyawan dapat bonus sesuai jabatan dan masa pengabdian. Ketika mereka terlambat atau tidak masuk, bonus atau gaji akan dipotong dan dibagikan kepada karyawan lainnya. Bagi yang telah sepuluh tahun bekerja dapat hadiah motor. Semakin lama mengabdi makin besar hadiah bagi karyawan tersebut,” ujar Yon.

Tak hanya itu, AA Catering juga telah menggunakan sistem komputerisasi. “Memang belum semuanya, namun akan terus dikembangkan demi meningkatkan layanan bagi konsumen kami,” kata Yon.

Yon Hendri membawa pelaku UMKM ke dapur AA Catering
Dari kunjungan tersebut, Mira Indra, produsen kripik dari Kota Solok seolah disadarkan bahwa butuh keuletan dan kesabaran tinggi dalam mengelola usaha. Dia mendapat semangat baru bagi pengembangan usahanya. Mira mengaku seakan dibawa memikirkan usaha miliknya bisa seperti Mahkota.

Sedangkan Yunailus, produsen jamu tiram crispy dari Kabupaten Agam, mendapat semangat baru dalam mengembangkan usahanya. “Saya hanya mengalami diputus kontrak oleh Cristine Hakim lantaran produk yang saya kirim cepat berminyak dan sempat putus asa lantaran penjualan crispy yang tertinggi di Cristine tersebut,” ujarnya.

Yunailus merasa mendapat suntikan semangat baru. Dia berharap semoga ini awal yang baik untuk mengembalikan kepercayaan diri dan produknya. Yunailus kian optimis bisa memenuhi kerjasama kontrak yang didapatnya dari Mahkota awal September lalu. (zulfadli)


(Diterbitkan di Harian Singgalang Edisi Senin 24 September 2012, pada halaman C-24)

Pelatihan bagi UMKM Tenant Inkubator Bisnis Ditutup

Pelatihan Pengembangan Teknologi dan Peningkatan Mutu bagi UMKM Tenant Inkubator Bisnis yang telah berlangsung sejak Jumat (21/9), berakhir. Kegiatan kerjasama antara UPT Kewirausahaan Universitas Andalas dan Dinas Koperasi UMKM Sumbar tersebut ditutup, Senin (24/9).

‘’Kami mengapresiasi 30 UMKM yang mau ikut program Inkubator Bisnis ini. Besar harapan kami mereka menjadi pelaku usaha sukses dimasa datang,’’ ujar Desmadi Idrus, Sekretaris Dinas Koperasi UMKM Sumbar mewakili kepala dinas.

Desmadi mengingatkan agar pelaku usaha serius mengikuti pelatihan. Dengan keseriusan mereka, mudah-mudahan inkubator bisnis yang mulai dilaksanakan lagi tahun ini bisa berlanjut. Dengan demikian, diharapkan pelatihan UMKM ini berkelanjutan.

‘’Membina UMKM ini butuh waktu lama, karena harus dilakukan bertahap. Banyak hal harus dibenahi agar pelaku usaha terutama mikro dan kecil bisa bersaing di pasaran,’’ ujar Desmadi.

Harapan Desmadi itu didasarkan karena ada tiga pelatihan lagi yang harus dijalani mereka. Para UMKM Tenant masih akan diberikan pelatihan pembuatan rencana bisnis, pelatihan pembuatan proposal dan temu bisnis dengan lembaga pembiayaan.

Pelaku usaha mikro juga diminta Desmadi agar meningkatkan mutu/kualitas produk. Selain itu, mereka harus mulai mengupayakan legalitas usaha, label halal, merek yang telah dilindungi HAKI. ‘’Hal ini perlu dilakukan oleh pelaku usaha. Merek memang belum masalah ketika skala usaha masih kecil. Namun akan susah jika maju nanti ada yang memakai merek itu dan mendaftarkanya atas nama dia. Legalitas, label halal dan lainnya berguna jika ingin masuk ke jaringan ritel moderen,’’ tambah Desmadi.

Sementara dari sisi peserta, pelatihan yang diselenggarakan Tim Inkubator Bisnis mampu membangkitkan semangat mereka mengembangkan usahanya.

Yohannes dari RA Bread berharap kunjungan ke lapangan dilakukan setelah ada perubahan ke arah yang baik. Karena, dari dua perusahaan makanan yang dikunjungi, sungguh jauh kelasnya dibanding mereka.
Namun Desi Indrayeni, produsen Kurma Kurma dari Agam menyatakan, kunjungan lapangan sangat berguna. Meski dari segi bisnis sungguh jauh perbedaannya, namun UMKM bisa belajar banyak dan terpacu agar bisa maju seperti Kripik Balado Mahkota dan AA Catering yang mereka kunjungi Sabtu lalu.

“Apalagi pada sesi penutup kami diberikan materi memenangkan persaingan lewat mutu produk oleh pak Aisman,” kata Desi. (zulfadli)


(Diterbitkan di Harian Singgalang Edisi Selasa 24 September 2012, pada halaman A-10)

Azwir Dainy Tara Kunjungi Jorong Tujuah Muaro

Anggota Komisi VII DPR-RI HM. Azwir Dainy Tara berkunjung ke Jorong Tujuah Muaro Mangguang Kecamatan Lubuk Sikaping, Minggu (23/9). Kedatangannya yang dalam rangka halal bi halal itu mendapat sambutan yang cukup antusias dari tokoh masyarakat, niniak mamak dan masyarakat setempat.

Azwir Dainy Tara yang datang didampingi Ny. Inggit Sukmawati Sudarwo, putra sulungnya HM Yamin Feriyanto Tara, Altara Team Rescue, disambut atraksi Silek Manyongsong dan Siriah dalam Carano oleh pemuda dan pemudi Jorong Tujuah Muaro Mangguang.

Camat Lubuk Sikaping Afriani Azhar pada saat penyambutan menyebutkan, kedatangan HM.Azwir Dainy Tara beserta rombongan merupakan suatu kehormatan bagi seluruh elemen masyarakay Jorong Tujuah Muaro Mangguang khususnya dan Kabupaten Pasaman.

"Selama ini kami hanya tahu bapak dari pemberitaan-pemberitaan di media cetak, tapi saat ini bapak hadir langsung bersama kami untuk meningkatkan jalinan silaturahmi," kata Afriani Azhar, Camat Teladan Kabupaten Pasaman itu.

Disebutkannya, secara keseluruhan masyarakat Pasaman sangat terbuka dan mendukung dengan berbagai program pembangunan yang dilakukan pemerintah baik daerah maupun dari pusat.

"Melalui Pak Azwir kita berharap bisa menfasilitasi berbagai program dan bantuan dari pusat untuk pembangunan di Pasaman ini, sebab daerah ini sangat membutuhkan bantuan dalam memacu pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," jelasnya.

Pada kesempatan itu Afriani juga meminta Azwir Dainy Tara untuk juga mengunjungi nagari-nagari lain yang ada di Kecamatan Lubuk Sikaping. "Daerah kami cukup luas pak, Lubuk Sikaping memiliki 7 nagari dan puluhan jorong. Tidak adil rasanya kalau bapak berkunjung ke Jorong Tujuah Muaro Mangguang saja, nanti nagari lain komplain kepada saya," sebutnya yang juga disambut tepuk tangan hadirin.

Bagi Azwir Dainy Tara sendiri, kunjungan yang dilakukannya ke berbagai daerah merupakan bentuk penyerapan aspirasi masyarakat sebagai wakil rakyat. Kunjungan itu dilakukan dengan tidak menbeda-bedakan daerah pemilihan maupun daerah simpatisan.

"Setiap Sabtu dan Minggu saya selalu menyempatkan diri turun ke daerah-daerah untuk menyerap langsung aspirasi masyarakat, baik itu di Dapil Sumbar satu dan Sumbar dua," kata Azwir Dainy Tara. Sebagaimana biasanya, Azwir Dainy Tara juga menyerahkan bantuan sebesar Rp.2,5 juta kepada panitia pelaksana kegiatan. (zulfadli)

Bisnis Butuh Kreativitas

Written By zulfadli on Sabtu, 22 September 2012 | 23.44

| Sabtu | 22 September 2012 |

Menjalankan bisnis saat ini sangat menuntut kretifitas. Siapa yang kreatif dialah yang bisa menciptakan peluang lebih banyak.

Hal demikian dikemukan oleh the great motivator & trainer Dedi Vitra johor dalam seminar motivation of your business, Minggu (16/9) di Gedung Pramuka Padang. Seminar terselenggaran berkat kerjasama Jaringan Pengusaha Muslim Indonesia bersama DvJ inspiring dan ASB Consulting,

Ketua JPMI Padang, Faizal Ismail mengatakan,"Kegiataan ini sengaja kami selenggarakan dalam upaya memberikan pencerahan, penanaman sikap berani untuk memulai usaha bagi yang belum berusaha dan menyiapkan trik marketing dan strategi khusus untuk tetap bersemangat di dalam mengembangkan bisnis. Pak Dedi adalah master di bidang marketing. Dia memahami sekali aspek penjualan dan ahli finance  sekaligus ahli di bidang konsultan manajemen."

Seminar motivation of your business yang dihadiri lebih dari 150 orang ini berasal dari beberapa kabupaten kota di Sumbar mendapat respon yang luar biasa dari peserta. Antusiasnya peserta didalam mengikuti seminar terlihat dari keterlibatan mereka pada setiap gerak yel yel yang diberikan

Doni, pengusaha fresh laundry & clean di Padang mengatakan, "Kami sudah sering mengikuti banyak seminar namun seminar kali ini sangat inspiratif. Memunculkan ide baru, membakar semangat kami non stop, full day (sehari penuh). Dan sangat penting di dalam memasarkan produk perusahaan kami."

Pada kesempatan yang sama, Seminar Project Manager ASB, Ms Riza menyatakan bahwa kegiatan ini dilakukan dalam rangka road show asb community di berbagai kota di Indonesaia. Road Show ini telah diikuti lebih dari 3000 peserta seminar bersama founder asb consulting Dedi Vitra Johor. "Target kami seminar the great ini mencapai 5.000 peserta dan dalam minggu ini  beberapa kota sudah menghubungi kami, menyusul Pariaman, Pesisir Selatan, Bukittingi, Pasaman, Payakumbuh. Mereka meminta kehadiran Mr Dedi di dalam seminar motivation of your business. (*)

Pelaku UKM Harus Perhatikan Bahan Aditif

| Sabtu | 22 September 2012 |

Pemakaian bahan aditif seperti pemanis, pengawet dan pewarna diizinkan bagi produk makanan olahan. Namun mereka harus hati-hati dalam menggunakannya. Harus tahu merek dan jenisnya sehingga yakin bahwa bahan aditif itu aman dikonsumsi.

Hal itu ditekankan betul oleh Hasbullah, Dosen THP Fakultas Pertanian Universitas Andalas yang jadi narasumber dalam Pelatihan Pengembangan Teknologi dan Peningkatan Mutu Tenant Inkubator Bisnis, di Hotel Plan B Padang, Jumat (21/9). 

“Pemakaian zat aditif itu tidak bisa dihindari. Terutama bagi produk yang mengandung minyak. Jika produk itu lama terpapar cahaya, maka lambat laun warna produk biasanya berubah. Perubahan yang signifikan terutama yang bisa dilihat secara kasat mata, maka produk dinyatakan kadaluarsa meski rasa dan bau tidak berubah,” ujar Hasbullah.

Hasbullah mencontohkan produk kripik balado. Cabenya bisa berubah warna jika terpapar cahaya dalam waktu lama. Untuk itu perlu dipakai zat antioksidan seperti BHT (Butyl Hydro Toluen). Namun, kata Hasbullah lebih bagus lagi jika memakai zat pewarna yang mampu mempertahankan warna cabe itu agar tetap cerah.

Menurut pengalaman Hasbullah dan juga pelaku UKM yang ikut pelatihan adalah zat pewarna itu dijual curah. Biasanya diberi merek saja. Tanpa mencantumkan nomor indeks kimianya dan berapa kadar yang diizinkan per kg berat.

Lantaran ketidaktahuannya, pelaku UKM memakai dalam takaran yang menurut dia warna produk kelihatan bagus. Begitu juga pengawet lainnya seperti benzoat pada minuman dan borax yang biasa digunakan mempertahankan tekstur dan kekenyalan produk makanan.Selain murah, borax juga tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna. Hingga disukai pula sebagai pengawet dibanding formalin.

“Hal ini harus jadi perhatian produsen makanan, karena jika mengurus PIRT mereka harus ikut penataran dan lulus ujian. Setelah itu ditinjau dapur produksinya. Jika pemakaian zat aditif ini sembarangan, bisa-bisa izin tidak keluar,” ujarnya.

Pembukuan
Dalam pelatihan itu, Ketua Tim Inkubator Bisnis, Munzir Busnia, menagih peserta tugas membuat pembukuan usahanya. Tugas yang telah diberikan pada pelatihan Juli lalu, diperiksa.

“Tujuan dibentuknya inkubator bisnis sebagai kerjasama Universitas Andalas dengan Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar adalah pendampingan. Pendampingan yang kita lakukan nantinya bermuara pada kemamapuan peserta membuat pembukuan dan rencana bisnis. Itu yang akan digunakan untuk mendapat perkuatan modal dari lembaga perbankan atau CSR BUMN,” kata Munzir. (zulfadli)


Rendang Ikan Pucuak Ubi Christine Hakim; Alternatif Bekal Buat Calon Jamaah Haji

Written By zulfadli on Jumat, 21 September 2012 | 07.15



| Jumat | 21 September 2012 |
Rendang Padang sudah nomor satu. Dunia mengakuinya. Namun kita jangan terpaku sampai di situ, berbagai inovasi harus dilakukan. Itulah yang dilakukan oleh Christine Hakim, pengusaha kecil yang tenar oleh kripik baladonya.

“Kita harus melakukan inovasi-inovasi agar rendang terus menjadi makanan favorit penduduk dunia. Kan ada yang gak suka daging, kita buat rendang yang bukan dari daging. Saya telah coba rendang lokan gulai paku dan yang terbaru rendang ikan pucuak ubi (daun singkong),” ujar Christine kepada Singgalang, Kamis (20/9).

Christine menegaskan produk ini baru dibuatnya untuk yang kedua kalinya. Ide awalnya terlintas awal September sewaktu dikontak untuk mengikuti Pameran Semarak Ranah Minang di komplek perumahan Summarecon, Serpong, yang berlangsung 14 September hingga 7 Oktober. Christine bertekad harus menampilkan hal yang baru pada produknya.

Lantaran memang sudah tabiat Christine, apa yang terlintas itu coba diwujudkan dulu. Maka dibuatlah rendang ikan pucuak ubi. Soal bumbu dia tidak perlu khawatir lagi, karena sudah lebih dua tahun menggeluti produksi rendang di dapurnya sendiri.

Tak disangka-sangka produk coba-coba itu disambut antusias para tamu yang hadir di lokasi pembukaan pameran itu. Sewaktu ditawarkan rendang, ada tamu yang menolak karena dia tidak makan daging. Namun setelah diberitahu bahwa rendang terbuat dari ikan dan daun singkong, sang tamu mau mencobanya bahkan akhirnya memakannya bersama nasi.

Kejadian selanjutnya yang membuat Christine bertambah senang. Banyak yang minta bahkan wartawan media cetak dan elektronik ikutan mencicipinya. Dan setelah itu mewawancarai pengusaha rumah makan banda sapoeloe itu. Acara pembukaan pameran itu seperti berubah semacam launching bagi rendang ikan banda sapoeloe.

Karena membawa persediaan terbatas, maka banyak juga yang tidak kebagian. Untuk itu Christine bertekad menjadikan rendang ikan pucuak ubi sebagai produk berikutnya. Kemaren dia masak lagi, sejumlah konsumen yang berbelanja di tempatnya disuguhi produk baru tersebut.

Salah seorang dari mereka, Leni Harni, pengusaha perabot, menyatakan rendang tersebut enak dan nikmat. Racikan bumbunya membuat pucuk ubi seakan menyatu ke rendang tersebut. “Ini bisa jadi pilihan bagi mereka yang mau pergi haji nih. Umumnya calon jemaah haji kan bawa rendang, serundeng atau makanan lainnya yang tahan lama. Dan bagi yang tidak suka daging bisa memilih rendang ikan ini,” ujar Leni.

Masalah kualitas, Christine menegaskan sangat memperhatikannya. Itu hal utama yang ditekankan kepada mitra UKM Sumbar yang mau menitip barang di butik makanannya. Christine mengatakan ikan sisiak yang dipilihnya harus baru. Begitu juga dengan kelapa serta bahan lainnya harus yang bagus. Dia juga mengklaim produk yang dibanderol Rp50.000 per botol itu bisa tahan selama 3 minggu. (zulfadli)

( Diterbitkan Harian Singgalang Edisi Jumat 21 September 2012, pada halaman A-11)

Timba Pengalaman Pengusaha Sukses; UKM Harus Bermitra dan Fokus

Written By zulfadli on Rabu, 19 September 2012 | 08.03

Saat ini sangat sulit membesarkan usaha sendiri. Jika ingin maju, pelaku usaha harus bisa menjalin kemitraan dengan pelaku usaha lain yang lebih maju dibanding dia.
Hal ini terungkap dalam acara Timba Pengalaman Pengusaha Sukses yang diadakan Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar, di sebuah hotel berbintang di Kota Padang, Selasa (18/9).

“Kemitraan lebih mengarahkan kita kepada jalan sukses. Saya pun bisa menapaki sukses setelah bermitra. Keuntungan yang saya peroleh adalah mitra saya tentu tidak ingin rugi, untuk itu dia perlu melihat, mendampingi bahkan ikut membereskan hal-hal yang bisa menghambat perkembangan usaha kita,” ujar Irwan Khalis, pengembang pasar tradisional dari Jakarta.

Irwan yang urang awak ini mengakui, usaha yang dia lakoni sejak 1992 awalnya kecil saja dan harus menjalani perjuangan yang cukup berat untuk sekadar bayar gaji karyawan. Usaha konsultan arsitektur miliknya nyaris stagnan hingga 1998. Menyikapi hal itu dia mulai ambil ancang-ancang ikut terjun menjadi developer.

Kerjaan pertama adalah rehabilitasi pasar di Jakarta Pusat. Meski telah menggandeng investor dari Malaysia, dia rugi besar lantaran data yang didapat dari pengelola pasar tidak valid.

“Saat itu saya harus menanggung hutang hingga Rp6 miliar. Dan Alhamdulillah bisa saya lunasi dengan susah payah karena track record saya sempat rusak,” kata pengembang delapan pasar tradisional di Jawa itu.

Dengan mitra kedua yang juga asal Malaysia, Irwan dapat belajar banyak hal. Mitranya ikut memikirkan dan mengendalikan arah usaha hingga berkembang. Irwan pun terus membuat perusahaan baru untuk ekspansi dan sebagai wadah penunjang kemitraan yang baru. Hasilnya, Irwan kini meraih omset Rp800 miliar.

Hal yang sama pun dialami oleh Christine Hakim, pengusaha Kripik Balado bermerek sama dengan nama salah satu artis senior Indonesia itu. Dia awalnya juga berusaha kecil-kecilan. Ibunya ke Padang tidak membawa kekayaan. “Saya sendiri hanya tamat SD, namun ibu mengajarkan saya untuk selalu rajin, disiplin dan berhemat. Itulah modal saya yang utama untuk memperbesar usaha,” ujar Christine.

Christine mengaku terlambat menikah karena sibuk mengendalikan usaha kripik baladonya. Bersama suami, dia terus fokus mengembangkan usaha tersebut. Setelah dapat nama, barulah dia kembangkan usaha lain dan menjalin kemitraan. “Setelah bermitra dengan UKM lain dan dinas terkait, usaha saya berkembang pesat. Sekarang ada sekitar 150 UKM yang menjadi mitra saya,” ujarnya.

Christine berharap para pelaku UMKM agar fokus pada satu usaha dan mampu menghasilkan produk berkualitas. Jika berkualitas dan sesuai standarnya, Christine menjamin kemasan sekaligus mau memasarkan produk mereka. (zulfadli)


(Telah Diterbitkan Harian Singgalang Edisi Rabu 12 September 2012, pada Halaman C-25)

Wagub Muslim Kasim Puji Semangat Membangun Masyarakat Batu Basa

Written By zulfadli on Selasa, 18 September 2012 | 17.05


| Selasa | 18 September 2012 |

Kepedulian terhadap kampung halaman yang diperlihatkan masyarakat Batu Basa Nagari III Koto Aur Malintang, Padang Pariaman patut diapresiasi. Semangat membangun kampung mereka luar biasa. Masyarakat yang ada di daerah ini bahu membahu dengan tokoh-tokoh perantaunya.

Apresiasi ini disampaikan Wakil Gubernur Muslim Kasim, pada saat memberikan sambutan pada acara Alek Batagak Kudo-Kudo Kantor Walinagari III Koto Aur Malintang, Kecamatan IV Koto Aur Malintang Kab. Padang Pariaman, Senin (17/9) sore. Hadir dalam kesempatan tersebut, Sekdakab, Staf Ahli Gubernur Bidang Pemerintahan Drs. H. Rosman Effendi, SH, Msi, MM, Kepala Biro Humas Irwan, S.Sos, MM, Anggota DPRD Sumbar asal Padang Pariaman, Tokoh Masyarakat Kolonel Purn. H. Jerly Basri, beberapa kepala SKPD dilingkungan Pemkab, Camat, Walinagari se kab Pd. Padang Pariaman.

Lebih jauh Muslim Kasim menyampaikan, tradisi badoncek dan memberikan perhatian dalam meningkatkan pembangunan di daerah ini, perlu terus dilestarikan. Karena pembangunan yang berbasis pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu hal yang terpenting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Kondisi hari ini, kita lihat serba masih kekurangan. Tentu tidak akan berlangsung lama, jika kita semua ikut serta sato sakaki dalam setiap pelaksanaan pembangunan daerah. Kita yakin daerah Batu Basa yang memiliki banyak potensi ekonomi seperti coklat, kulit manis, kelapa, jagung, dan lain-lain, tentunya akan membawa daerah ini sebagai basis ekonomi masyarakat dimasa datang,” ujar Wagub
.
Namun, wagub juga mengingatkan bahwa masih banyaknya lahan-lahan kosong yang belum produktif, tentu ini harus menjadi perhatian masyarakat bagaimana usaha –usaha lain yang mampu lebih mengairahkan pertumbuhan ekonomi daerah ini. Banyak program-program dari pemprov, yang sesungguhnya dapat diraih, seperti usaha perikanan darat, perkebunan, jeruk ataupun buah-buah lain yang cocok dengan daerah ini, hanya tinggal kemauan dan kerja keras masyarakat meningkatkan usaha ekonomi mereka.

Muslim Kasim juga menyampaikan, daerah Batu Basa ini dahulunya merupakan daerah basis perjuangan yang hebat. Dimana masyarakatnya amat peduli akan nilai-nilai perjuangan, maka daerah ini seharusnya mendapat perhatian yang lebih besar lagi dalam peningkatan sarana dan prasarana pembangunan dari pemerintah.

“Oleh karena itu mari kita bersama-sama susun program pembangunan yang lebih baik. Satu persatu kita wujudkan, perlahan-lahan tapi pasti. Pembangunan kantor Walinagari III Koto Aur Malintang , dengan swadaya masyarakat ini suatu simbol bahwa masyarakat berperan mamajukan pembangunan kampung halamannya. Mudah-mudahan ini akan menjadi kebanggaan dan motivasi bagi pembangunan nagari-nagari lain di Sumatera Barat,” ungkapnya.

Pembangunan Kantor Walinagari yang telah lebih 5 tahun terbengkai tersebut, awalnya hanya bermodal Rp.22 juta, saat ini telah sampai pada tahap penyelesaian dengan menelan biaya lebih kurang Rp.250 juta. Dukungan dana terus mengalir, bantuan Pemkab Pd Pariaman, Rp. 5 juta, dukungan masing-masing jorong rata Rp. 4 juta , dan juga dukungan para perantau.

Dalam kesempatan tersebut Wagub Muslim Kasim juga melakukan peletakan batu pertama pembangunan Kantor UPTD Dinas Pendidikan, dan Kantor Babinsa Koramil Batu Basa, yang hancur akibat gempa beberapa waktu lalu. (Humas Sumbar)

Stroke Bisa Diobati

Written By zulfadli on Senin, 17 September 2012 | 17.00


| Minggu | 17 September 2012 |

Stroke telah menjadi pembunuh nomor dua di dunia. Selain membahayakan penderita, stroke juga menjadi beban bagi keluarga penderita. Agar tidak terserang stroke, Glorie Tour menggandeng Pantai Hospitals dan Gleneagles Hospitals Malaysia mengadakan acara berbagi  informasi pencegahan stroke dengan gaya hidup sehat, di gedung milik Keluarga Tan, Jalan Kelenteng Padang, Sabtu (15/9).

"Stroke berbahaya bagi penderita dan keluarganya. Stroke bisa menghalangi tiga anggota keluarga untuk bekerja karena harus merawat yang terkena stroke, karena itulah diadakan acara ini. Sehingga masyarakat sadar pentingnya mencegah daripada mengobati stroke," ujar Sng Kim Hock, neurologist Pantai Hospitals Kuala Lumpur.

Menurut Sng, faktor resiko terkena stroke bisa disebabkan oleh darah tinggi, kencing manis, kolesterol tinggi, sakit jantung, banyak minum alkohol, banyak merokok, gemuk dan kurang olahraga, usia lanjut dan pembekuan darah serta faktor genetik. "Stroke bisa dihindari dengan mengurangi faktor-faktor resiko stroke ini. Cara mencegahnya tak lain adalah dengan menjaga makanan dan menerapkan pola hidup yang sehat sejak muda," ujar dokter yang juga bisa mengobati penyakit parkinson itu.

Bahkan pencegahan stroke itu bisa juga dilakukan begitu ada tanda-tanda peringatan seperti badan ada yang kebas/kaku meski telah digerakkan berulang-ulang, mata tiba-tiba tidak bisa melihat, sakit kepala berulang, tangan atau kaki lemah sebelah. Orang yang ada gejala-gejala itu sebaiknya cepat dibawa ke rumah sakit. "Jangan sampai terlambat. Stroke masih bisa diobati dengan injeksi setelah terkena gejalanya tiga hingga empat jam . Bahkan dengan angiogram dapat diselamatkan paling lama delapan jam setelah serangan stroke," tegasnya.

Sng mengingatkan sekali bila pentingnya menjaga kesehatan, mengatur pola makan, banyak makan sayuran dan buah-buahan, rajin minum obat dan olahraga ringan jika sudah ada tanda-tanda stroke tersebut. Sebab, hingga tiga bulan pertama masih ada harapan sembuh. Malah ada juga yang bisa sembuh pada tahun pertama.

Agar tidak terkena stroke, Sng juga menyarankan untuk mencek tekanan darah, menjalani stress test, ECG. Untuk tingkat lanjut bisa minta tes Doppler (untuk mengetahui penyumbatan darah di leher), serta MRI dan MRA untuk mengetahui ada tidaknya penyumbatan darah di kepala.
Apa yang disampaikan Sng pada acara berbagi informasi seputar stroke disambut antusias oleh peserta. Wahyudi, peserta dari keluarga Tjoa, menyatakan gembira dengan diadakannya acara ini. "Banyak informasi bermanfaat yang bisa didapatkan untuk menjalani hidup lebih sehat," katanya.

Salah seorang tokoh muda Keluarga Tan, Agus Sutanto membenarkan bahwa Himpunan Keluarga Tan menyambut baik acara berbagi informasi kesehatan dari Pantai Hospitals. "Toako kami, David Tanzil mendukung penuh acara yang digagas Glorie Tour. Meskipun dilaksanakan oleh keluarga atau kongsi suku lainnya, seperti Tjoa, Gho, Lim, Lie dan lain-lain," ujar Agus yang juga dosen Fakultas Teknik Universitas Andalas itu.(zulfadli)

Glorie Selenggarakan Pemeriksaan Murah Meriah dari Pantai Hospital

Written By zulfadli on Jumat, 14 September 2012 | 11.35

Glorie Tour sebagai pusat informasi kesehatan dari Pantai Hospitals dan Gleneagles Hospitals di Sumatera Barat mengadakan check-up murah meriah. Acara ini dilaksanakan di Plasa Andalas Lt.1 Ruang 3 pada 14-16 September 2012.

Menurut Petrus Hendra Tjuaca, acara ini diselenggarakan untuk mendekatkan warga minangkabau dengan rumah sakit di Malaysia. Orang minang akan lebih mudah berobat ke Malaysia karena negeri jiran itu memiliki rumah sakit nomor dua terbesar di dunia.

"Masyarakat minangkabau yang akan berobat di Pantai Hospitals atau Gleneagles bisa memilih Rumah sakit Pantai Hospital di Negeri Sembilan. Di sana mereka akan merasakan ada di kampung sendiri, karena banyak etnis minangkabau ada disana," ujar Petrus.

Petrus menegaskan, acara merupakan rangkaian kegiatan Pantai Hospitals dan Gleneagles Hospitals untuk memberi informasi tentang pentingnya pemeliharaan kesehatan kepada masyarakat Sumbar atau Minangkabau. Makanya ada kegiatan seminar Pemeliharaan Kesehatan Jantung lewat Pola Hidup Sehat di Jalan Kelenteng no.27. Seminar dilaksanakan pada 15 September 2012 pukul 18.00-21.00 WIB. 

Pada masa promosi ini, masyarakat bisa memeriksakan kesehatan mereka dengan peralatan canggih dengan harga yang jauh lebih murah. Buat pria, pemeriksaan kesehatan lengkap hanya dibanderol, Rp2.000.000, sementara untuk perempuan Rp2.100.000. Tak hanya itu, ada fasilitas menginap gratis semalam di Malaysia di kota mana rumah sakit yang dipilih. (*)

LEWAT SEKTOR UMKM, Pemprov Entaskan Kemiskinan

| Jumat | 14 November 2012 |

Pemprov Sumbar bertekad memajukan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) lewat Gerakan Terpadu Pengembangan UMKM guna mengentaskan kemiskinan. 

Agar tercipta sinergi yang harmonis antar dinas terkait di tingkat provinsi dan Kabupaten/Kota, Dinas Koperasi Sumbar dan UMKM Sum bar sebagai ketua mengadakan rapat koordinasi (Rakor) di Hotel Pangeran Beach, Kamis (13/9). Rakor dibuka Asisten II Setdaprov, Safrial.

“Rapat koordinasi ini amat penting untuk mensinergikan berbagai upaya yang akan kita lakukan dalam mengentaskan kemiskinan lewat pemberdayaan UMKM. Dengan  penanganan yang lintas sektoral, kita bisa lebih memaksimalkan upaya meningkatkan daya saing UM KM kita,” ujarnya.

Menurut Safrial, koordinasi ini lebih diarahkan kepada kesepahaman dan sinergisitas berbagai dinas terkait. Jika dinas atau badan lain telah membina UKM dari segi teknis, manajemen, atau permodalan, maka Dinas Koperasi bisa melanjutkannya dalah hal kelembagaan.

Misalnya, Dinas Pertanian telah membina pelaku usaha yang mengolah hasil-hasil pertanian hingga membentuk lembaga keuangan mikro agribisnis. Dinas Koperasi bisa melanjutkannya dengan cara mengarahkan pelaku usaha dan lembaga keuangan mikro tersebut membentuk koperasi yang berbadan hukum.

Dalam kesempatan itu, Safrial juga mengingatkan dinas terkait bahu-membahu menyukseskan upaya ini, terutama menyangkut data rinci UMKM yang telah diverifikasi. Kepala dinas terkait di kabupaten/kota juga diminta proaktif menyikapi perkembangan yang terjadi di provinsi, karena merekalah yang paling berhak dan bertanggungjawab atas pembinaan serta pengembangan UMKM di daerah.

“Bila ada data UMKM yang telah diverifikasi, maka kita akan mudah mengarahkan bantuan kepada mereka. BUMN yang akan menyalurkan CSR bisa memanfaatkannya. Ke depan, pelaku UMKM atau pengurus koperasi yang ikut pelatihan di UPTD Balai Diklat Koperasi Sumbar bukan hanya diberi tanda lulus pelatihan namun juga diberi sertifikat yang menyatakan mereka berhak mendapat bantuan perkuatan permodalan maupun bantuan sosial,” tegas Safrial yang juga bertindak koordinator gerakan terpadu pengembangan UMKM.

Sementara sekretaris gerakan terpadu pengembangan UMKM, Junaidi menyatakan apa yang diharapkan Safrial merupakan latar belakang diadakannya rakor tersebut. Dinas Koperasi dan UMKM  akan menjadikan keterpaduan antara koperasi yang membina UMKM. Mereka juga akan mempromosikan sejumlah UMKM/koperasi dari kabupaten/kota berdasarkan usulan dari dinas terkait yang ikut rakor. (*)

Ringkasan Peraturan Pemerintah No37/2007

Written By zulfadli on Rabu, 12 September 2012 | 07.28


| Rabu | 12 September 2012 |

Berikut ini Okebana menampilkan beberapa hal yang perlu diperhatikan dari PP  No.37 tahun 2007 yang telah mulai diberlakukan sejak 8 Juni 2012 lalu.

PASAL 1
Keselamatan Radiasi adalah tindakan yang dilakukan untuk melindungi pekerja, anggota masyarakat, dan lingkungan hidup dari bahaya radiasi.

Keamanan Sumber Radioaktif adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah akses tidak sah atau perusakan, dan kehilangan, pencurian, dan/atau pemindahan tidak sah sumber radioaktif

Proteksi Radiasi adalah tindakan yang dilakukan untuk mengurangi pengaruh radiasi yang merusak akibat paparan radiasi.

Paparan Medik adalah paparan yang diterima oleh pasien sebagai bagian dari diagnosis atau pengobatan medik, dan orang lain sebagai sukarelawan yang membantu pasien


PASAL 4
(1)   Setiap orang atau badan yang akan memanfaatkan Tenaga Nuklir wajib memiliki izin Pemanfatan Tenaga Nuklir dan memenuhi persyaratan Keselamatan Radiasi.
(2)   Perizinan Pemanfaatan Tenaga Nuklir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerintah tersendiri.
(3)   Persyaratan Keselamatan Radiasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a.       persyaratan manajemen;
b.      persyaratan Proteksi Radiasi;
c.       persyaratan teknik; dan
d.      verifikasi keselamatan

PASAL 6
(1)   Penanggung jawab Keselamatan Radiasi terdiri dari:
(a) Pemegang Izin; dan
(b)   pihak lain yang terkait dengan pelaksanaan Pemanfaatan Tenaga Nuklir.

(2) Pemegang Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a bertanggung jawab untuk:
a.       mewujudkan tujuan Keselamatan Radiasi  
b.      menyusun, mengembangkan, melaksanakan, dan mendokumentasikan program Proteksi dan Keselamatan Radiasi,  
c.       membentuk dan menetapkan penyelenggara Proteksi dan Keselamatan Radiasi  
d.      menentukan   sumber daya yang diperlukan  
e.       dst.

(3) Pemegang Izin, dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat mendelegasikan kepada atau menunjuk personil yang bertugas di fasilitas atau instalasinya untuk melakukan tindakan yang diperlukan dalam mewujudkan Keselamatan Radiasi.
(4)   Pendelegasian atau  penunjukan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tidak membebaskan Pemegang Izin dari pertanggungjawaban hukum jika terjadi situasi yang dapat membahayakan keselamatan pekerja, anggota masyarakat, dan lingkungan hidup.
(5)   Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab dalam Keselamatan Radiasi diatur dengan Peraturan Kepala BAPETEN.

PASAL 8
Pemegang Izin wajib menyelenggarakan pemantauan kesehatan  seluruh pekerja radiasi: melalui
(1)   Pemeriksaan Kesehatan
(2)   Konseling; dan/ atau
(3)   Penatalaksanaan kesehatan pekerja yang mendapatkan Paparan Radiasi berlebih

PASAL 16
(1)   Pemegang Izin wajib menyediakan personil yang memiliki kualifikasi dan kompetensi sesuai dengan jenis Pemanfaatan  
(2)   Personil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit terdiri dari:
a.       Petugas Proteksi Radiasi;
b.      Pekerja Radiasi;
c.       tenaga ahli;
d.      operator; dan/atau
e.       tenaga medik atau paramedik.

PASAL 21
Pemegang Izin dalam memanfaatkan Tenaga Nuklir, wajib   memenuhi persyaratan Proteksi Radiasi, yang meliputi:
a.       justifikasi Pemanfaatan Tenaga Nuklir;
b.      limitasi Dosis; dan
c.       optimisasi Proteksi dan Keselamatan Radiasi.

PASAL 35
Penerapan optimisasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 34 dilaksanakan melalui:
a. pembatas Dosis; dan
b. Tingkat Panduan untuk Paparan Medik.
           
PASAL 36
(1)   Pembatas Dosis ditentukan oleh Pemegang Izin setelah mendapat persetujuan dari Kepala BAPETEN.
(2)   Penentuan pembatas Dosis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak boleh melampaui Nilai Batas Dosis( NBD).
(3)   Dalam hal terdapat lebih dari satu fasilitas atau instalasi di satu kawasan, pembatas Dosis wajib ditetapkan dengan mempertimbangkan kontribusi Dosis dari masing-masing fasilitas atau instalasi.
(4)   Dalam hal personil bekerja lebih dari satu fasilitas atau instalasi, pembatas Dosis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajib diberlakukan.

PASAL 37
(1) Tingkat Panduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 huruf b hanya diperuntukkan bagi Paparan Medik dalam radiologi diagnostik dan intervensional, dan kedokteran nuklir.
(2) Tingkat Panduan untuk Paparan Medik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak diperuntukkan bagi Paparan Medik dalam radioterapi.
           
PASAL 38
(1) Tingkat Panduan untuk Paparan Medik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (1) ditetapkan oleh Kepala BAPETEN berdasarkan Standar Nasional Indonesia yang berlaku.
(2) Dalam hal Standar Nasional Indonesia belum tersedia, BAPETEN dapat menetapkan Tingkat Panduan berdasarkan standar internasional.
           
PASAL 39
Praktisi medik wajib menggunakan Tingkat Panduan untuk Paparan Medik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 pada saat melaksanakan prosedur radiologi diagnostik dan intervensional, dan kedokteran nuklir untuk mengoptimumkan proteksi terhadap pasien.

PASAL 40
(1) Untuk memastikan bahwa Tingkat Panduan untuk Paparan Medik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 sampai dengan Pasal 39 dipatuhi, UJI KESESUAIAN wajib dilakukan terhadap pesawat sinar-X untuk radiologi diagnostik dan intervensional.
(2) Uji kesesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilaksanakan oleh           penguji yang berkualifikasi.
(3) Hasil pengujian yang dilakukan oleh penguji yang berkualifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dievaluasi oleh tenaga ahli untuk menentukan keandalan pesawat sinar-X.
(4) Uji kesesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada         parameter operasi dan keselamatan.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai uji kesesuaian diatur dengan Peraturan Kepala BAPETEN

           


           



6.000 Peralatan X-Ray Belum Disertifikasi

| Rabu | 12 September 2012 |

Banyak peralatan yang menggunakan radiasi nuklir yang belum tersertifikasi. Jumlahnya sekitar 6.000 buah. Terdiri dari peralatan mammografi, General X-Ray, Dental X-ray, Mobile X-ray, CT Scan dan MRI. Hal ini diungkapkan oleh Deputi Bidang Perizinan dan Inspeksi Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), Martua Sinaga di Padang, Selasa (9/9).

“Ada 6000 peralatan X-ray yang belum disertifikasi di seluruh Indonesia. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan karena dampaknya akan dirasakan oleh pasien beberapa tahun mendatang. Probabilitasnya bisa berakibat kemandulan, atau kanker. Bahkan jikta tingkat radiasinya tinggi malah mengakibatkan kematian,” ujar Martua pada seminar program proteksi dan keselematan radiasi di bidang radiologistik dan interverensional.

Untuk itu, kata Martua, Bapeten  yang telah hadir di Indonesia sejak 14 tahun lalu selalu berupaya meningkatkan keamanan pengguna peralatan beradiasi tersebut. Baik dari segi peraturan untuk memback-up kegiatan Bapeten maupun berbagai sosialisasi hingga sanksi.

“Kita fokus pada bidang medis dulu karena banyak keteledoran pihak media saat menggunakan peralatan radiologi. Keteledoran meliputi peralatan yang tidak bersertifikat, peralatan tidak standar, takaran dosis, tenaga radiografer (petugas yang mengoperasionalkan peralatan radionlogi) yang tamatan SMA bahkan ada yang tamatan SD. Proteksi ini penting untuk menyelamatkan generasi kita di masa mendatang,” ujar Martua.

Adapun sanksi bagi penanggung jawab peralatan radiasi yang abai akan dilaporkan ke pihak kepolisian. Salah satunya adalah RS Fina di Medan Sumatra Utara. Meski mereka sudah mengurus izin, kata Martua, namun urusan dengan penegak hukum tetap harus mereka hadapi karena telah melanggar UU no 10 tahun 1997 tentang tenaga nuklir dan PP No/37 tahun 2007 tentang ketentuan standar keamanan radiasi dan keamanan sumber zat radioaktif.

“Mumpung ada anggota DPR ikut hadir dan daerah asal pemilihannya dari daerah ini, maka manfaatkanlah dengan baik. Usulkan tentang kekurangan tenaga terampil yang harus Tamat ATRO," ujar Martua.

Menanggapi hal itu, HM Azwir Dainy Tara dari Komisi VII DPR yang juga bertindak sebagai narasumber amat mendukung kegiatan sosialisasi radiodiagnosik dan interferensial di Padang. Bahkan Azwir di hadapan peserta sosialisasi pada salah satu hotel berbintang itu berjanji akan memperjuangkannya dari segi anggaran.
“Saya akan memperjuangkannya dari segi anggaran. pada APBN-P. Jika tidak terealisasi mudah-mudahan pada 2013 bisa. Yang penting ada aspirasi dari bapak/ibu serta saudara sekalian,” ujar Azwir.
Menurut Azwir permasalahan radiasi nuklir ini tidak bisa dianggap enteng. Sebab berhubungan erat dengan keselamatan penggunanya. Abai sedikit saja, bisa fatal akibatnya bagi pasien rumah sakit.

Sumbar Relatif Aman
Ditanya tentang keamanan peralatan radiologi di rumah sakit Sumatra Barat, Martua mengatakan relatif aman. “Rumah sakit di sini telah mengurus izin. Hanya yang di RS M Djamil masih perlu diperhatikan keamanan ruangannya akibat dampak gempa 2009 lallu,” kata Martua.
Jangankan rumah sakit di kota besar di Sumbar. RSUD di Suliki saja sudah memiliki alat radiologi yang diuji tiap dua tahun di Bapeten. Tenaga radiografernya pun tamatan Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radiografik Jakarta. “Peralatan kami diuji tiap dua tahun. Sejak saya bertugas di sana pada 2006, telah dua kali anggota Bapeten ke sana," ujar Renny Mayeni, staf rumah sakit Suliki yang ikut sosialisasi Bapeten itu. (zulfadli)

(diterbitkan di Singgalang Edisi Rabu, 12 September 2012, halaman C-24)

Bapeten Sosialisasikan Program Proteksi dan Keselamatan Radiasi

Written By zulfadli on Selasa, 11 September 2012 | 23.16

| Selasa | 12 September 2012 |

Badan Pengawas Tenanga Nuklir (BAPETEN) adakan kegiatan pengembangan proteksi pengembangan Program Proteksi dan Keselamatan Radiasi di bidang Radiologi Diagnostik dan Intervensional. Acara ini diselenggarakan di Hotel Pangeran Beach, Padang, Selasa (11/9).

Menurut Ketua Panitia, Asep Saefulloh Hermawan, S.Si, MT, kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan program proteksi radiasi bidang kesehatan yang telah diberlakukan pada tahun 2012, memberitahu pengguna tentang standar tenaga kerja atau operator yang menangani pesawat sinar-x, Untuk mengetahui berapa jumlah dan dimana saja sumber radiasi pengion di seluruh Indonesia dan meningkatkan kesadaran hukum dalam pemanfaatan sumber radiasi. Adapun narasumbernya adalah Drs. Martua Sinaga, MM,
(Deputi Bidang Perizinan dan Inspeksi BAPETEN) dan Drs. Azhar, M.Sc (Direktur Inspeksi Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif BAPETEN)


Hadir dalam acara tersebut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota, Direktur Rumah Sakit di wilayah Provinsi Sumatra Barat,  Asosiasi Profesi (PDSRI, PARI, IKAFMI Pengda Sumbar), Akademisi (ATRO Padang, Fak. Teknik Univ. Andalas, FMIPA Univ. Andalas, Fak. Hukum Univ. Andalas).

Pada acara tersebut ditekankan perlunya proteksi bagi pengguna peralatan radiasi baik operatornya maupun pasien yang harus diperiksa kesehatannya dengan alat itu. Apalagi Menurut Azhar dan Martua Sinaga, peraturan yang mewajibkan adanya proteksi yang diatur menurut UU No. 10/97 dan PP No 33/2007 telah berlaku sejak 8 Juni 2012.

Menurut PP NO.33/2007, peralatan harus memiliki sertifikat/izin dari BAPETEN, operator haruslah tamatan Akademi Tenaga Radiodiagnostik dan Radiografi (ATRO). Selain itu, rumah sakit harus ada fisikawan medis yang tamat S2 dan punya pengalaman Clinically Resident selama dua tahun. 

"Bagi penanggung jawab yang peralatan radiologinya tidak punya izin, maka dia harus menghentikan operasional alat atau akan dikenai sanksi hukum," ujar Martua. (*)

MITRA OKEBANA

MITRA OKEBANA

Pituah Agamo

Oleh : Mursal
Batamu baliek sanak, kini koh wak kaji masalah rukun Islam. Sabalun mulai cubo wak bahas dulu apo nan rukun dan apo islam tuh. Acok bana wak mandanga kato2 rukun koh sanak, sayang bana kalo arti nan sabananyo wak ndak tahu.
Baca Selengkapnya>>>


BACA JUGA
Pituah Agamo Babahaso Minang I
Pituah Agamo Babahaso Minang III

World News

 
Support : Bisnis UKM | Kemenkop | Okebana RSS | Sentra UKM

Copyright © 2012. Okebana - All Rights Reserved
Template Dimodifikasi Oleh Zulfadli
Wartawan Harian Singgalang