Headlines News :

Dinas Koperasi Motivasi Sarjana untuk Berwirausaha

Written By zulfadli on Senin, 30 April 2012 | 23.55

| Senin | 30 April 2012 |

Para sarjana di Sumatra Barat diharapkan tidak menggantungkan cita-citanya jadi pegawai negeri sipil (PNS). Sebab, Dinas Koperasi dan UMKM memberikan peluang cukup besar bagi para sarjana untuk berwirausaha. Bahkan banyak sumber pendanaan yang bisa diakses untuk permodalan.

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar, Achmad Charisma mengungkapkan hal itu kepada Singgalang setelah membuka sosialisasi dan motivasi kewirausahaan bagi sarjana wirausaha di Hotel Pangeran Beach, Senin (30/4).

Upaya memotivasi para sarjana itu, sebut Achmad, sejalan dengan kebijakan Pemprov Sumbar yang mengadakan tiga gerakan terpadu yang didukung banyak SKPD. Pertama, gerakan terpadu pensejahteraan petani memotivasi petani yang biasanya bekerja tiga jam sehari di sawah atau ladang, menjadikan masa kerjanya tujuh jam sehari dengan kegiatan produktif.

Kedua, gerakan terpadu di daerah pesisir yang berorientasi pada nelayan dan keluarganya. Keluarga yang ditinggal pergi melaut oleh kepala keluarganya dimotivasi untuk berkegiatan positif yang berkontribusi bagi kesejahteraan keluarga nelayan. Ketiga, gerakan terpadu pengembangan UMKM.

Saat ini, di Sumbar ada sekitar 171.134 pengangguran. Sebanyak 7.615 orang diantaranya bergelar sarjana. “Tahun 2012 ini kita berharap bisa memotivasi sepuluh persen sarjana untuk berwirausaha. Dengan demikian kita punya sekitar 800 pelaku usaha baru. Bayangkan berapa tenaga kerja yang bisa kita salurkan untuk mendapatkan pekerjaan,” urai Achmad.


Untuk itulah Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar terus mengadakan sosialisasi dan motivasi agar para sarjana mau berwirausaha. Sehingga kian banyak usaha baru yang tumbuh di Sumbar yang pada akhirnya akan berdampak pada perekonomian daerah. "Kita adakan sosialisasi dan motivasi ini agar para sarjana yang telah mau terjun ke dunia wirausaha tidak patah arang setelah mendapatkan kenyataan membina suatu usaha tidak mudah. Kita beri mereka wawasan bagaimana berusaha yang baik. Untuk itulah kita datangkan dua motivator pada acara ini. Mereka itu Andre Rosiade dan Dedy Vitra Johor," ujar Kabid Pemberdayaan UMKM pada Dinas Koperasi UMKM Prov Sumbar, Junaidi.

Dalam membina wirausaha muda atau calon wirausaha, Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar tidak sendirian. Dinas mendapat dukungan dari BPD HIPMI Sumbar. Dukungan terhadap pembinaan pelaku usaha dinyatakan langsung oleh Ketua Umum BPD HIPMI Sumbar, Buchari Bachtar. "Kita harapkan sinergi antara dinas koperasi dan BPD HIPMI Sumbar dalam membina kemitraan antara pengusaha atau calon pengusaha. Kita bina leadership para pengusaha tersebut agar mereka bisa berinteraksi dengan baik dalam memajukan usahanya. Kemudian kita sinergikan mereka dengan pengusaha yang lebih mapan," ujar Buchari.

Bahkan Buchari siap bekerjasama dengan institusi pendidikan yang ada di Sumbar untuk menggembleng para calon sarjana. Mereka akan dibina lewat program kewirausahaan untuk dijadikan pengusaha. (*)



Diterbitkan Harian Singgalang edisi Selasa, 1 Mei 2012 pada halaman C-25

Telkom Sediakan BLC, UKM Harus Melek IT

| Senin | 30 April 2012 |

Upaya Andre Rosiade, untuk menjadikan pelaku usaha kecil dan mikro di Sumbar dapat mengakses teknologi informasi (TI) ternyata disambut baik oleh PT Telkom Sumbar.

Lewat Broadband Learning Centre (BLC), PT Telkom memberikan akses seluas-luasnya kepada pelaku usaha mikro, kecil dan koperasi di daerah ini.

“Saya sangat mendukung upaya Andre Rosiade dengan gerakan nasional Ayo Jadi Pengusaha-nya. Apalagi Andre ingin agar pengusaha di ranah Minang bisa mengakses kemajuan bidang informasi dan teknologi (IT) seluas-luasnya, menjadikan pengusaha melek IT. Ini sejalan dengan program Telkom. Oleh karena itu, kami menyediakan sarana dan prasarana untuk upaya ke arah itu,” ujar Officer Modern Channnel PT Telkom Sumbar, Joni Rusjan, Sabtu (28/4).

Menurut Joni, sejak 2008, BUMN ini telah menyediakan labor komputer yang dilengkapi jaringan internet. Labor ini bisa digunakan siapa saja yang ingin belajar IT, e-commerce dan hal lain yang berhubungan dengan internet. “Ini merupakan program CSR Telkom,” ujar Joni.

Secara  kebetulan, Andre menjadi pemateri dalam pelatihan yang diadakan Balai Diklat Koperasi Sumbar beberapa waktu lalu. Para pelaku usaha mikro yang dilatih saat itu diminta Andre untuk mulai memanfaatkan penjualan online bagi produk mereka. Mereka diarahkan untuk belajar e-commerce kepada Joni Rusjan.

Hasilnya, 21 April lalu, pelaku usaha mikro yang selesai mengikuti pelatihan akuntansi diboyong Andre dan Joni Rusjan ke labor komputer Telkom di Jln. KH. Ahmad Dahlan No. 17 Padang.
Joni Rusjan ingin program pelatihan tersebut berkesinambungan. Tentu saja upaya Andre dan Joni ini mendapat sambutan positif dari Kepala UPTD Balai Diklat Koperasi Sumbar, H. Erman. “Kita menyambut baik upaya mendekatkan pelaku usaha dan koperasi di Sumbar ini dengan dunia informasi dan teknologi,” kata Erman.

Bagi Joni, apa yang dia lakukan saat ini amat membantu program Telkom dalam memasyarakatkan IT dan internet. (zulfadli)

Telah diterbitkan di Singgalang Edisi Senin, 30 April 2012 di halaman D-29

Waserda Harus Bisa Jadi Distributor

Written By zulfadli on Minggu, 29 April 2012 | 22.29

| Minggu | 29 April 2012 |

Koperasi yang mengelola warung serba ada (waserda) diharapkan dapat mengembangkan diri, dengan harapan nanti ada koperasi yang mampu menjadi distributor yang akan memasok UKM Mart di Sumatera Barat.

Harapan itu dikemukakan Kepala UPTD Balai Diklat Koperasi Sumbar, H. Erman SE. MM ketika menutup pelatihan bagi pengurus koperasi pengelola UKM Mart, Jumat (27/4).

"Kita sangat mengharapkan ada koperasi yang mampu menjadi distributor bari UKM Mart di Sumbar. Memang saat ini baru ada enam UKM Mart, tapi dengan adanya sinergi berbagai pihak akan tumbuh berbagai wasera yang beroperasional laiknya UKM Mart," ujar Erman.

Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar, kata Erman, sangat peduli dengna kehadiran UKM Mart. Tahun 2011 ada enam unit yang dibentuk di Sumbar yakni PKP RI, Kopediko, KPN Balaikota Padang Panjang, KPN Saayun Salangkah Bukittinggi, KPN STAIN Batusangkar, dan Kogusda Solok. Tahun ini dinas langsung mengadakan pelatihan bagi pengurus koperasi pengelola UKM MArt tersebut.

"Kalau tidak kita lanjutkan dengan pemberian materi pelatihan bagi pengelolanya, maka suasana bersih, terang dan nyaman di UKM Mart tidak banyak artinya bagi pengembangan UKM Mart itu sendiri. Alhasil bantuan yang diberikan Kementerian Koperasi dan UMKM RI akan sia-sia belaka," kata Erman.

Dalam melatih pengurus koperasi pengelola UKM Mart ini, Balai Diklat Koperasi tidak main-main. Pematerinya didatangkan langsung dari perancang program UKM Mart. (*)

Diterbitkan pada Harian Singgalang pada  tanggal 28 April 2012 di halaman B-17

PT Traktor Nusantara Buka Lowongan Kerja

Written By zulfadli on Jumat, 27 April 2012 | 11.25

Lowongan kerja di PT Traktor Nusantara. Posisi yang ditawarakan adalah KASIR. 
Syarat : D3 semua jurusan, IPK min 2,75, usia max 25, mahir MS Office, 
Kirim lamaran : surat lamaran + CV + pas foto max 1MB ke febrico.handra@traknus.co.id atau ke Jl. By Pass KM.7, Pisang, Pauh, Padang, cantumkan "KASIR" di pojok kiri atas amplop, paling lambat 15 Mei.

UKM Mart akan Jadi Pesaing Ritel Modern

| Jumat | 27 April 2012 |

Warung serba ada (Waserda) yang dikelola oleh berbagai koperasi di Indonesia secara bertahap akan dijadikan UKM Mart. UKM Mart merupakan gagasan yang mengimplementasikan cara-cara bisnis ritel modern untuk memasarkan produk UKM dan produk pedagang besar lainnya.

Kementerian Koperasi dan UMKM ingin menjadikan UKM Mart sebagai ajang untuk membangun jaringan distribusi antara koperasi dan UKM di Indonesia. Bahkan ada kemungkinan UKM Mart bisa menyaingi jaringan distribusi peritel modern di Indonesia saat ini.

Hal ini terungkap dari pernyataan Deputi Menteri Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha Kementerian Koperasi dan UKM RI, Neddy Rafinaldy Halim. “Seandainya saja 10 persen dari seluruh koperasi (188.181 koperasi -red) di Indonesia punya waserda, maka akan ada 18.000 outlet yang berpotensi dijadikan UKM Mart. Kita akan memiliki jaringan distribusi yang lebih banyak dari jaringan ritel modern yang hanya punya sekitar 4.000 outlet,” ujar Neddy, Kamis (26/4).

Neddy menjelaskan bahwa dendeng balado akan bisa dinikmati oleh konsumen di Jayapura dengan harga yang rasional, karena dia membeli dari jaringan UKM Mart. Namun, margin keuntungan bukan dinikmati oleh peritel saja, namun juga dirasakan oleh koperasi, anggota dan pemilik barang. Uangnya masih berputar di Indonesia, bukan di negara asal peritel modern tersebut.

Hanya saja, kata Neddy, itu masih dibatasi anggaran yang dimiliki pemerintah. “Hingga April 2012 ini, telah ada 108 UKM Mart di Indonesia. Rinciannya, 28 di Sumatra, 28 di Jawa, 13 di Sulawesi, 7 di kalimantan dan 8 UKM Mart di Bali dan Nusa Tenggara,” ujar Neddy.

Namun Neddy optimis, program UKM Mart akan booming, karena saat ini saja, UKM Mart yang ada telah berkembang signifikan. “Ini terlihat dari jumlah item yang diperdagangkan, jumlah pelanggan, lama operasional UKM Mart sehari-hari, dan jumlah omset. Ada UKM mart yang omsetnya Rp12 juta sehari. Mereka ini akan dicari para pedagang besar yang meritel barangnya,” kata Neddy.

Neddy mengharapkan agar kepala dinas di provinsi, kabupaten dan kota mampu mereplikasi program ini agar percepatan pertumbuhan UKM Mart  lebih baik lagi di masa yang akan datang. Karena jika diharapkan dari pemerintah pusat, tahun 2012 ini baru bisa dialokasikan bantuan untuk membangun 24 UKM Mart.

Yang bisa mengajukan diri sebagai UKM Mart adalah waserda yang dimiliki koperasi dan minimal beroperasi 2 tahun, punya lahan minimal 50 meter persegi, dan koperasinya selalu mengadakan RAT tiap tahun. Waserda yang diajukan oleh pemerintah kabupaten/kota diverifikasi oleh tim provinsi dan oleh tim kementerian. Jika lolos, mereka akan diberi bantuan Rp51-65 juta per waserda. Dana itu, kata Neddy, harus digunakan untuk biaya desain toko, layout, pembelian rak pajangan, seragam, merek UKM Mart

Untung saja, Sumbar telah memiliki 6 UKM Mart. Itu pun dari program tahun 2011. Salah satunya adalah Koperasi Pegawai Dinas Koperasi Sumbar (Kopediko). Anggota Kopediko saat ini sudah bisa membeli motor dengan agunan BPKB motor yang dia ambil tersebut. “Kami mengambil motor tapi tidak dipotong gaji lagi,” ujar Adrian Postho, salah satu anggota Kopediko. 

Untuk tahun ini, belum ada bantuan UKM Mart bagi Sumbar, kata Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar, Achmad Charisma. “Moga-moga setelah APBN-P 2012 ini, ada alokasi UKM Mart untuk Sumbar,” katanya. (*)

Telah diterbitkan di Harian Singgalang, Edisi Jumat 27 April 2012

Serba-serbi Panduan Inacraft 2012

Written By zulfadli on Rabu, 25 April 2012 | 17.14

Pelaksanaan iven : 25-29 April 2012

Perdagangan: 25-26 April 2012 (10.00 Am-04:00)

Publik : 27-29 April  2012 (10.00 Am-09.00 WIB)

Vanue: Jakarta Convention Center - Indonesia


Produk yang dipajang

Item-item Hadiah
Ballpoint & kotak kayu, kotak gula-gula, selimut tenunan, aksesoris kunci, kotak perhiasan, bingkai foto kecil, kotak rokok, aromaterapi, Stationery, dll

Pelaralatan rumah tangga dan kebun
bunga buatan, bunga kering, vas bunga keramik, tempat lilin, lampu penerangan, ukiran kayu, hiasan, kerajinan perak, alas meja bordir, sarung bantal, penutup tempat tidur bordir, mebel kayu, mebel rotan, mebel serat, furnitur kelapa, mebel bambu, furnitur taman, barang dapur, keranjang, meja, peralatan kamar mandi, karpet, lukisan, lilin, kaca, batu alam, tembikar, burung rumah & aksesoris, payung, angin berbunyi, keset, hiasan taman, teras rencana set, perkebunan penyiraman diri gantung, jembatan taman, patung taman, dll

Mainan & Permainan
Kayu mainan, mainan lunak, permainan papan, mainan kotak, bola, jigsaw puzzle, game pendidikan, dll

Perhiasan
Emas perhiasan, perhiasan perak, perhiasan mutiara, perhiasan kerang, batu mulia, dll

Batik
Lukisan batik, batik cetak, batik Rotan, Silk, dll

Garment & Embroidery
Busana bordir pakaian, pakaian muslim, indonesian ikats, songket, ulos, dll


Zonasi Wilayah

Lobbi utama: item Hadiah, peralatan rumah tangga dan Mainan Kerajinan

Plenary Hall : Hadiah & peralatan rumah tangga

Assembly Hall 3: Balai International

Cendrawasih Hall: Batik, Fashion, Gift & Housewares barang

Hall A: Batik, Perhiasan, Fashion & bordir, Jam & Aksesoris

Lobby Hall A: Sponsorship & Perbankan

Hall B & B Lobby: Usaha Milik Negara, Perusahaan Daerah, Pemerintah Provinsi,
                                        Kota Administrasi, Administrasi Distrik, Dekranasda,
                                        Dewan Kerajinan Provinsi, fashion & aksesoris, dan produk penunjang lainnya.

dialihbahasakan dari inacraft.go.id

10 Kiat SBY Majukan Industri Kreatif

“Saya ingatkan ada 10 hal, apa saja yang kita lakukan untuk memajukan industri kreatif, industri handicraft,” kata SBY.

Pertama, terus meningkatkan bisnis produk kerajinan sehingga bisa mendorong peningkatan bagi  perekonomian di dalam negeri.
Kedua, meningkatkan kualitas produk agar semakin baik.
Ketiga, memberikan akses permodalan yang mudah.
Keempat, mengelola manajemen usaha dengan baik.
Kelima, promosi dan pemasaran harus dilaksanakan efektif.
Keenam, mengupayakan agar penjualan menjadi sukses.
Ketujuh, tidak mengabaikan branding, paten, dan hak kekayaan intelektual.
Kedelapan, membuat produk kerajinan  yang ramah lingkungan.
Kesembilan, adanya bimbingan dan pembinaan dari pemerintah daerah.
Kesepuluh,  adanya kebijakan dan regulasi yang tepat dengan demikian bisnis produk kerajinan bisa berkembang dengan baik. (*)

SBY Buka Inacraft 2012

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membuka pameran kerajinan Indonesia Inacraft 2012 ke-14 di Jakarta Convention Center, Rabu (25/4). Pameran akan berlansung selama lima hari hingga 29 April 2012. Inacraft diselenggarakan Asosiasi Eksportir dan Produsen Kerajinan Indonesia dan didukung kementerian dan BUMN yang ada.

Inacraft diikuti 1.800 peserta perushaan kerajinan dari seluruh Indonesia. Mereka menempati 1.237 stan. Jumlah ini meningkat dibanding dengan jumlah peserta tahun lalu mencapai 1.650 perusahaan.

Disamping peserta Indonesia, terdapat pula beberapa perusahaan dari Vietnam, Laos, Kamboja, Myanmar, Iran dan Jepang. Inacraft kali ini bertema "from small village to global market". (*)

Suteki Buka Lowongan Kerja

Written By zulfadli on Selasa, 24 April 2012 | 11.46

Suteki, perusahaan IT yang berbasis di Bandung tengah mencari karyawan yang akan di tempatkan di Aceh, Batam dan Lampung.

Wako Pariaman Lepas Ratusan Penyu

Written By zulfadli on Selasa, 17 April 2012 | 07.14

Pemko Pariaman peduli terhadap populasi penyu di daerahnya. Oleh karena itu Pemko Pariaman ikut dalam usaha pelestarian penyu. Sebagai bukti nyata upaya tersebut, Minggu (15/4), ratusan penyu dilepas dipantai Ampalu Pariaman.

Penyu dilepas oleh Walikota Pariaman Drs. Mukhlis Rahman, MM, Ketua Komisi II DPRD Kota Pariaman Edison TRD, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Pariaman Drs. Yandri Leza, M.Si bersama rombongan Komite Sepeda Indonesia  Kota Pariaman. "Ini merupakan upaya Pemko Pariaman dalam pelestarian populasi penyu, karena penyu merupakan binatang langka yang hampir punah di Indonesia. Karena sebagian Sebagian mata pencarian masyarakat Pariaman dipinggiran pantai adalah mencari telur penyu. Ketika penyu bertelur, telurnya diambil dijual dan dimasak. Kalau hal ini berlanjut terus, jelas penyu ini akan habis ," ujar Mucklis Rahman.


Menurut Mukhlis Rahman, Pemko Pariaman merancang konservasi penyu dengan cara membuat kebijakan membeli telur penyu yang dikumpulkan masyarakat. Terlu-telur itu kemudian ditetaskan. Setelah menetas, anak-anak penyu (tukik) tersebut dilepas ke laut lepas.

Dengan cara seperti itu, Pemko Pariaman telah melakukan dua hal sekaligus, lestari ekonomi masyarakat tetap tidak terganggu.

Bahkan Pemko Pariaman sudah membuat Mou dengan pemerintah pusat bersama 60 kab/kota se Indonesia sebagai salah satu pilot projet kota hijau. Salah satunya adalah bagaimana pemerintah daerah bisa melestarikan penyu, sehingga penyu tidak punah. Jadi dalam hal ini konservasi penyu  ini merupakan salah satu program pendukung Kota Pariaman menjadi kota hijau. (*)

Pengurus Koperasi Harus Bisa Seperti Rentenir

| Selasa | 17 April 2012 |

Pedagang kaki lima di pasar-pasar tradisional, butuh modal bagi kelangsungan usahanya. Demi mendapatkan barang dagangan di pagi hari, mereka harus rela berurusan dengan para rentenir. Yang penting bagi mereka adalah bisa beroleh dagangan dan terbayang untung jika barang dagangan tersebut laku.

"Para pedagang kaki lima umumnya hanya memikirkan bagaimana bisa beroleh dagangan. Tak peduli pinjam modal kepada rentenir sekalipun, kendati harus bayar lebih untuk itu. Mereka sepertinya tak sadar bahwa sebenarnya untung mereka telah terbawa akibat utang yang dibuat pagi harinya," ujar Sekretaris Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar, Desmadi Idrus, kepada Singgalang, Senin (16/4).

Untuk itulah Desmadi Idrus berharap banyak agar para pengurus koperasi bisa memfasilitasi kebutuhan pedagang kaki lima yang telah menjadi anggota koperasi. Bahkan pria yang biasa dipanggil Didit ini meminta pengurus koperasi meniru rentenir. "Pengurus koperasi harus bisa seperti rentenir yang mendatangi 'nasabah'nya pagi hari dan selalu bersiap sedia mengeluarkan berapapun yang dipinjam konsumen tersebut asalkan mau bayar mahal," ujar Didit.

Namun Didit menekankan bahwa yang ditiru itu cara rentenir bukan prinsip mereka dalam memodali konsumennya. Didit, menghimbau pengurus koperasi harus bisa datang pagi-pagi ke pasar-pasar tradisional, tanya kepada anggota berapa keperluan mereka, pinjami dan buat tanda terima sementara. Lalu, pengurus yang dipercaya mengurus hal itu balik ke kantor buat membantu penyelesaian administrasi anggota yang meminjam tadi. Sore harinya mereka bisa mendatangi anggota tersebut buat pengurusan tertib administrasi atas peminjaman yang telah mereka lakukan.

"Pengurus harus jemput bola, bukan hanya menunggu anggota datang berurusan ke kantor. Bantu anggota sebaik-baiknya. Jika hanya menunggu, anggota akan lebih senang berurusan dengan rentenir dari pada koperasi yang memang banyak tetek bengek administrasinya. Tentu kita tidak ingin seperti itu bukan?" ujar Didit beretorika.

Menyalahi, Bubarkan Saja
Terkait adanya koperasi yang melaksanakan usaha simpan pinjam kepada anggotanya namun menyalahi prinsip-prinsip koperasi, Didit menegaskan koperasi tersebut dapat saja dibubarkan. "Pada prinsipnya koperasi merupakan kumpulan orang-orang yang membentuk badan usaha dan melaksanakan usahanya untuk memenuhi keperluan anggota dan demi kesejahteraan anggota. Jika koperasi dimodali satu atau beberapa gelintir orang dan keuntungan dibagi kepada pemilik modal, maka itu bukan koperasi karena dalam koperasi keuntungan dibagi kepada para anggota," ujar Didit.

Pembina koperasi di kabupaten/kota harus jeli melihat koperasi-koperasi yang ada di wilayah mereka. Para pembina itu harus bisa mengambil tindakan tegas bila ditemukan koperasi yang menyalahi prinsip perkoperasian. "Kita dari provinsi akan terus memantau koperasi yang ada di Sumatra Barat ini. Pembina koperasi akan disurati jika di daerahnya ditemukan badan keuangan berkedok koperasi. Untuk itulah kita terus menggiatkan pelatihan bagi para pembina. Hari ini dan lima hari ke depan, mereka akan dilatih di Balai Diklat Koperasi Sumbar agar mereka mampu menilai akuntabilitas sebuah koperasi," kata Didit yang mewakili Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar, Achmad Kharisma, membuka acara pelatihan pagi kemarin.

Pada waktu yang sama, Kepala UPTD Balai Diklat Koperasi Sumbar, H. Erman, mengatakan ada pelatihan lanjutan bagi pelaku usaha mikro se-Sumbar. Sebanyak 30 pelaku  usaha mikro terpilih itu mengikuti Pelatihan Akuntansi. "Pelatihan akuntansi ini kita maksudkan agar pelaku usaha mikro bisa membuat pembukuan sederhana bagi usaha mereka. Sehingga dengan adanya pembukuan itu, pelaku usaha mikro mereka akan mudah berurusan dengan pihak perbankan atau lembaga keuangan lainnnya. Awal Mei nanti, mereka dilatih pula membuat proposal," ujar Erman. (zulfadli)

Diterbitkan Harian Singgalang, 17 April 2012

Pagi Ini Pelatihan Akuntansi Dibuka Kadinas

Written By zulfadli on Senin, 16 April 2012 | 08.59

| Senin | 16 April 2012 |

Balai Diklat Koperasi dan UMKM Sumbar kembali mengadakan pelatihan bagi pelaku usaha mikro. Minggu ini mereka akan dilatih membuat pembukuan sederhana. Mereka akan diajarkan prinsip-prinsip akuntansi sederhana yang berguna dalam pembuatan pembukuan tersebut.

Pelatihan yang dimulai hari ini, rencananya akan dibuka oleh Kadinas Koperasi dan UMKM Sumbar, Drs. Achmad Charisma MM, pukul 10.00 nanti. Sebagaimana biasa, pelatihan berlangsung selama lima hari (16-20 April).

"Pembukuan merupakan faktor yang dinilai oleh bank jika pelaku usaha mengajukan pinjaman ke lembaga keuangan tersebut. Kita fasilitasi mereka agar bisa membuat pembukuan yang baik. Semua demi kemudahan mereka berurusan dengan bank atau lembaga keuangan lainnya," ujar Achmad Kharisma. 

Achmad menyambut gembira pelatihan akuntansi yang diadakan Balai Diklat Koperasi Sumbar ini. Dia berharap peserta dapat memanfaatkan ilmu yang didapat selama pelatihan akuntansi tersebut. (*)

Masjid Fakultas Teknik Masih Butuh Biaya

Written By zulfadli on Minggu, 15 April 2012 | 05.10


| Minggu | 15 April 2012 |

Fakultas Teknik Universitas Andalas (FTUA) akan membuat mesjid sendiri di lingkungan kampusnya. Rencana ini didasarkan kenyataan 2600 mahasiswa fakultas tersebut selalu kelabakan kala akan melaksanakan shalat, terutama shalat Jumat.  Sebab untuk melaksanakan kewajiban shalat sekali seminggu itu, warga Teknik harus ke Mesjid Nurul Ilmi yang berada di dekat Rektorat, lumayan jauh dari Kampus Teknik.

Untuk itulah, Masjid FTUA harus ada. Saat ini, pondasi dan sejumlah tiang sudah berdiri kokoh. Untuk melanjutkan pembangunan Masjid FTUA yang belum beratap dan belum berlantai, kata Uyung Gatot Syafrawidinata, diperlukan dana sekitar Rp.100 Juta.
 

Menurut Uyung,  sumbangan infaq/shadaqah serta waqaf dari para alumni amat diharapkan untuk kelancaran pembangunan mesjid tersebut. Bagi alumni yang ingin berinfaq/shadaqah atau berwakaf, daapat menghubungi Panitia Pembangunan Masjid FTUA, Adek Tasri. Atau alumni bisa menyalurkannya melalui Bank Mandiri Rek. No. 1110005061631 an. Adek Tasri, 

"Insya Allah 2600 warga FTUA dapat segera beraktifitasdan beribadah di sana dan menjadi pahala amal jariah yang Allah Subhanahu wa ta 'Ala berikan ketika kita di dunia dan di alam barzah nanti, mudah - mudahan juga melancarkan rizqi kita dan membuka pintu-pintu rizqi yang lain serta dapat pula menambah waqaf, infaq, shadaqah kita berikutnya, aamiin...," ujar Uyung. (*)

LPDB Berhasil Himpun Dana Rp2 Milyar dari PLN

Written By zulfadli on Sabtu, 14 April 2012 | 05.46

| Sabtu | 14 April 2012 |

Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah LPDB-KUMKM) berhasil menghimpun dana Rp2 milyar lewat Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT PLN (Persero). "Kami sudah menandatangani MoU dengan PLN. Sekarang kami mengkaji teknis pengelolaannya," kata Direktur Utama LPDB-KUMKM Kemas Danial di Denpasar, Rabu (11/4).

Kemas Danial berharap BUMN-BUMN dan lembaga kementerian lainnya bisa pula menyerahkan dana bergulir kepada LPDB-KUMKM untuk disalurkan kepada koperasi dan UMKM. "Kami akan menemui Menteri BUMN dan menteri-menteri lain untuk menyerahkan dana bergulirnya, sehingga bisa kami kelola dengan baik," kata Kemas Danial usai membuka acara Temu Mitra LPDB-KUMKM Regional II di Hotel Aston, Denpasar.

Jika BUMN menyerahkan dana PKBL dan CSR-nya, kata Kemas Danial, maka BUMN tidak perlu lagi membentuk Divisi PKBL. Selain itu penyaluran dana akan lebih tepat sasaran serta terjamin keamanannya.
"Kami punya sistem pengawasan dan kinerja keuangan kami telah mendapatkan sertifikat ISO 90012008," katanya.

Disebutkan Kemas Danial, sejak didirikan pada 2008 hingga Maret 2012, LPDB-KUMKM telah menyalurkan dana bergulir senilai Rpl,72 triliun kepada 240.195 koperasi dan UMKM.
Tahun 2012 hingga bulan Maret, lembaga di bawah tanggung jawab Kementerian Koperasi dan UMKM itu telah menyalurkan dana Rp97,3 miliar dari total target tahun ini sebesar Rp 1,3 triliun dengan persentase 90 persen koperasi dan 10 persen sisanya adalah lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank.

Tahun ini pula LPDB-KUMKM telah menandatangani MoU dengan BNI, BTN, Bank Mandiri, dan Bank Bukopin untuk menambah modal usaha calon mitranya. Kemas Danial berharap dengan adanya LPDB-KUMKM, dapat memulihkan kepercayaan bank kepada koperasi-koperasi itu, kata Kemas Danial.

Dalam menyalurkan dana bergulir, LPDB-KUMKM mempertimbangkan beberapa hal. Di antaranya koperasi harus berbadan hukum dan tidak terdapat pengurus ganda dengan melibatkan anak, istri, dan anggota keluarga lainnya. Koperasi yang mengajukan permohonan kepada LPDB-KUMKM juga harus memiliki modal usaha dan telah mampu memberikan sisa hasil usaha (SHU) kepada anggotanya secara berkala

"Kalau semua persyaratan dipenuhi, dalam tempo 15 hari kerja, dana bergulir sudah bisa dicairkan, ujarnya. (*)



Diedit ulang dari website depkop.go.id

Bersama Andre Rosiade Dinas Koperasi Bangun Jaringan UKM

Written By zulfadli on Jumat, 13 April 2012 | 14.31

Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar sepertinya tidak main-main dalam membina usaha mikro dan kecil di daerah ini. Sejumlah  pihak terkait dibawa serta dalam upaya tersebut. Tahap awal, dinas menggandeng Andre Rosiade, Ketua Gerakan Nasional Ayo Jadi Pengusaha pada Hipmi Sumbar.

“Hari ini, kita meminta Andre Rosiade sebagai instruktur dalam pelatihan manajemen usaha bagi pelaku usaha mikro se-Sumatra Barat,” ujar Kepala UPTD Balai Diklat Koperasi Sumbar, H. Erman,  Selasa (10/4).

Menurut Erman, Andre Rosiade pun telah memperlihatkan komitmennya untuk menjadikan usaha mikro, kecil dan menengah di daerah ini  berkembang dan ikut meramaikan pasar nasional. Kalau perlu dipasarkan ke mancanegara. “Dia dan rombongan sengaja datang ke Padang hanya untuk memberi wawasan kepada pelaku usaha mikro dan sorenya kembali ke Jakarta,” ujar Erman.

Andre yang terkenal dengan gerakan nasional ‘ayo jadi pengusaha-nya’ membenarkan hal itu. Dia menyatakan sangat ingin produk UMKM Sumbar bisa dipasarkan lewat dunia maya. “Saat ini Indonesia tercatat sebagai pengguna internet terbesar di dunia. Jika kita bisa memanfaatkannya untuk memasarkan produk lewat internet, tentu hasilnya akan lebih baik lagi,” ujar Andre.

Bukti keseriusan Andre, saat memberikan materi pelatihan, dia membawa serta pakar e-commerce PT Telkom Kandatel Sumbar, Joni Rusjan. Andre bersama Joni akan memberikan waktu khusus bagi UMKM Sumbar untuk belajar e-commerce.

Tak hanya itu, Andre telah meminta Balai Diklat Koperasi untuk menyediakan sebuah ruangan di balai tersebut. Ruangan itu akan diisi Andre sejumlah perangkat komputer lengkap dengan fasilitas internet. Menariknya, komputer dan internet itu digratiskan bagi pelaku UMKM Sumbar.

“Bagi pelaku UMKM  yang belum punya komputer dan jaringan internet sendiri bisa menggunakan fasilitas tersebut untuk menjual produknya lewat internet. Semunya gratis,” urai Andre.

Namun tak tertutup kemungkinan jika pelaku usaha mikro telah bermitra di bawah payung organisasi yang jelas, kelompok-kelompok tersebut pun akan diupayakan mendapat komputer dan internet gratis itu.

Sekaitan upaya membangun jaringan usaha, Andre yang mengaku diajak membenahi craft centre oleh Dekranasda Sumbar, mengajak peserta pelatihan untuk memanfaatkan craft centre sebagai tempat menjual produk mereka. Selain itu Andre menghimbau pengusaha kecil bergabung ke Hipmi yang menurutnya, manfaat usaha berjaringan akan lebih terasa di sana. Andre juga akan memfasilitasi pengusaha mikro itu  ke Hipmi di kabupaten/kota. (*)


Diterbitkan di Singgalang edisi Rabu 11 April 2012

Peserta Pelatihan Tidur di Rumah Staff Balai Diklat Koperasi

Written By zulfadli on Kamis, 12 April 2012 | 00.41

| Kamis | 12 April 2012 |

Sekitar 14 orang peserta pelatihan manajemen usaha bagi pelaku usaha mikro yang diadakan UPTD Balai Diklat Koperasi Sumbar, malam ini terpaksa menginap di rumah Kasi Penyelenggara Balai Diklat Koperasi, Edwar. Mereka memilih tempat rumah yang berada di daerah Gadut itu dengan pertimbangan berada di ketinggian.

Para peserta yang umumnya berasal dari luar Padang itu jelas terkejut dengan bencana gempa yang awalnya dikatakan berpotensi tsunami. Salah seorang peserta malah ada yang mengaku pusing dan muntah karena saking terkejutnya. "Saya trauma sanak," ujar Illa Susanti via telpon.

Parahnya lagi, rekan-rekan peserta yang lain telah ambil langkah seribu untuk menyelamatkan diri ketika terjadi gempa 8,5SR pukul 15.38 WIB. Ada yang langsung pulang kampung, ada yang dijemput saudara. "Tidak berapa orang yang tinggal di Balai Diklat. Untung masih ada Pak Edwar dan pak Herman (Kepala UPTD Balai Diklat Koperasi)," ujar pengusaha itik dari Koto Baru Payakumbuh tersebut.

Tak hanya itu penderitaan Illa. Dia pun harus berhujan ria di kawasan Bandar Buat Padang. Awalnya dia merasa sendirian. Namun tak lama bermunculan kawan-kawannya sesama peserta. Menurut informasi Illa, mereka berjumlah lima orang.

Illa menyebutkan setelah ketemu kawan-kawan, barulah dia bisa menelan makanan. Dan setelah makan mereka berlima memutuskan ke rumah Edwar yang berada di Gadut. Sekitar 10.45 mereka baru bisa sampai di Rumah Edwar.


Kepala UPTD Balai Diklat Koperasi Sumbar, H. Erman SE MM, yang dihubungi tadi malam bersyukur kala mengetahui sebagian peserta berkumpul di rumah stafnya. "Alhamdulillah, berarti mereka Insya Allah aman berada di sana. Peserta lainnya akan terus saya kontak untuk memastikan keadaan mereka. Karena mereka tanggung jawab saya," ujar pria yang sering dipanggil Pak Haji ini.

Pak Haji juga memberikan kelonggaran kepada peserta. Peserta akan terus mengikuti pelatihan atau tidak diserahkan kepada anggota. "Kita tidak dapat memaksa mereka untuk terus mengikuti acara. Mereka bebas menentukannya. Kita lihat besok saja," ujarnya.

Namun, Erman menambahkan ,"Pelatihan kemungkinan akan tetap dilanjutkan jika tidak ada kejadian luar biasa yang terjadi malam ini. Saya akan coba hubungi dulu kesiapan staf saya dan kita akan coba hubungi peserta pelatihan. Keputusannya kita lihat Kamis pagi." (*)

Gempa Susulan Ketiga

Written By zulfadli on Rabu, 11 April 2012 | 18.25

Tanggal dikeluarkan: 11 April 2012, 16:52:38 WIB
Telah terjadi gempa bumi dengan parameter sementara sbb:

Kekuatan : 6.1 SR
Tanggal : 11-Apr-12
Waktu Gempa : 16:48:03 WIB
Lintang : 0.98 LU
Bujur : 90.66 BT
Kedalaman : 10 Km

Lokasi : Samudera Hindia Utara
Keterangan : 630 km BaratDaya KAB-SIMEULUE-NAD
698 km BaratDaya KAB-ACEHJAYA
720 km BaratDaya KAB-ACEHBARAT
719 km BaratDaya BANDAACEH-NAD
1960 km BaratLaut JAKARTA-INDONESIA

Informasi Tsunami : Gempa ini tidak berpotensi TSUNAMI

Gempa Susulan Terjadi, 8,1 SR

Gempa susulan kembali terjadi pukul 17.43 WIB. Awalnya dirilis sama besar dari 8,5SR. Namun kemudian BMKG meralatnya, hanya 8,1SR.

BMKG juga menginformasikan telah terjadi tsunami di Sabang dan Meulaboh. Di Sabang dikatakan oleh sumber BMKG, tsunami hanya 10cm sedangkan di Meulaboh tercatat tsunami 80cm. (*)

Gempa Guncang Simeulue

| Rabu | 11 April 2011 |

Jam 15.38 telah terjadi gempa. Besaran gempa dirilis oleh BKMG 8.5 SR. Disebutkan bahwa gempa berpusat di Simeulue pada kedalaman 10 km hingga berpotensi tsunami. Dan BMKG pun memberikan peringatan dini tsunami.

Getaran dirasakan cukup kuat di Padang. Seorang warga menyatakan setelah banyak gempa dilewati dalam perjalanan hidupnya, gempa kali ini cukup lama. "Seperti berayun-ayun kita dibuatnya," kata dia.

Warga kota yang sedang menjalankan aktivitasnya tentu saja berhamburan. Bahkan ada yang langsung meracak motornya dan cigin ke arah timur Padang.

Magnitudo : 8.5 SR
Tanggal : 11-Apr-2012
Waktu gempa : 15:38:33 WIB
Garis Lintang : 2.40 LU
Garis bujur : 92.99 BT
Kedalaman : 10 Km

Lokasi : Lepas Pantai Barat Sumatra 

398 km BARAT DAYA Meulaboh
433 km BARAT DAYA Banda Aceh
464 km BARAT DAYA Sabang
465 km BARAT DAYA Sigli
515 km BARAT DAYA Bireun

 (*)

Andre Rosiade Bagi Ilmu Membangun Jaringan Usaha

Written By zulfadli on Selasa, 10 April 2012 | 06.00

Hari ini, Selasa (10/4), Andre Rosiade akan mengajarkan bagaimana membangun jaringan usaha kepada pelaku usaha mikro di Sumbar. Materi ini dibagi Andre kepada peserta pelatihan manajemen usaha bagi pelaku usaha mikro di Balai Diklat Koperasi Sumbar.

H. Erman SE. MM, Kepala UPTD Balai Diklat Koperasi Sumbar, menyatakan Andre telah mengonfirmasi kehadirannya. "Senin dia mengonfirmasi saya tentang kepastian dia jadi pemateri pada pelatihan manajemen usaha yang kita adakan," ujar H. Erman.

Andre yang Ketua HIPMI Sumbar ini masih berada di Jakarta akan berangkat ke Padang dengan pesawat pagi. Dia berusaha semaksimal mungkin agar sebelum jadwal yang ditetapkan, dia telah berada di Balai Diklat Koperasi.

Herman berharap materi pelatihan yang diberikan Andre dapat membuka wawasan pelaku usaha mikro di Sumbar untuk bermitra. "Saat ini, kemitraan akan menopang pengembangan usaha. Lagipula, bantuan-bantuan yang diberikan pemerintah diarahkan pada kelompok-kelompok usaha yang terorganisasi dengan baik, bukan lagi usaha perorangan seperti sebelumnya," kata Erman. (*)

Stand Kabupaten Solok Terpilih Jadi Stand Terbaik

Written By zulfadli on Sabtu, 07 April 2012 | 23.07

| Sabtu | 7 April 2012 |

Kabupaten Solok berhasil mencatatkan stand-nya  sebagai stand terbaik di ajang UKM Award Semen Padang. Tentu saja hasil ini menggembirakan kubu Dekranasda Kabupaten Solok yang dipimpin oleh Hj. Erlinda Syamsu Rahim.

"Hasil sebagai stand terbaik ini tentu menggembirakan kami semua. Ini anugrah atas hasil kerjasama semua pihak yang terlibat dalam pembuatan stand, tim dekorasi stand, staf dan kedua IKM yang kami bawa," ujar Ir. Jalinir, Kepala Dinas Koperindag Kabupaten Solok.

Jalinir yang terus memantau koordinasi di stand Kabupaten Solok itu menyebutkan semua itu diperoleh berkat kekompakan tim. "Tim kami berhasil membuat stand Kabupaten Solok menyedot perhatian pengunjung yang berdatangan ke ajang pameran UKM Award Semen Padang ini," kata Jalinir.

Lebih jauh, ternyata keberhasilan tersebut disebabkan tim yang menjaga stand, Rinarti S.Sos, Barnel Kasyanti pimpinan Nadya Saiyo Solok dan Shanti, karyawan Rumah Batik Minang, tak sungkan-sungkan meminta pengunjung untuk membubuhkan kesan terhadap stand yang mereka kunjungi ke formulir isian yang telah disediakan.

Selain itu, dikatakan, Barnel Kasyanti, stand kami diubah tampilan dan tata letaknya. Dekorasi stand dibuat berbeda antara hari pertama dan hari kedua. (*)

Kabupaten Solok Ikut Meramaikan Pameran UKM Award Semen Padang


| Jumat | 6 April 2012 |

Ajang Pameran UKM Award yang diselenggarakan oleh PT Semen Padang dimeriahkan oleh dekranasda dan pemerintah kabupaten/kota di Sumatera Barat. Kabupaten Solok yang diwakili Dinas Koperindag setempat memilih dua IKM di daerahnya untuk diikutkan dalam pameran tersebut. Kedua IKM yang diboyong oleh Dinas Koperindag Kab Solok itu adalah Olahan Ubi Ungu Nadya Saiyo dan Rumah Batik Minang.

"Kabupaten Solok mengikuti ajang UKM Award ini dengan membawa dua IKM yang cukup representatif untuk mewakili kabupaten kami," ujar Ir. Jalinir Kepala Dinas Koperindag Kabupaten Solok.

Dijelaskan Jalinir, Nadya Saiyo merupakan industri kecil yang telah berprestasi tingkat nasional. Makanan olahan ubi ungunya telah menyita perhatian dewan juri pada ajang IKM Award 2011.

Dewan Juri kemudian mengganjarnya dengan Juara III. Lagipula aneka olahan ubi ungu yang dibuat oleh Barnel Kasyanti itu memanfaatkan bahan pangan lokal di daerahnya, Nagari Koto Laweh, Kecamatan Lembang Jaya, Kabupaten Solok.

Bahkan Camat Lembang Jaya, Drs. Irwan Effendy, yang ikut mendampingi Barnel Kasyanti ke ajang UKM Award Semen Padang ini mengatakan amat senang dengan terpilihnya Barnel mewakili Kabupaten Solok untuk berpameran di UKM Award tersebut. "Apa yang dilakukan Tuti, ikut mengharumkan nama Lembang Jaya. Saya pun banyak terbantu olehnya. Karena dia bukan hanya memberi informasi kepada saya namun ikut mencarikan solusinya," ujar Irwan.

Sementara, Rumah Batik Minang, menurut Ir Jalinir, merupakan produk andalan baru Kab. Solok. Batik cetak bermotif minang itu merupakan buah karya Ny. Darliza Mustafa Abu Bakar (Isteri mantan Menteri BUMN) bagi kampung halamannya, Panyakalan Kab. Solok.

"Ny. Liza ingin agar Panyakalan jadi nagari percontohan. Batik yang diberi motif minang menjadi produk pilihan. Pada awalnya prajin batik di Jawa di datangkan ke Panyakalan untuk melatih para ibu di Panyakalan yang berminat mendalami seni batik," ujar Jalinir yang diamini oleh Shanti, karyawan Rumah Batik Minang di ajang UKM Award Semen Padang.

Produksi rumah batik minang telah dipakai oleh sekitar 3000 karyawan Semen Padang. "Sebentar lagi mudah-mudahan seluruh PNS di lingkungan Pemerintah Kabupaten Solok menggunakan pula batik bermotif minang ini," ujar Jalinir, Jumat (5/7). (*)

Gembala Yang Bakal Memasok 1000 Itik Per Hari

Written By zulfadli on Rabu, 04 April 2012 | 00.35


| Rabu | 4 April 2012 |

Menggembala itik adalah keseharian Illa Susanti selain belajar. Tiap hari dia harus menggembalakan itik petelur milik orang tuanya. Kegiatan tersebut dia lakoni hingga tamat SMP. Setelah itu dia mulai enggan. "Malu pada teman-teman," ujar Illa mencoba menjemput kenangan masa lalunya.

Namun siapa sangka justru itik-itik itu pula yang mengantarkan Illa menapaki jalan sukses seperti saat ini. Kini itiknya pula yang digembalakan orang-orang di kampungnya. 

Banyak permintaan itik dari berbagai daerah di Sumbar, Riau hingga Bengkulu. Di Bengkulu saja, Illa harus mampu memasok 1.000 itik per minggu.

Bahkan beberapa waktu lalu datang Tim dari Dinas Peternakan Sumbar. Mereka ingin menjajaki kemungkinan kemampuan Illa memasok itik. Tak tanggung-tanggung, sehari 1.000 ekor. 

Isteri Deri Kaliang ini tentu saja kelabakan. "Jika dilihat kemampuan finansial saat ini dan jumlah itik yang digembalakan mitra kami, mungkin cukup berat memenuhi order dari dinas tersebut. Yang kami khawatirkan adalah menjaga keberlangsungan order. Jangan hanya bisa memenuhi janji di awal saja," ujar Illa.

Namun, Illa yang baru saja mendapatkan Pelatihan AMT dan Pelatihan Kewirausahaan dari Balai Diklat Koperasi Sumbar tetap berusaha memelihara rasa optimisnya. "Kalau ada kemauan, pasti ada jalan," kata Illa.

Illa optimis karena dia tak sendirian. Suami, 8 pekerja dan 17 mitra yang ada saat ini mendukung penuh upaya Illa guna mendapatkan order besar tersebut.

Saat ini Illa tetap berusaha mencari tambahan modal agar bisa menambah mitra peternak itik. Kepada tiap mitra itu biasanya illa mempercayakan 200 hingga 500 itik.

Modal itu akan digunakan Illa untuk membeli telur itik. Sebab hanya 70-80 persen dari total telur yang ditetaskan bisa menjadi anak itik. "Modalnya cukup besar. Kadang Illa berharap ada saja yang datang memberikan modal tersebut," ujarnya sambil senyum.

Berkat sabar
Untuk urusan penetasan, suami Illa yang kebagian tugas. Dia dan suami, bisa mendapatkan pengajaran langsung dari seorang pegawai di dinas pertanian setempat. Itu pun buah dari kesabaran mencari pengetahuan seputar penetasan itik. 

Tahun 2008 itu, Illa melihat peluang terbuka di peternakan itik. Banyak peternak itik di Payakumbuh. Cuma, Illa yang hanya berbekal ilmu menggembala tentu kesulitan memulai usaha peternakan itiknya. Dia kesulitan mendapat bibit yang betul-betul bagus yang hanya bisa didapatkan jika ditetaskan sendiri.

"Ingin menangis rasanya. Sulit mendapatkan ilmu menetaskan telur itik. Peternak masih banyak yang beranggapan, jika ilmu beternak diberikan ke orang lain, ilmu dan rezeki mereka berkurang. Alhamdulillah, Allah menunjukkan jalan," ujar Illa yang memulai usaha tahun 2008.

Cobaan tidak berhenti di situ saja. Setelah mendapat ilmu penetasan telur itik, Illa dan suami mulai mendapat order. Order pertama sukses, meski dengan alat tetas milik tetangga. Begitu pula dengan beberapa order berikutnya. Saat datang order lagi, mesin tetas diminta si empunya.

Tentu Illa kelabakan. Di tengah kebingungannya, ada tawaran dari Dinas Koperindag Kota Payakumbuh. Oleh dinas dia dipinjamkan Rp5 juta. Seluruh uang pinjaman itu dibuatkan alat tetas. Akhirnya mesin tetas pinjaman yang hanya muat 100 telur, berganti mesin tetas milik sendiri berkapasitas 500 telur.

Akhir tahun 2008 itu pula Illa mendapat juara I lomba peternakan itik. Tahun 2011 Illa mendapat bantuan mesin tetas digital berkapasitas 1.000 telur dari Dinas Peternakan Sumbar
.
Buah dari kesebarannya pula, usaha Illa berkembang pesat.  Tempatnya menjadi Pusat Pelatihan Pedesaan dan Swadaya Mandiri (P4S). Mereka yang ingin belajar ilmu beternak itik bisa mendaftar ke P4S. Kata Illa, peserta didik di sana tidak mungkin dia pungut bayaran. Karena bukan sekolah formal yang berorientasi profit.

Maka banyaklah orang yang berdatangan ke tempatnya untuk belajar beternak itik. Ada pula yang magang dari Universitas Andalas, Politani Unand, SMK di Payakumbuh, STIPER Sijunjung, Peserta AMT dari Dinas Peternakan, dan orang-orang dari daerah sekitar. (*)

Telah diterbitkan Singgalang

Hj Fauriza Ingin Budaya Minangkabau Menggema di Negeri Sendiri

Written By zulfadli on Selasa, 03 April 2012 | 21.12

| Selasa | 3 April 2012 |

Dendang 15, termasuk acara unggulan di TVRI Sumbar. Sudah tiga tahun berturut-turut dendang 15  bertahan. Hingga menjadikannya acara terlama di TVRI Sumbar. Siapa sangka, orang di belakang layarnya  adalah seorang guru di SMK 9 Padang, Hj. Fauriza.

Hj Fauriza berhasil mengemas Dendang 15 karena ia telah terbiasa mengelola acara seni. Bahkan cakupannya sudah mancanegara.

Awal 2000, Hj. Fauriza membawa misi budaya ke Kualalumpur, Malaka, Seremban, Negeri Sembilan dan  Penang. Kesempatan itu juga digunakan untuk menjajaki kemungkinan siswanya bisa praktek kerja industri  di Malaysia. Berkat kegigihannya, banyak siswa sekolahnya yang difasilitasi prakerin di Malaysia. Tak  hanya itu, sejak 2003, banyak pula siswa SMK dari daerah lain di Indonesia yang berkesempatan prakerin  dengan memanfaatkan hubungan baik Fauriza terhadap pihak terkait di Malaysia.

Pada tahun 2006, giliran Australia. Saat itu, perempuan yang mengaku telah berkesenian sejak kecil ini bersama siswanya ikut Tim Budaya Sumbar. Sambutan  luar biasa benar-benar dirasakan ibu dua anak ini. Padahal saat itu ada peralatan musik yang terlupa  dibawa ke lokasi acara. "Gendang Bali yang ada di sana, disulap jadi gendang tasa. Gendang Bali itu  dililit dengan kain. Meski bunyinya tidak sama, improvisasi yang dilakukan siswa saya mampu juga  menghipnotis penonton di sana," ujar Fauriza sambil tertawa.

Satu hal yang amat diidamkan oleh Majelis Kebudayaan Aisyiyah Sumbar ini; budaya tradisional  Minangkabau mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Saat ini, musik minang telah bergeser dari  tracknya (alurnya). Orang Minang saat ini lebih suka musik modern. Jikalau pun ada yang  suka musik tradisional, maka yang digandrunginya adalah musik minang moderen.

Keinginan perempuan yang pertama kali membawa murid TK manggung di hotel-hotel tersebut cukup beralasan. Setiap acara kesenian di luar negeri yang dia selenggarakan,  Hj. Fauriza mendapatkan kenyataan bahwa musik minang tradisional lebih digemari. Bahkan kalau boleh  dikatakan, ujar Fauriza, orang Minang di sana ‘lebih minang’ dari orang minang di Sumatera Barat.

Isteri H. Yunirman ini pun pernah disentil oleh seorang datuk di Malaysia, keturunan minang pemilik  Sari Ratu Malaysia. Datuk tersebut memilah koleksi vcd musik minang yang diperlihatkan Fauriza. Tiap  giliran musik minang moderen, datuk tersebut seperti kelihatan kesal. Dia seperti ingin membanting  kaset vcd tersebut. "Ini bukan musik minang," katanya.

Selain itu, seringnya mengadakan lawatan keluar negeri, membuat Ketua MGMP Bahasa Indonesia SMK 9 ini mendapat  pengalaman berharga. Di Jepang atau negeri lain yang dia kunjungi, kepada wisatawan disuguhkan atraksi  budaya lokal setempat. Wisatawan pun diberi kesempatan memakai atribut budaya lokal di sana dan difoto  dengan pakaian adat negeri itu. "Kita dan orang-orang yang mencobanya toh bahagia, meski terpaksa  harus merogoh kocek lebih dalam untuk dapat menikmati ketradisionalan setempat," kata Fauriza.

Belajar dari pengalaman, Hj Fauriza pun ingin melakukan hal yang sama. Wisatawan, baik wisatawan  nusantara maupun wisatawan mancanegara bakal disuguhi tradisi minang.

Seperti beberapa waktu lalu, tamu dari Kelantan Malaysia menyambangi kediaman Fauriza. Fauriza mendekorasi rumah  tinggalnya sedemikian rupa. Begitu memasuki rumah di kawasan Belanti Padang tersebut, tiap tamu  dipastikan dapat merasakan suasana minangkabau yang kental.

Umbul-umbul laiknya orang pesta akan terlihat dari kejauhan. Begitu masuk, tamu diperlihatkan suasana  orang minang baralek lengkap dengan musik tradisional minangnya. Di dalam rumah tirai dan pelaminan  siap menanti tamu yang ingin berfoto dalam balutan pakaian penganten minang. Juru foto dan juru rias  akan dengan senang hati melayani keinginan para tamu.

"Pada hakekatnya, kami dari Citra Kembara ingin memberikan suasana Semalam Di Ranah Minang kepada para  tamu," kata perempuan yang akrab dipanggil Bunda ini penuh semangat.

Fauriza dibantu oleh team dendang 15 dan keluarga besarnya siap menyambut para tamu yang ingin  merasakan Semalam di Ranah Minang. Rombongan siswa, guru dan kepala sekolah dari Kelantan Malaysia  telah merasakan layanan prima yang diberikan Citra Kembara ini.

Disamping usaha berkesenian yang berkembang pesat saat ini, Hj. Fauriza pun telah melebarkan sayap usahanya sebagai even organizer, penyewaan tenda pelaminan dan catering. Semua jenis usaha tersebut di bawah payung Citra Kembara. Demi kepuasan konsumennya, Fauriza menggandeng rekan-rekan dari Himpunan Perias Tradisional Indonesia (HARPI) Melati Cabang Padang, di mana ia menjadi Sekretarisnya. (*)


Telah diterbitkan Singgalang edisi Minggu 1 April 2012.

Balai Diklat Koperasi Sumbar Gagas Rumah Produktif


| Selasa | 3 April 2012 |

Triwulan pertama tahun 2012 belum usai. Namun Balai Diklat Koperasi Sumbar telah mengambil ancang-ancang seputar bentuk program pelatihan yang akan diselenggarakan balai tersebut pada tahun depan.

"Ide dibentuknya rumah produktif ini lahir dari hasil kunjungan instruktur ke tempat magang mandiri peserta pelatihan di daerah mereka masing-masing. Antusiasme peserta memotivasi kami untuk melanjutkan sistem magang mandiri di tahun berikutnya," ujar H. Erman, Kepala UPTD Balai Diklat Koperasi Sumbar, Senin (2/4).

Menurut H. Erman, dia dan para instruktur yang berkunjung ke tempat pelatihan tersebut menyimpulkan perlu dikembangkan konsep pelatihan yang baru. Semua dilakukan agar di Sumatera Barat lahir para wirausahawan ulet, tangguh dan mandiri.

Untuk itu, berhubung pelatihan perkoperasian bagi pengurus koperasi ditunda, Senin pagi tersebut dilaksanakanlah rapat kecil di ruang Kepala UPTD Balai Diklat Koperasi Sumbar. Pesertanya terdiri dari Syamsul Akbar, instruktur sekaligus konsultan koperasi & UMKM, Risdwan, instruktur pengembangan wirausaha dan Joni Saputra, instruktur penguatan kelembagaan usaha.

Dari rapat kecil tersebut mengemuka ide pembuatan rumah produktif di tiap kabupaten/kota. Rumah produktif dibentuk pada usaha atau industri yang sudah maju di daerah kabupaten/kota. Kata H. Erman, rumah produksi bisa saja dibentuk pada usaha/industri yang menerima magang mandiri, yang masih berlangsung hingga hari ini.

Di rumah produktif itulah sistem magang mandiri bakal dilakukan. Selain itu, dari rumah produktif akan terbina wirausaha-wirausaha muda yang  mengerti cara produksi yang baik, cara mengelola usaha dan mau bermitra satu sama lain. Dari rumah produktif itu pula diharapkan tumbuh dan berkembang koperasi baru atau menghidupkan kembali koperasi yang telah ada di daerah itu.

"Dari keinginan bermitra, maka akan muncul suatu lembaga yang bisa menaungi para wirausaha muda tersebut untuk mengembangkan produksi dan memperluas jangkauan usaha mereka. Perlu diketahui, usaha kemitraan atau usaha kelompok itu akan mudah difasilitasi buat mendapat bantuan dari pemerintah. Saat ini sulit mendapat bantuan bagi usaha perorangan. Selain itu, usaha berkelompok dengan produk sejenis akan lebih menjamin saling memperkuat UMKM dalam memenuhi permintaaan pasar dan memperluas jangkauan pemasarannya," urai H. Erman.

Pernyataan H. Erman diperkuat oleh Syamsul Akbar. Tenaga widyaiswara Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar ini menegaskan pasar harus diciptakan bagi UMKM di Sumbar. Sebab selama ini pola pelatihan dan pembinaan banyak berkutat pada masalah perkuatan modal dan peningkatan produksi. "Soal pemasaran produk sering luput. Untuk itu kita harus menguasai informasi pasar. Berdasarkan informasi itu kita akan melihat melihat peluang pasar dan mengkaji strategi pemasarannya," tegas Syamsul.

Sementara Joni Saputra memberikan masukan pada bentuk lembaga yang akan menaungi rumah produktif. Dia pun berharap lembaga mampu mencari peluang pasar baru, karena jika pasar usaha yang sudah ada diperebutkan maka pengusaha yang membina rumah produktif akan merasa keberatan. "Bukannya kemitraan yang timbul, malah persaingan dan saling jegal yang bakal muncul," ujar Joni.

Sedangkan Risdwan menginginkan agar rumah produktif mengembangkan produk lokal dan berbasis pada kelembagaan lokal.  Dia mencontohkan Chocodut dari Garut. Chocodut merupakan produk coklat yang didalamnya berisi dodol garut. Menurut Risdwan, rasa coklatnya tidak kalah dengan rasa coklat Swiss dan di dalamnya ada dodol yang telah menjadi ikon Kota Garut. Saking lakunya, kata Risdwan, chocodut berhasil jadi ikon baru kota Garut.

Namun apapun bentuk lembaga itu nantinya, mereka berempat sepakat bahwasanya rumah produktif yang akan mengatur pemasaran dan mencari peluang pasar baru. Order yang diterima nantinya dibagi-bagi ke anggota. "Nanti, masalah merek dan kemasan akan dikelola oleh rumah produktif ini. Jika ada bantuan mesin kemasan produk akan diserahkan ke rumah produktif ini. Bagaimana kelanjutannya kita akan bicarakan dengan Kadis Koperasi dan UMKM Sumbar agar bisa dibicarakan lebih lanjut dengan dinas di kabupaten/kota," ujar H. Erman. (*)


Telah diterbitkan Singgalang edisi Selasa 3 April 2012


Ribuan UKM Berpartisipasi dalam Festival UKM 2012

Written By zulfadli on Senin, 02 April 2012 | 00.33

| Senin | 2 April 2011 |

Ribuan pelaku UKM berpartisipasi dalam Festival UKM Nasional 2012 di Gedung SMESCO, Sabtu, 31 Maret 2012. Acara ini diselenggarakan Majalah Marketeers bersama Google dan didukung oleh mitranya dalam “Bisnis Lokal Go Online”.

Para Mitra yang dimaksud adalah Kementrian Koperasi dan UKM (KUKM), KADIN, PANDI, Bakrie Connectivity, APTIKOM, Melsa, dan Multiply.com. Festival ini bertujuan untuk membangkitkan semangat wirausaha para pelaku UKM Indonesia dan membantu mereka dengan ilmu pemasaran, keterampilan wirausaha, dan sikap optimistis membangun bisnis ke depan.

Festival ini menjadi bagian dari sosialisasi program yang diprakarsai Google dan mitranya dalam Bisnis Lokal Go Online. Ini merupakan inisiatif nasional untuk membantu pelaku UKM Indonesia membangun bisnis online mereka. Program ini juga bertujuan menghilangkan hambatan-hambatan dalam membangun bisnis online, dengan menyediakan solusi yang gratis, cepat dan gampang agar bisnis online mereka bertumbuh kembang.

Dengan adanya Festival UKM Nasional 2012 diharapkan dapat melahirkan UKM berbasis online lebih banyak lagi. Dengan tema “Menjadi UKM yang Solid dan Kreatif”, hajatan ini diisi dengan seminar yang menghadirkan para pakar dan praktisi bisnis, seperti Hermawan Kartajaya (Guru Pemasaran), Bob Sadino (pewirausaha sukses), Mario Teguh (motivator), di samping Kementrian KUKM sebagai keynote speaker.

Pada acara ini, para pelaku UKM akan mendapatkan update pengetahuan untuk mengembangkan wawasan bisnis dan meraih peluang-peluang pemasaran. Mereka dengan syarat tertentu berhak mendapatkan situs web  gratis, sudah termasuk nama domain dan hosting selama setahun.

Festival UKM Nasional ini juga didukung oleh berbagai mitra, baik dari media dan komunitas wirausaha di Indonesia, seperti Marketeers Media Fleet, Kaskus, Kompas.com,  Detik.com, Sindo, Tangan Di Atas, idBlogNetwork, LLP-KUKM, Indonesia Marketing Association (IMA), Young Entrepreneur Academy, Startuplokal, Saling Silang, Entrepreneur Association, Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA), GNFI, Infojakarta, Dailysocial, Bandung’s K-Lite 107,1 FM, dan lainnya.

Tentang Program Bisnis Lokal Go Online (www.bisnisgoonline.co.id)
Bisnis Lokal Go Online merupakan sebuah inisiatif dari Google dan mitranya yang diluncurkan pada 11 Januari 2011. Program ini dilatarbelakangi oleh fakta banyaknya bisnis di Indonesia yang belum memanfaatkan potensi bisnis secara online. Lebih  dari 40 juta orang Indonesia secara rutin mengakses Internet dan lebih dari 130 juta menggunakan perangkat mobile untuk mencari informasi produk dan layanan. Mereka menggunakan media online untuk mencari informasi tempat makan, film, olahraga, berita lokal, dan mereka melakukan riset online untuk rencana pembelian perangkat elektronik.

Statistik menunjukkan hanya 75.000 dari 17 juta UKM memiliki situs web (Sumber: Badan Pusat Statistik Republik Indonesia). Alasannya, antara lain mereka menganggap bisnis online itu bisnis yang mahal, rumit, atau karena mereka merasa tidak memiliki banyak waktu.

Melalui Bisnis Lokal Go Online,  para pelaku UKM tersebut bisa segera online dalam satu hari (setelah pembuatan domain). Terkait hal ini, Google akan menggunakan platform-nya Business SiteBulder, alat membuat situs web bisnis gratis yang secara otomatis terintegrasi dengan perangkat mobile, seperti ponsel pintar.  Business SiteBulder didesain untuk memecahkan hambatan-hambatan bisnis kecil untuk online secara mudah, cepat, dan gratis, termasuk mengelola situs webnya. (*)

Media dan Luki, Mendidik Anak Netra Melek Huruf

| Minggu | 1 April 2011 |

Penyandang cacat netra pun butuh informasi. Untuk itu mereka harus pandai membaca dan menulis. Bedanya mereka belajar membaca dan menulis dengan menggunakan huruf Braille.

"Pembelajaran baca tulis huruf latin dipercayakan kepada Luki Oknevi, sementara baca tulis huruf arab (baca Alquran) diserahkan kepada Media Febri Dewi," kata Heni Yunida Kepala UPTD PSBN Tuah Sakato Padang kepada Singgalang.

Luki Oknevi, sarjana lulusan sebuah PTN di Kota Padang. Di perkuliahan dia mengambil jurusan Pendidikan Luar Biasa. Sehingga selama dua semester harus bersentuhan dengan huruf Braille. Dulu, kata Luki, sering lupa posisi titik huruf Braille tersebut. Namun setelah mengajar di PSBN motivasi buat menguasai huruf Braille semakin besar.  Apalagi dia pernah ‘dikerjai’ siswanya.

“Pernah di awal mengajar saya diuji oleh murid untuk menuliskan angka 1 sampai seratus dengan huruf Braille. Untung tidak hilang akal, deh. Belakangan saya tahu siswa tersebut sejak kecil telah belajar Braille,” ujar Luki sambil tertawa.

Lain halnya dengan Media. Dia awalnya adalah penderita low vision. Derita itu menderanya sampai tamat SMP. Awal duduk di bangku SMA dia buta total. Dunia serasa mau kiamat. Untunglah orang tuanya bijaksana. Dengan susah payah mereka membangun rasa percaya diri Media kembali.

Perhatian dan sikap empati dari orangtua dan saudaranya, membuat Media bertahan tetap bersekolah di SMA 3 Payakumbuh (kini SMA 2 Payakumbuh). “Minder? Tentu saja ada. Namun ada kawan yang bersedia membantu ‘meminjamkan matanya’ untuk membacakan tulisan guru atau soal yang tertera di papan tulis. Sementara untuk berhitung dia diajari khusus oleh seorang guru,” urai Media.

Ketegaran Media dan pertemanan dengan sahabat pena se-Indonesia mengantarkannya ke PSBN Bandung. Dia belajar Alquran Braille di sana. Media termotivasi belajar Alquran Braille karena ingin dapat membaca kitab suci agama Islam tersebut sebagaimana belum buta dahulu. “Saya bercita-cita, kalau Allah mengizinkan akan saya ajar pula orang yang senasib dengan saya,” kata Media.

Setelah menamatkan pendidikan di Bandung, Media bergabung ke PSBN Tuah Sakato sejak 1995. Hingga kini Media tetap kebagian tugas mengajar para cacat netra melantunkan ayat-ayat suci AlQuran.  Tiap siswa harus diajari satu per satu. Mulai dari memperkenalkan huruf hijaiyah, tajwid hingga bacaan Alquran mereka.

Dikatakan oleh Heni Yunida, ketelatenan Media mengajari dan mendidik siswa, telah mengharumkan nama PSBN. Dua siswa mereka berhasil keluar sebagai juara MTQ. Nur Hasanah, siswa yang berasal dari Riau, mendapat juara I MTQ tingkat provinsi Riau. Sementara Khairiyah Nasution juara harapan III pada MTQ di Dharmasraya 2011 lalu.

Berkaitan dengan keterampilan yang diajarkan kepada penyandang cacat netra, Artina, Kasi Pelayanan Keterampilan dan Kecakapan PSBN Tuah Sakato menjelaskan bahwa siswa PSBN dibekali dengan keterampilan pokok dan keterampilan usaha. Keterampilan pokok meliputi orientasi mobilitas dan keterampilan kehidupan sehari-hari (KKS).

"Jika anak sudah menguasai keterampilan pokok, berarti kita sudah berhasil mendidik mereka," kata Artina.

Sementara keterampilan usaha meliputi keterampilan massages, berceramah/dai, merajut, shiatsu dan Arab Braille. Bahkan mereka pun diajar berkesenian. Malah sudah punya grup musik ‘Bina Bakti’ yang siap menghibur para tamu undangan pesta atau hajatan.

Para tenaga trampil message dan shiatsu siap melayani pasien yang ingin penyegaran tubuh atau ingin menghilangkan rasa sakit. Tarifnya terjangkau, Rp25.000. Mereka pun siap menerima panggilan dengan syarat dijemput antar dan mau melebihkan sedikit tali kasih buat mereka. Sebab 50% dari hasil message atau shiatsu tersebut dapat digunakan para siswa tingkat akhir itu sebagai modal berusaha setelah tamat nanti. (zulfadli)


(Diterbitkan Singgalang edisi Jumat 30 Maret 2011)

MITRA OKEBANA

MITRA OKEBANA

Pituah Agamo

Oleh : Mursal
Batamu baliek sanak, kini koh wak kaji masalah rukun Islam. Sabalun mulai cubo wak bahas dulu apo nan rukun dan apo islam tuh. Acok bana wak mandanga kato2 rukun koh sanak, sayang bana kalo arti nan sabananyo wak ndak tahu.
Baca Selengkapnya>>>


BACA JUGA
Pituah Agamo Babahaso Minang I
Pituah Agamo Babahaso Minang III

World News

 
Support : Bisnis UKM | Kemenkop | Okebana RSS | Sentra UKM

Copyright © 2012. Okebana - All Rights Reserved
Template Dimodifikasi Oleh Zulfadli
Wartawan Harian Singgalang