Headlines News :

9 Calon Mahasiswa Ditolak Masuk UBH

Written By zulfadli on Jumat, 31 Agustus 2012 | 15.24

Hafrijal Syandri
Rektor Universitas Bung Hatta (UBH), Prof. Hafrijal Syandri menegaskan, pihaknya menolak sembilan calon mahasiswa masuk UBH karena terbukti jadi pemakai narkoba.

Sinyalemen pemakai narkoba tersebut terbukti dari hasil tes kesehatan yang dilakukan tim dokter yang dipimpin Syafruddin Alung di Klinik Rahma Hatta. Sekaitan dengan itu, rektor langsung mengambil tindakan tegas. Kesembilan calon tersebut ditolak masuk UBH.

“Mahasiswa yang terbukti memakai narkoba, tidak kita terima. Seluruh uang yang telah disetorkan ke rekening universitas dikembalikan,” tegas Hafrijal pada Singgalang, kemarin.
Bahkan, tambah rektor,  mahasiswa yang telah menjalani perkuliahan pun bisa dikenai sanksi, jika mereka memakai narkoba. Mereka langsung dikeluarkan.

Hafrijal berani mengambil tindakan ini karena mendapat dukungan penuh dari segenap civitas akademika. Ketentuan ini sudah digariskan dalam tata tertib universitas sejak empat tahun lalu. Apalagi ada orangtua calon mahasiswa yang amat berterimakasih terhadap UBH. Mereka tahu anaknya jadi pemakai setelah menjalani tes kesehatan di sana.

Lebih jauh Hafrijal menyebutkan, jumlah mahasiswa yang banyak jadi salah satu kebanggaan bagi perguruan tinggi, terutama perguruan tinggi swasta (PTS). Bahkan dianggap indikator PTS tersebut diminati oleh lulusan sekolah menengah yang melanjutkan ke pendidikan tinggi. Namun hal itu ternyata bukanlah hal utama bagi UBH.

“Kita memang ingin banyak calon mahasiswa yang melirik Universitas Bung Hatta sebagai tempat melanjutkan pendidikan mereka. Terlebih disaat persaingan mendapat mahasiswa sangat tinggi. Namun kita lebih mementingkan kualitas calon mahasiswa dibanding kuantitas/jumlah,” kata rektor.

Karena tekad mengutamakan kualitas itulah yang menyebabkan sang rektor lebih baik menolak calon mahasiswanya dan mengembalikan uang pendaftaran dan uang kuliah yang bersangkutan.
Sejak enam tahun lalu, UBH telah mengharuskan calon mahasiswanya menjalani tes kesehatan di Klinik Rahmi Hatta yang bernaung di bawah UBH.

Menurut Hafrijal, tiap warga negara memang berhak mendapat pendidikan, namun mereka harus taat terhadap aturan yang telah disepakati sebelum memasuki kampus yang hingga hari ini telah mencatatkan jumlah mahasiswa baru 1.900 orang. (*)

ID Cake Boyong Karyawannya Berdarmawisata

Banyak cara menghargai karyawan. Pengusaha kue asal Agam menunjukkannya dengan  membawa karyawan dan keluarga mereka berdarmawisata.

“Setelah setahun bekerja mengais rezeki melalui usaha kue Id Cake milik kami, gak ada salahnya dong kita ngajakin karyawan beserta keluarga besar pergi berwisata,” ujar pimpinan ID Cake, Asnida Yetti kepada Singgalang, Rabu 29/8).

Sebanyak 30 anggota  keluarga besar ID Cake mengunjungi kebun binatang Sawahlunto dan Water Boom Muaro Kalaban minggu lalu. Mereka menggunakan bus pinjaman dari Dinas Perhubungan Kabupaten Agam.
Menurut Id, rombongan berangkat pagi-pagi  agar bisa menikmati kegembiraan di dua objek wisata tersebut lebih lama.

“Alhamdulillah para karyawan dan keluarga mereka sangat menikmati perjalanan wisata tersebut.
Dan keceriaan yang mereka nikmati hari itu terlihat ketika kembali bekerja. Mereka sangat bersemangat bekerja,” ujar Id bangga.

Id mengaku bahagia melihat keceriaan para karyawannya. Momen darmawisata di minggu awal Syawal ternyata ampuh mempererat silaturrahmi diantara mereka berimbas pada peningkatan kinerjanya. (zulfadli)

Kembangkan Sikap Memaafkan dan Taat Aturan

Written By zulfadli on Selasa, 28 Agustus 2012 | 16.59

Irwan berdialog dengan jajarannya. (humas)
Pemprov Sumbar menggelar apel gabungan seluruh SKPD di lingkungannya. Acara itu digelar di halaman Kantor Gubernur Sumbar di Jalan Sudirman Padang, Selasa (28/8).

Gubernur Irwan Prayitno mengigatkan agar  PNS di lingkungan Pemprov Sumbar mengembangkan sikap saling memaafkan guna mendukung kinerja PNS tersebut. Karena dengan kebersamaan lebih mudah memaksimalkan kinerja. Hal itu disampaikannya di hadapan Wakil Gubernur Muslim Kasim, Staf Ahli Gubernur, Asisten, Kepala SKPD dan pegawai di lingkungan Pemprov. Sumbar.

Menurut Irwan, kesuksesan seseorang amat ditentukan oleh pandainya berkomunikasi, berintegrasi, memahami sistem sesuai dengan aturan yang berlaku. “Jika tidak tentu semua akan gagal atau tidak maksimal. Ibarat sebuah mobil, jika salah satu komponennya rusak, mobil tersebut akan mogok dan tidak bisa berjalan,” katanya.

Dalam kesempatan itu Irwan tidak henti-hentinya mengigatkan perlunya sikap taat aturan dan sistem, terutama dalam menerapkan disiplin pekerjaan dalam kelembabagaan. Setiap kesalahan dalam bekerja ada surat teguran mulai dari lisan, tertulis hingga pemberian sangsi. “Penerapan disiplin dan ketentuan kerja organisasi merupakan sesuatu sistem yang perlu kita sadari sebagai kewajiban dan tanggungjawab terhadap pekerjaan yang diamanahkan,” ujarnya.

Irwan mencontohkan, Nabi Muhammad juga menerapkan hukum terhadap tiga sahabatnya ketika mereka mangkir tidak ikut dalam perang Uhud. Ketiganya diberikan hukuman dan mereka menjalankannya dengan kesadaran. “Mari kita budayakan saling memaafkan dengan tetap taat sistem aturan untuk Sumatera Barat yang lebih baik,” harapnya. (*/humas)

Lowongan Kerja di Bidang Grafika

Memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas adalah sangat membantu meningkatkan efektifitas dan produktifitas serta profit bagi perusahaan

Menghadapi persaingan Bisnis Global, kita harus menyiapkan SDM Grafika yang berkualitas dan manajemen yang sehat. Pengalaman selama ini membuktikan pemberdayaan SDM Grafika merupakan investasi yang sangat penting bagi terbentuknya daya saing Perusahaan.

Rekrutmen merupakan serangkaian proses untuk mencari kandidat yang memenuhi syarat dan kriteria minimal dari suatu Jabatan. Filosofi dasar dari Rekrutmen adalah “Put The Right Man at the Right Place”

"Kami Hadir untuk menjembatani para Calon Tenaga Kerja Grafika dengan Perusahaan Industri Grafika. komitmen kami adalah Membantu merekrut Calon Tenaga Kerja Grafika yang sesuai dan kompeten untuk ditempatkan di Industri Grafika sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan," kata pimpinan Link & Match, Anne Dameria.

“Saat  ini kami dari Link and Match Graphic bidang Rekrutmen menginformasikan saat ini tersedia  calon tenaga kerja yang sudah mendapatkan training soft skill lulusan D3/ SMK Grafika untuk jurusan Desain ,Prepress, Press, Finishing,” ujar Anne Dameria dalam surelnya.


Bagi yang berminat hubungi :
Link & Match Graphic
T. 021 8603013 / 021 70780350
E. info@link-match.com
W.www.link-match.com / lowongankerjagrafika.blogspot.com

Gubernur Halal Bi Halal dengan Karyawan/wati PSDA dan Dishub Sumbar

Written By zulfadli on Senin, 27 Agustus 2012 | 18.05

Halal bi halal merupakan kegiatan yang patut dipertahankan. Namun sikap saling memaafkan ini setiap hari kita lakukan agar terhindar dari penyakit hati yang membuat susah diri sendiri. Hal ini disampaikan Gubernur Irwan Prayitno dalam acara Halal bi Halal yang diselenggarakan dilingkungan Dinas PSDA Sumbar, Senin pagi (27/8).

Namun, kata Irwan berbeda halnya dalam urusan PNS dengan lembaga secara operasional. Ada teguran lisan, tertulis hingga pemecatan jika melanggar aturan kedisiplinan dalam bertugas.
Irwan Prayitno mencontohkan, Rasulullah telah memberikan teladan dalam hidup keseharian terhadap seorang kafir yang senang mengolok-olok, meludahi nabi. Ketika dia sakit Nabi kemudian menjeguknya. Dengan kebaikan tersebut orang itu akhirnya masuk Islam.

“Demikian Rasul memberikan kita perhatian, bagaimana sikap memaafkan amat penting, untuk menjaga silaturrahmi dan kebersamaan umat. Kita seharusnya juga demikian selalu menjaga keharmonisan dan kebersamaan dalam berkerja dikantor, sehingga kita secara bersama-sama dapat menyelesaikan tugas secara baik yang akhirnya dapat meningkatkan kinerja pelayanan kepada masyarakat,” kata Irwan.

Sesungguhya seorang itu jika kurang bersikap memaafkan, akan berdampak pada sikap psikologisnya sendiri, karena semua persoal menjadi masalah bagi dirinya sendiri. Jadi dia sendiri yang membuat dirinya susah bukan orang lain, atau kondisi yang terjadi, ujarnya.

Kadis PSDA Ir. Ali Musri menyatakan acara halal bi halal merupakan kegiatan rutin setiap habis lebaran Idul Fitri setiap tahunnya. Acara ini dilakukan sebagai upaya untuk membangunan silaturrahmi dan kebersamaan guna menyukseskan kinerja dilingkungan PSDA.

Gubernur Irwan Prayitno juga melakukan acara yang sama di rumah Kadis Perhubungan bersama karyawan-karyawati di lingkungan Provinsi Sumatera Barat. Dalam kesempatan tersebut Kadis Perhubungan Ir. Murdika pun mengajak karyawan-karyawati Dinas Perhubungan untuk selalu membangun hubungan silaturrahmi yang baik, guna meningkatkan kinerja Dinas Perhubungan Sumatera Barat. (*/humas)

Rektor UBH Prof. Hafrizal Syandri: Hasil Riset Harus Bisa Dimanfaatkan Masyarakat

Written By zulfadli on Kamis, 23 Agustus 2012 | 23.26

Hafrijal Syandri
Rektor Universitas Bung Hatta (UBH), Prof. Hafrizal Syandri, mewanti-wanti dosen dan mahasiswanya untuk bisa melakukan riset yang hasilnya bermanfaat bagi masyarakat. Banyak kemudahan yang diberikan kepada dosen dan mahasiswa yang bisa melakukannya.

“Hal ini sesuai Tri Dharma Perguruan Tinggi dan aturan yang digariskan Dirjen Dikti yang mengarahkan hasil penelitian bermanfaat bagi masyarakat lewat program Iptek Berbasis Masyarakat (IBM). Jadi penelitian sekarang bukan sebatas laporan atau dimuat di jurnal saja,” ujarnya kepada Singgalang, Selasa (14/8).

Bahkan, kata rektor, ada bantuan dana Rp50 juta untuk tiap penelitian. Tiap dosen negeri ataupun swasta berhak mengajukan proposal penelitian dan bila memiliki dampak positif bagi masyarakat, maka mereka berhak mendapat bantuan tersebut. Baik berupa bantuan strategis nasional dan hibah bersaing.
Sebagai bentuk dukungan, universitas  turut memberikan bantuan. Pihak universitas akan memfasilitasi dosen-dosen yang bakal melakukan riset berbasis masyarakat tersebut. “Meski nilai bantuan ini kecil, namun kita harapkan bisa membuka peluang bagi penelitian selanjutnya,” ujar pria yang telah empat tahun berturut-turut mendapat bantuan penelitian seputar ikan bilih dan pengelolaannya agar tidak terancam punah.

Hafrizal mencontohkan, universitas yang dia pimpin telah mengadakan pelatihan pembuatan pakan berbasis sumber daya lokal. Mahalnya harga pakan memotivasi dia dan timnya untuk berusaha agar petani ikan bisa membuat pakan sendiri, sehingga mereka bisa menikmati keuntungan dari usaha ikan mereka.

“Fakultas Perikanan pun telah bekerjasama dengan Balai Pengembangan Budidaya Air Tawar Bogor dalam hal alih teknologi perikanan yang bisa diterapkan masyarakat di Danau Maninjau yang banyak memiliki keramba jala apung,” ujar Hafrizal.

Besarnya dukungan terhadap dosen atau mahasiswa yang melakukan penelitian berbasis masyarakat didasarkan pada dampaknya terhadap peningkatan citra universitas yang mengabadikan salah satu nama proklamator RI itu. 

Bahkan karena itu pula UBH menjadi satu-satunya perguruan tinggi swasta di Kopertis X yang mendapat penghargaan Peniliti Dosen Peringkat Madya. Dengan hasil itu, UBH dipercaya mendapat bantuan penelitian Rp750 juta (2011) dan Rp1 miliar (2012). UBH juga menjadi salah satu reviewer penelitian yang bisa diberi bantuan.

Capai 1800
Calon mahasiswa yang mempercayakan kelanjutan pendidikannya ke Universitas Bung Hatta sudah sekitar 1800 orang. “Alhamdulillah, hal ini cukup menggembirakan. Mudah-mudahan dalam dua hari ini bisa mencapai 2.000 calon mahasiswa yang mendaftar ulang pada 27 Agustus nanti,” ujar Kepala BAAK  UBH, Zuraida Amir optimis.

Optimisme Ida panggilan Zuraida, didasarkan kecendrungan peningkatan jumlah mahasiswa UBH dari tahun ke tahun. “Semua tak lepas dari keberhasilan semua civitas akademika dalam pencitraan terhadap UBH. Sebab sempat jumlah mahasiswa stagnan di angka 1200-an. Namun setelah kepemimpinan Bapak Hafrizal terus meningkat  jumlahnya,” kata Ida. (zulfadli)


(Diterbitkan Harian Singgalang Edisi Rabu 15 Agustus 2012)

Tiga Sekawan di Arena Pameran

Written By zulfadli on Selasa, 07 Agustus 2012 | 09.05


Sari dan Ain menyusun produk ubi ungu yang baru tiba.
Ada tiga gadis manis yang ceria melayani calon pembelinya di arena pameran yang diselenggarakan Dekranasda Sumbar di halaman Kantor Gubernur Sumbar. Mereka itu adalah Zulnuraini, Halimatusa’diah dan Ria Mayasari.
 
“Kami ikut pameran ini untuk mempromosikan produk kami. Selain itu kami pun ingin melihat peluang dan pengembangan usaha yang bakal kami geluti ke depannya,” ujar Sari yang didampingi Ain, panggilaan Zulnurain.

Menurut Sari, dia dan Zulnuraini berteman sejak SMA. Sedangkan dengan Diah berteman sewaktu sama-sama ngekos di Andaleh.Diah waktu itu tengah bekerja di NGO internasional yang berafiliasi dengan UNDP.

Keakraban di kos-kosan itulah yang membuat Diah dan Sari merasakan kedekatan laiknya dua saudara. Meski telah dipisahkan oleh jarak dan pekerjaan, keduanya sepakat mencoba peruntungan di pameran. Kepandaian membuat kue jadi modal. Diah membuat ladu/arai pinang dan unggulan daerah Pariaman lainnya. Sementara Sari yang berasal dari Padang Panjang membuat kue stik keju, aneka kue kering dari mentega, dan kue bawang.

Selain itu, Diah membawa mukena buatan neneknya ke pameran. Diah pun memrpomosikan aneka olahan ubi ungu kenalannya dari Kabupaten Solok. Produk Nadya Saiyo yang dijualkannya meliputi keju ubi jalar ungu, kue bawang ungu, kue keju makaroni, kue bawang pelo.  

Diah dan Sari bergantian menjaga stand. Mereka pun bergiliran menyambangi stand lainnya. "Moga pameran kedua kalinya ini memberikan masukan dan kekuatan bagi kami untuk mulai menggeluti wirausaha," ujar Diah. (*)

Rini Bordir dan UD Simpati Jaya: Enaknya Jadi Binaan PT Semen Padang

Written By zulfadli on Minggu, 05 Agustus 2012 | 22.27

Ajang Pasar Raya Ramadhan yang diselenggarakan di halaman parkir Craft Centre, Khatib Sulaiman No.67 Padang, juga mengikutsertakan sejumlah UMKM binaan BUMN. Diantaranya PT Semen  Padang (PTSP).
Rini Bordir dan UD Simpati Jaya merupakan dua diantara lima binaan PT Semen Padang yang mendapat kesempatan berpromosi di sana. Mereka berdua sangat bersyukur beroleh kesempatan itu.

Ernita dari Rini Bordir telah dua tahun menjadi binaan perusahaan semen tertua di Indonesia itu. Pelaku UMKM dari Kab.Limapuluh Kota ini merasa terbantu dengan bantuan yang diberikan PTSP. Pinjaman modal yang diperolehnya amat membantu ketika dia ikut pameran di Pekan Raya Jakarta (PRJ) 14 Juni-15 Juli lalu.

Modalnya yang meningkat menyebabkan dia bisa membawa produk lebih banyak. “Alhamdulilllah, di PRJ memperoleh hasil yang menggembirakan. Kami sempat beberapa kali memesan barang ke kampung, termasuk pada rekan-rekan perajin bordir. Pemesanan mendadak ini dapat kami lakukan karena modal kami telah bertambah setelah dapat pinjaman dari Semen Padang,” ujar ibu lima anak yang bahu membahu dengan suaminya yang juga penjahit itu.

Ernita mengaku dapat ikut berpromosi di Pasar Raya Ramadhan lewat binaan Semen Padang. “Sebenarnya saya nyaris tidak ikut. Saat dapat informasi, langsung menghubungi panitia. Namun dinyatakan bahwa tempat telah penuh. Alhamdulillah Semen Padang memberikan satu meja bagi saya di sini,” ujar produsen jilbab, mukena, selendang dan baju bordir/kerancang itu.

Hal yang sama juga dirasakan Mailinda Wesni. Pedagang kue harian dan kue lebaran di bawah bendera UD Simpati Jaya ini sudah dua kali mendapat pinjaman modal dari PT Semen Padang.

“Pinjaman kedua yang Rp20 juta bisa memenuhkan satu mobil box kami dengan aneka kue. Kami bisa memesan kue lebih banyak dan melakukan pengembangan pemasaran, termasuk bermitra dengan pedagang kue dari daerah lain,” ujar isteri Adriyanto, pemilik UD Simpati Jaya.

Mai mengaku sudah 13 tahun melakoni usaha ini atau jauh sebelum mereka berumahtangga.
“Setelah menikah, usaha tersebut dijalankan berdua. Alhamdulillah makin berkembang,” ujar Mai.

Tiga tahun setelah jadi binaan Semen Padang, Mai merasakan dampaknya terhadap usaha mereka. Tambahan modal tersebut membuat mereka bernafas lega. Sebab bisa mendapat produk lebih banyak. Dua adik mereka pun bisa ikut bekerja, setelah kini memiliki dua armada untuk memasarkan produk ke penjuru Kota Padang, Pariaman, Padang Panjang, Bukittinggi dan Payakumbuh.

Kini mereka pun bisa bermitra dengan lebih banyak produsen. Baik dengan sistem beli putus, konsinyasi atau barter barang dagangan. “Apalagi jika dapat bantuan khusus seperti tetangga saya,” kata Mai. (zulfadli)

(Diterbitkan di Singgalang Edisi Sabtu 4 Agustus 2012, halaman B-17)

KEENAN FASHION: Memasyarakatkan Batik Lewat Online dan Reseller

Tak terbayangkan oleh Risma Rossi bahwa dia akan melakoni usaha dagang seperti ibunya ketika ia dan saudaranya masih kecil. Apalagi setelah tamat kuliah, dia asyik berkecimpung di NGO (Non Government Organisazation), tepatnya di LBH Padang. Rutinitas dan kesibukan di LBH telah menjadi warna hidup Rossi sejak awal 2000-an.

“Namun kemudian saya tersadar. Alangkah baiknya jika kita berkecimpung di NGO, apalagi yang sifatnya sosial, kita harus punya pegangan atau usaha yang menopang kegiatan kita. Terlebih jika kita menginginkan independensi,” ujar Rossi.

Setelah menikah  dengan pujaan hatinya yang berasal dari Solo, perlahan mata Rossi makin terbuka. Keinginan punya usaha sendiri kian menggebu.

“Saya ingin punya usaha sendiri. Usaha harus beda dan punya nilai lebih dibanding yang telah ada. Produk yang dijual harus bermutu karena saya ingin menyasar konsumen menengah atas. Namun apa ya usaha yang cocok,” ujar Rossi sambil tertawa saat mengutarakan  pergulatan batinnya kala itu.

Akhirnya mulailah Rossi melirik baju batik yang banyak dihasilkan di daerah kelahiran sang suami. Dari dia pula Rossi tau mana batik berkualitas, mana yang sedang-sedang saja sekaligus dimana bisa mendapatkan produk batik berkualitas tersebut.

Rossi mulai memutuskan untuk menjualkan batik asal Ngasem (Solo) dan Laweyan (Yogyakarta). Awalnya dari teman ke teman dia dan suami. Rossi pun merintis penjualan lewat SMS. Kemudian beralih ke penjualan online, lewat blackberry messenger (BBM). Dia pun ikut berbagai pameran.

“Pameran yang diadakan Dinas Koperasi UKM Sumbar merupakan kali kedua. Sementara  di kantor gubernur sudah yang ketiga, kalau saya jadi ikut tanggal 6 besok,” kata Rossi.

Perlahan tapi pasti, jumlah konsumen meningkat. Omset usaha membuat Rossi semakin bersemangat. Sebuah toko di kawasan Balai Baru menjadi bukti sukses awal yang digapai Rossi. Dia memberi merek dagang dan tokonya ‘Keenan Fashion’ yang diambil dari nama panggilan putrinya.

Rossi lewat Keenan ikut memasyarakatkan batik. Dia tidak hanya menjual batik, namun juga memberikan jasa permak gratis buat pelanggannya. Sehingga pelanggan bisa ngepas memakai batiknya.

Barang bermutu asal Ngasem dan Laweyan yang terkenal mutunya menambah popularitas Keenan di mata konsumennya.

Apalagi ada bonus berupa gelang batik, ikat pinggang batik dan aneka asesoris asli Yogyakarta yang diberikan. Makin banyak belanja, makin banyak pula bonus yang diterima.

“Bonus ini gratis, bukan termasuk dalam harga belanjaan pelanggan dan harga yang kami patok bisa dibandingkan dengan penjual produk sejenis,” ujar Rossi sedikit berpromosi.

Tak heran jika banyak bidan, dokter, PNS, pegawai BUMN yang menjadi pelanggan Rossi. Selain menjadi konsumen setia, kebanyakan mereka menjadi reseller. Ada share keuntungan 20-25 persen bagi para reseller.

Pelanggan Rossi banyak pula yang datang dari jauh. Ada yang di Pekanbaru, Medan, bahkan Kalimantan. Mereka pesan via telepon atau sms dengan menyertakan model dan ukuran yang diinginkan.

Jika mereka mengeluhkan ukuran batik sedikit kebesaran, maka Rossi dengan senang hati memermak baju sesuai keinginan pelanggan.  “Kami juga menjual bahan dan menerima jasa jahit untuk itu,” kata Rossi.

Satu hal lagi yang mengikat pelanggan Keenan adalah berbagai tips yang diberikan Rossi kepada para pelanggannya. Sekali seminggu ada saja tips seputar batik yang dia kirimkan. Begitu pula jika ada info produk baru. (zulfadli)

(Diterbitkan di Singgalang Edisi Sabtu 4 Agustus 2012, halaman B-16)

Telur Ayam Diserbu Pengunjung

Written By zulfadli on Jumat, 03 Agustus 2012 | 14.41

Pengunjung Pasar Raya Ramadhan 1433 H yang dilak sanakan Dinas Koperasi, UMKM SUmbar di pelataran parkir Craft Centre mulai membludak. Para pelaku usaha mikro dan kecil mulai menikmati transaksi jual beli mereka.

’Kunjungan hari ini meningkat dibanding kemarin. Bisa karena baru tahu, apalagi sekarang tanggal 1. Habis gajian daya beli meningkat,’’ ujar Junaidi, Ketua Panitia Pasar Raya Ramadhan, Rabu (1/8).
Dari pantauan Singgalang, stand yang banyak dikunjungi adalah penjual kebutuhan pokok yang ada di ajang pameran tersebut seperti gula, telur, minyak goreng, dan ayam potong.

Selain kebutuhan pokok tersebut lebih murah dibanding harga pasar, para keluarga miskin dapat menggunakan kupon yang mereka terima.

Untuk daging bisa dibeli lebih murah Rp10.000 sementara gula, telur, minyak goreng dan ayam disubsidi Rp5.000. Dengan kupon tersebut mereka bisa memeroleh telur seharga Rp24.000 per lapak (isi 30 telur). Sementara yang tidak memiliki kupon dapat membelinya seharga Rp29.000. Harga itu lebih murah dibanding pasar.

‘’Saat ini harga telur ayam ras di pasaran berkisar antara Rp29.000-Rp.30.000. Di pameran ini, telur yang kami jual berukuran besar dan dilepas cuma Rp.29.000. Karena memang disuruh lebih murah dari harga pasar,’’ ujar Pepi Yeni isteri pemilik usaha Lubuk Buaya PS.

Stand penjual telur ini banyak diserbu pembeli, hingga Rigo dan Yudia Rahman, karyawan Pepi, cukup kewalahan melayani permintaan konsumennya. Menurut mereka di pameran tahun sebelumnya mereka bisa menghabiskan 60 kabek talua atau sekitar 18.000 butir per hari.

Pepi mengakui banyak keuntungan yang didapatnya dari pameran. Selain bisa bertransaksi, dia juga bisa memperluas pangsa pasarnya. (zulfadli)

Willy Collection, Kian Berkibar Setelah Bergabung Dengan KUKMI

Written By zulfadli on Kamis, 02 Agustus 2012 | 22.07

Rukmiarni sudah menggeluti bisnis bordiran dan sulaman sejak tahun 1970-an. Sembari berbisnis, guru SD ini pun melakukan kegiatan sosial, mengajari anak-anak putus sekolah agar punya keterampilan.

Keterampilan membordir dan membuat sulaman, katanya, didapat dari orang tua. “Keterampilan turun temurun. Ninik kami mendapatkannya dari sewaktu belajar di sekolah Belanda,” ujarnya.

Alhasil banyak murid  Rukmiarni yang pandai membordir. Mereka umumnya belajar gratis, bahkan ada yang ditampung di rumah sang guru. Selagi belajar, para murid itu telah mulai mengerjakan pesanan konsumen yang relatif mudah penyelesaiannya.

Cara itu ditempuh agar para siswa kian termotivasi belajar. Sebab mereka merasakan hasil jerih payahnya sendiri. “Jika mereka ingin mendapat bayaran lebih, mereka tentu harus lebih mahir menyulam atau membordir. Pesanan yang rumit dan butuh keterampilan tinggi tentu bayarannya lebih tinggi pula,” ujar Rukmiarni.

Rukmiarni pernah merasakan masa jaya usaha yang berlokasi di Minahasa I/7 itu pada 1980-an. Berkat suksesnya itu, dia bersama Alimin diminta membidani kelahiran Kopinkra Ibu Saiyo oleh BLK Sumbar. Tepatnya pada 1986.

Namun usahanya pun mengalami pasang surut. Disadari oleh Rukmiarni saat surut lebih disebabkan oleh jiwa sosialnya yang tinggi. Dia sering harus merelakan anak bordirnya yang ingin membina usaha sendiri. Yang paling menyedihkan adalah siswa-siswa yang dilatihnya ‘dicaplok’ para pesaing. Akibatnya Rukmiarni harus melatih tenaga kerja baru agar roda usahanya tetap berjalan.

Pada era 1990-an, anaknya mulai terjun membantu pengembangan usaha Rukmiarni. Willy Nofranita ketika itu masih SMA. Namun lantaran iba melihat kemunduran usaha ibunya, ia pun ikut menyingsingkan lengan baju memajukan usaha sang ibunda. Sebagai penghormatan usaha itu diberi merek Willy Collection.

Berkat kesabaran dan kegigihan ibu dan anak ini, perlahan usaha berlabel Willy berkembang lagi. Usaha selendang bordri, sulaman koto gadang, kerancang, mukena dan baju bordir itu mulai menggembirakan. Rahasianya, Willy dan Rukmi menetapkan harga yang relatif rendah dengan hasil karya yang sama dengan produk yang dijual lebih mahal.

Perlahan namun pasti, Willy Collection berkembang. Usaha pelaminan pun dilirik. Bahkan jauh sebelum rendang booming, Willy telah mengembangkan usaha pembuatan rendang.

Perkembangan usaha makin bagus setelah Willy bersentuhan dengan KUKMI Sumbar. Pembinaan yang dilakukan KUKMI dan berbagai peluang yang diberikan KUKMI dimanfatkan dengan baik oleh Willy.

“Kami memotivasi Willy. Kita ciptakan peluang dan jaringan sesuai arahan Ketua Umum KUKMI Pusat, HM. Azwir Dainy Tara. KUKMI berupaya memberikan peningkatan akses pasar bagi UKM binaannya,” ujar Sekretaris DPD KUKMI Sumbar, Rustam didampingi Bendahara, Irman.

Menurut Rustam, KUKMI sedang menjajaki peluang bagi Willy untuk go internasional. Dalam tahun ini dilakukan penjajakan awal dengan sejumlah pengusaha Malaysia. “Mudah-mudahan, 2013 ini produk Willy dan binaan KUKMI lainnya akan beredar di pameran atau pasar Malaysia,” ujar Rustam. (zulfadli)

(Diterbitkan Singgalang Edisi Kamis 2 Agustus 2012, halaman C-25)

Usaha Penuh Cinta Berbahan Perca


Banyak cara untuk membuktikan cinta. Mengabadikannya lewat branded usaha pun ditempuh. Seperti yang dilakukan oleh pasangan Indra Sakti Nauli dan Helma Tuti.
Keduanya menjadikan tanggal pernikahan sebagai merek dagang bagi usaha asesoris rumah tangga yang terbuat dari bahan perca. Ada tutup kulkas, tutup galon, tutup magic com, tatakan gelas, alas panas, sapu tangan,  lap tangan gantung dan tutup tudung saji.

“Kami memberi merek 159Art bagi usaha ini. 159 berasal dari tanggal pernikahan, 15 September. Agar mudah mengingatkan kami kepada tangal sakral itu,” ujar Indra sambil tersenyum kepada Ema.

Dua tahun sudah menekuni usaha pembuatan asesoris dari bahan perca tersebut. Meski dari perca berkat ketekunan dan kreativitas Indra dan Ema, hasil padu padan guntingan sisa kain konveksi dari Agam itu terlihat manis dan menarik. Produk tersebut dibanderol dalam harga yang relatif terjangkau antara Rp15.000 hingga Rp50.000 per produk. Tak heran produk yang menyasar kalangan menengah atas ini laku keras di berbagai pameran yang diikuti.

Namun sayang, berbagai produk 159Art terpaksa dibuat dalam limited edition (edisi dan jumlah terbatas). Kendati laku sekalipun, tidak akan ada produk dengan bentuk dan motif yang sama.

“Kami mendapatkan bahan perca dari konveksi di Agam dan Bukittinggi. Biasanya mereka membeli kain berseri, jika kain itu habis maka bahan dan motif yang kami dapatkan akan berbeda pula,” ujar Tuti.

Tidak hanya itu, dalam proses pembuatannya, rasa cinta keduanya pun dilibatkan. Indra bertugas menggunting bahan-bahan menjadi berbentuk segitiga, segi empat dan sebagainya.

Ema yang melanjutkannya, menyusun guntingan aneka bentuk dan motif kain itu. Jiwa seni amat berperan dalam penyatuan berbagai bahan perca tersebut. Hal inilah yang menjadi penyebab 159Art sulit memrpoduksi dalam jumlah banyak. Akibatnya, sulit memenuhi permintaan yang kian hari kian banyak.

Tak jarang waktu sebulan dua bulan dihabiskan bagi pemenuhan stok barang yang akan dibawa ke ajang pameran. Apalagi dua tenaga kerja yang dimiliki lebih banyak bertugas menyambung bagian-bagian yang telah dipadu padan Ema.

“Sulit mencari tenaga jahit yang mumpuni saat ini. Meski diberi upah lebih tinggi dalam pembuatan produk kami. Di Bukittinggi, sekodi diberi upah antara Rp60.000-Rp70.000. Sementara 159Art sanggung memberi upah Rp10.000 per potong,” aku dara asal Sungai Puar itu.

Ema pun mengakui kesulitan memenuhi order bertambah lantaran dia dan suami bertambah pula tanggungjawab di kantor masing-masing. “Jika saya ngajar di di TK dan STKIP Adzkia, maka praktis baru sore atau malam bisa mengerjakan pesanan. Tapi kami telah dapat solusi buat mengatasi hal ini. Moga ke depannya 159Art akan berkembang dan menjadi trend setter asesoris rumah tangga,” kata Ema yang mengaku telah mulai menjahit sejak SD. (zulfadli)

(Diterbitkan Singgalang Edisi Kamis 2 Agustus 2012, halaman C-24)

Pasar Raya Ramadhan 1433 H: UMKM Terbantu, Crat Centre Terpromosikan

Pasar Rakyat yang bertajuk Pasar Raya Ramadhan 1433 H dimulai hari ini. Kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi, UMKM Sumbar bersama Dinas Koperindag Kota Padang dan BUMN  ini dibuka oleh Gubernur Sumbar Ir. H. Irwan Prayitno, Selasa (31/7).

"Kita menyambut gembira adanya kegiatan pasar rakyat ini. Karena pelaku UKM yang amat bersemangat menjualkan produknya namun tempat berjualan terbatas akan terbantu dengan adanya acara ini. Rakyat pun terbantu mendapatkan kebutuhan dengan harga dibawah harga pasar. Terlebih ada paket sembako murah dari BUMN Peduli," kata Irwan Prayitno.

Kepala Dinas Koperasi, UMKM Sumbar, Achmad Charisma menyatakan sengaja memindah lokasi kegiatan pasar rakyat yang biasanya diselenggarakan di halaman parkir kantornya. "Pasar Rakyat yang kita adakan tiap bulan Ramadhan ini biasanya berlokasi di depan Kantor Dinas Koperasi UMKM Sumbar. Namun tahun ini, kita laksanakan di halaman Craft Centre dengan maksud mempromosikan pusat penjualan kerajinan dan makanan khas daerah Sumbar,"ujar Achmad.

Menurut Achmad, ide pasar rakyat sekaligus promo craft centre ini adalah sebuah langkah jitu, efektif dan efisien. Sebab dalam satu kegiatan bisa memberikan banyak manfaat. "UMKM kita terbantu pemasaran produknya, masyarakat bisa mendapatkan barang yang lebih murah dari harga pasar dengan adanya sembako dari BUMN Peduli. Craft Centre terpromosikan. Apalagi perwakilan BUMN, Asita dan PHRI ikut hadir dalam acara ini," ujar pria yang juga Koordinator Bidang Promosi Craft Centre itu.

Di lokasi pasar rakyat itu ada 120 usaha mikro, kecil dan menengah dari berbagai kabupaten/kota di Sumbar. Mereka mendaftar lewat dinas terkait di daerah. Sedangkan yang berasal dari Kota Padang mendaftar langsung ke Panitia yang diketuai oleh Junaidi, Kabid Pemberdayaan UMKM Dinas Koperasi, UMKM Sumbar. "Sebenarnya ada 200 yang berminat ikut, namun kapasitas tempat yang bisa kita sediakan cuma 120. Itu pun sudah harus berdempetan antara satu usaha dengan usaha lainnya," kata Ance yang mewakili Junaidi.

Sambutan Luar Biasa

Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari pelaku UMKM. Malah ada yang berasal dari Tiakar Guguak Kabupaten Limapuluh Kota. Pengusaha makanan olahan dari rosella itu antusias mengikuti pameran lantaran ingin mempromosikan produk baru. Eti Tabrani ingin agar produk agar-agar rosella, minuman sari rosella, kalamai dan wajik rasa rosella dari usaha Barokah Mardhatillah miliknya dikenal luas oleh masyarakat. Eti semakin gigih berpromosi lewat pameran setelah mendapatkan kontak bisnis lewat lelang produk di Hotel Pangeran Pekanbaru, Juli lalu.

Seorang dosen STKIP Adzkia, Helma Tuti juga ikutan menjualkan produk andalannya yang terbuat dari kain perca. Ada tutup galon, tutup kulkas, tutup tudung saji, tatakan gelas dan alas panas. Dia ingin mengulang sukses pada pameran-pameran sebelumnya. Dia yakin hasil karya bersama suaminya Indra Sakti Nauli itu bakalan laku. Karena harganya relatif terjangkau dan tampilan produknya menarik. (zulfadli)

( Diterbitkan Singgalang Edisi Rabu 1 Agustus 2012, Halaman C-24)

MITRA OKEBANA

MITRA OKEBANA

Pituah Agamo

Oleh : Mursal
Batamu baliek sanak, kini koh wak kaji masalah rukun Islam. Sabalun mulai cubo wak bahas dulu apo nan rukun dan apo islam tuh. Acok bana wak mandanga kato2 rukun koh sanak, sayang bana kalo arti nan sabananyo wak ndak tahu.
Baca Selengkapnya>>>


BACA JUGA
Pituah Agamo Babahaso Minang I
Pituah Agamo Babahaso Minang III

World News

 
Support : Bisnis UKM | Kemenkop | Okebana RSS | Sentra UKM

Copyright © 2012. Okebana - All Rights Reserved
Template Dimodifikasi Oleh Zulfadli
Wartawan Harian Singgalang