Irigasi sangat dibutuhkan petani buat mengairi areal pertanian mereka. Permasalahan ini selalu menjadi keluhan petani, terutama jika saluran irigasi yang rusak belum juga tertangani dalam waktu yang relatif lama.
Keluhan ini disampaikan masyarakat Jorong Matua Katiak Nagari Matua Hilia, Kabupaten Agam saat anggota DPR-RI HM. Azwir Dainy Tara pada acara “Mambubuakan Padi” di Sawah Aro, kemarin.
“Saluran irigasi kami bermasalah. Dari 3 kilometer saluran yang ada, sekitar 200 meter rusak parah dan tidak bisa dipergunakan. Kami berharap kepada pemerintah untuk mencarikan solusi mem perbaiki sumber pengairan utama bagi lahan kami,” sebut tokoh masyrakat setempat, Tarmizi di hadapan Azwir Dainy Tara dan Bupati Agam, Indra Catri.
Dijelaskan Tarmizi, saluran tersebut sudah tidak berfungsi lagi sejak dua tahun belakangan. Penyalur air utama untuk areal pertanian di Sawah Aro, Jorong Matua Katiak rusak akibat bencana alam.
Tarmizi juga mengharapkan, dengan kehadiran anggota DPR-RI untuk pertama kalinya ke jorong tersebut akan membawa perubahan, apalagi Jorong Matua Katiak masih cukup tertinggal bila dibandingkan jorong-jorong lain di Kabupaten Agam.
Pada kesempatan itu, Bupati Agam Indra Catri akan mengupayakan mencarikan solusi untuk memperbaiki saluran irigasi yang menjadi keluhan petani. Karena, anggaran yang dimiliki daerah cukup terbatas.
“Meskipun anggaran tidak mencukupi, tetapi ada sumber-sumber pembiayaan lain yang bisa diusahakan untuk membantu masyarakat kita, apalagi ini juga berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat,” katanya.
Indra Catri juga berpesan kepada masyarakat, untuk selalu menjaga komunikasi dan keharmonisan dengan sesama petani, termasuk dalam memelihara sarana dan prasarana yang dimiliki daerah.
Sementara itu, HM.Azwir Dainy Tara sangat mengapresiasi masih terbinanya hubungan yang harmonis dengan sesama masyarakat, termasuk masih menggelar kegiatan syukuran seperti yang dilakukan pada kegiatan “Mambubuakan Padi” itu.
“Kegiatan ini sudah menjadi tradisi di kalangan masyarakat dan sangat jarang yang masih melaksanakan kegiatan seperti ini. Kalau bisa, ini dipertahankan sampai kapan pun,” sebutnya.
Soal persoalan pengairan yang dikeluhkan kelompok tani, sebut Azwir, akan diusahakan melalui bantuan-bantuan pembiayaan yang ada di pusat maupun pemerintah daerah, meskipun jumlahnya belum bisa disebutkan.
“Kami turun ke daerah itu untuk menyerap aspirasi masyarakat, seperti yang disampaikan kepada kami pada saat ini. Permasalahan ini yang akan kami sampaikan pada hearing dan rapat dengan kementrian terkait,” jelasnya. (zul)
Keluhan ini disampaikan masyarakat Jorong Matua Katiak Nagari Matua Hilia, Kabupaten Agam saat anggota DPR-RI HM. Azwir Dainy Tara pada acara “Mambubuakan Padi” di Sawah Aro, kemarin.
“Saluran irigasi kami bermasalah. Dari 3 kilometer saluran yang ada, sekitar 200 meter rusak parah dan tidak bisa dipergunakan. Kami berharap kepada pemerintah untuk mencarikan solusi mem perbaiki sumber pengairan utama bagi lahan kami,” sebut tokoh masyrakat setempat, Tarmizi di hadapan Azwir Dainy Tara dan Bupati Agam, Indra Catri.
Dijelaskan Tarmizi, saluran tersebut sudah tidak berfungsi lagi sejak dua tahun belakangan. Penyalur air utama untuk areal pertanian di Sawah Aro, Jorong Matua Katiak rusak akibat bencana alam.
Tarmizi juga mengharapkan, dengan kehadiran anggota DPR-RI untuk pertama kalinya ke jorong tersebut akan membawa perubahan, apalagi Jorong Matua Katiak masih cukup tertinggal bila dibandingkan jorong-jorong lain di Kabupaten Agam.
Pada kesempatan itu, Bupati Agam Indra Catri akan mengupayakan mencarikan solusi untuk memperbaiki saluran irigasi yang menjadi keluhan petani. Karena, anggaran yang dimiliki daerah cukup terbatas.
“Meskipun anggaran tidak mencukupi, tetapi ada sumber-sumber pembiayaan lain yang bisa diusahakan untuk membantu masyarakat kita, apalagi ini juga berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat,” katanya.
Indra Catri juga berpesan kepada masyarakat, untuk selalu menjaga komunikasi dan keharmonisan dengan sesama petani, termasuk dalam memelihara sarana dan prasarana yang dimiliki daerah.
Sementara itu, HM.Azwir Dainy Tara sangat mengapresiasi masih terbinanya hubungan yang harmonis dengan sesama masyarakat, termasuk masih menggelar kegiatan syukuran seperti yang dilakukan pada kegiatan “Mambubuakan Padi” itu.
“Kegiatan ini sudah menjadi tradisi di kalangan masyarakat dan sangat jarang yang masih melaksanakan kegiatan seperti ini. Kalau bisa, ini dipertahankan sampai kapan pun,” sebutnya.
Soal persoalan pengairan yang dikeluhkan kelompok tani, sebut Azwir, akan diusahakan melalui bantuan-bantuan pembiayaan yang ada di pusat maupun pemerintah daerah, meskipun jumlahnya belum bisa disebutkan.
“Kami turun ke daerah itu untuk menyerap aspirasi masyarakat, seperti yang disampaikan kepada kami pada saat ini. Permasalahan ini yang akan kami sampaikan pada hearing dan rapat dengan kementrian terkait,” jelasnya. (zul)

0 komentar :
Posting Komentar
Masukan Anda amat berarti untuk pengembangan web ini selanjutnya