Headlines News :

PSBN Tuah Sakato Padang Mendidik Penyandang Cacat Netra Hingga Mandiri

Written By zulfadli on Kamis, 29 Maret 2012 | 06.23


| Jumat | 29 Maret 2012 |

Beberapa remaja berjalan beriringan. Mereka terlihat bergegas menuju masjid. Tidak ada yang menyangka mereka adalah tunanetra. Betapa tidak, mereka berjalan laiknya orang-orang normal. Pun beberapa di antaranya seakan mereka melihat.

"Mereka sudah hapal daerah ini," kata Heni Yunida, Kepala UPTD Panti Sosial Bina Netra (PSBN) Tuah Sakato Padang.

Kata Heni, mereka seringkali diingatkan agar memakai tongkat, namun ada juga yang menolak dengan alasan telah hapal daerah tersebut. Terpaksalah dia dan instruktur di PSBN membolehkan, dengan syarat tidak boleh jatuh.

Kemampuan siswa PSBN mengingat setiap jengkal daerah tersebut lantaran mereka diberi orientasi mental pada minggu-minggu awal siswa berada di PSBN. Memang, minggu-minggu awal tersebut merupakan masa-masa melelahkan bagi 25 orang  instruktur di sana. Namun setelah itu, instruktur bisa sedikit lega.

Berkat empati yang diberikan para instruktur PSBN, para siswa merasa kerasan di panti. Bahkan mereka menolak ketika diajak pulang oleh sanak saudaranya. “Saya di panti saja, ingin belajar bersama bunda di sini,” kata Afrizal salah seorang cacat netra dari Koto Laweh Solok kepada famili yang mengunjunginya.

Afrizal baru tiga bulan di panti. Malah Afrizal kini telah punya handphone yang bisa dia gunakan untuk menghubungi orangtuanya. Dia pun bisa menyelipkan uang ke tangan orang tuanya kala berkunjung ke sana beberapa waktu lalu. 

“Siswa diberi uang saku Rp5.000 per hari. Jadi sebulan mereka mendapat Rp150.000. Sebanyak Rp100.000 kami serahkan pada mereka, sementara sisanya kami haruskan untuk ditabung. Kebijakan ini kami ambil agar mereka nanti punya modal awal setelah tamat belajar di sini,” jelas Heni.

Sudah 167 orang yang menamatkan pendidikan di PSBN. Para lulusan telah tersebar di berbagai daerah di Sumbar, Riau dan Jambi.

Selain itu, yang membuat para siswa betah adalah program kemandirian yang diberikan panti. Di sana mereka bisa belajar kerajinan tangan, belajar musik, diajari massage dan pijat shiatsu. Semua pelajaran itu harus mereka kuasai dalam waktu maksimal 3 tahun. Setelah itu mereka dideterminasi (semacam wisuda).

Heni pun merencanakan mengenalkan IT kepada siswa binaannya. “Sayang hingga detik ini, komputer braille yang kita usulkan belum ditanggapi hingga sekarang,” kata Heni masygul.

Penderita Low vision
Tentang siswa yang seperti melihat dengan mata normal, dijelaskan oleh Orsal, Kepala TU PSBN, “Mereka itu tergolong orang-orang low vision. Orang-orang seperti ini mempunyai kemampuan melihat sangat rendah. Jika siang terik begini, mereka bisa menggunakan indra penglihatan mereka. Namun jika malam mereka kesulitan.”

Menurut Osral, penderita low vision menjalani terapi yang dilakukan dokter mata. Namun kepada mereka tetap diberikan orientasi mental. Mereka dilatih dengan cara menutup mata guna mengenali daerah panti. “Ini kita maksudkan sebagai upaya persiapan jika dokter menyatakan mata penderita low vision tak dapat diobati lagi,” ujar Osral.

Rupanya penyandang low vision inilah yang pada siang hari bertindak sebagai guide bagi rekan-rekan mereka yang mengalami kebutaan total. (*)

Balai Diklat Koperasi Sumbar Bina Wirausahawan Lewat Magang Mandiri

| Jumat | 29 Maret 2012 |

Belajar di kelas adalah model pelatihan biasa. Balai Diklat Koperasi Sumbar punya kiat menjadikan pelatihan luar biasa dan tepat guna.


Mulai tahun ini, peserta pelatihan harus mengikuti proses magang mandiri pada perusahaan/industri yang lebih maju di daerahnya masing-masing. Peserta hanya dibekali dengan surat pengantar oleh Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar.


Berbekal surat yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar, Achmad Kharisma itulah peserta pelatihan mencari tempat magang. "Kami secara tidak langsung ingin memberitahukan bahwa untuk menjadi wirausaha sukses, tangguh dan mandiri itu tidak gampang. Melalui pencarian tempat magang secara sendiri-sendiri itulah peserta belajar meyakinkan perusahaan atau industri yang maju di daerah mereka agar menerima mereka magang. Melalui magang kita mengasah kemampuan manajerial peserta," ujar H. Erman, Kepala Balai Diklat Koperasi dan UMKM Sumbar kepada Singgalang, Rabu (28/3).


Dikatakan H. Erman, berhasil atau tidaknya peserta mendapatkan tempat magang merupakan kredit poin bagi mereka. Berarti peserta pelatihan telah belajar bernegosiasi dan bersosialisasi. Jika peserta pandai menjelaskan kenapa mereka harus diterima magang di tempat tersebut, tentu akan diizinkan magang di sana.


Sekaitan adanya perusahaan/industri yang enggan menerima peserta magang, ditertawakan H. Erman. "Sebenarnya dengan menerima peserta apalagi produknya sejenis, pengusaha/industri yang jadi pilihan tempat magang peserta bisa menjadikan peserta itu mitra usaha mereka. Selain itu, menerima mahasiswa magang secara tidak langsung mempromosikan tempat usaha itu. Peserta harus membuat laporan seputar kegiatan magang mereka. Hasilnya akan didiskusikan di kelas, 9 April nanti. Selain itu Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar sedang merancang model pelatihan tahun 2013 yang akan menggandeng perusahaan atau industri yang telah maju di kabupaten/kota," ujar Erman panjang lebar.


Pelatihan magang mandiri berlangsung selama 10 hari. Seluruh peserta wajib melaksanakannya. Mereka, kata H. Erman, wajib membuat laporan magang. Merekapun harus mengisi kertas kerja magang yang ditandatangani pengusaha tempat peserta menjalani proses magang.

Kunjungi tempat magang
Selasa (27/3), empat tim dari Balai Diklat Koperasi Sumbar menyebar ke berbagai daerah di Sumbar. Tiap tim terdiri dari instruktur yang telah mengajar peserta pelatihan di kelas. Tim I dipimpin oleh Syamsul Akbar bertolak ke Padang Pariaman, Agam dan Pasaman Barat. Tim II di bawah komando Firlan Mustafa ditugaskan ke Solok Sawahlunto, Tanah Datar dan Padang Panjang. Sementara tim III di bawah pimpinan Ketut Budaraga mengunjungi peserta di Sijunjung dan Dharmasraya. Sedangkan Tim IV dipimpin oleh Joni Saputra ke Bukittinggi, Payakumbuh dan Limapuluh Kota.


Tujuan kunjungan ke tempat magang tersebut adalah melihat sejauh mana perkembangan magang peserta. Apakah mereka dapat tempat magang, bagaimana sambutan tempat magang terhadap kehadiran peserta, serta apa-apa saja wawasan dan motivasi yang diperoleh peserta dari tempat magang. "Kami pun menilai apakah peserta magang benar-benar magang atau sekedar memenuhi tugas saja.


Menurut H. Erman, seluruh instruktur yang bertugas ke daerah menyatakan bahwa peserta sangat senang dengan sistem magang mandiri. "Inilah model pelatihan yang saya tunggu. Sebenarnya saya ragu ikut pelatihan di Balai Diklat pada awalnya, namun saya keraskan hati untuk ikut dengan harapan pelatihan kali beda dengan sistem pelatihan sebelumnya," ujar H. Erman menirukan ucapan salah satu peserta yang dia kunjungi bersama Tim IV.


Saking senangnya dengan kunjungan tersebut, para peserta berebutan untuk mengajak instruktur ke tempat usahanya. Illa Susanti, salah seorang peserta malah memaksa H. Erman ke tempat usahanya di Payobasung, Payakumbuh. Illa magang di PT Asri, usaha air minum dalam kemasan di Kota Payakumbuh. Pilihan Illa jatuh ke perusahaan tersebut karena sudah punya manager, berarti manajemennya lebih bagus. Illa juga melihat disiplin kerja di sana bagus, dokumentasinya bagus.


Sementara, Nensi Oktavia Saiti, mengaku masygul karena tidak bisa ketemu tim. Dia baru bisa magang 29 Maret. "Tempat magang saya yang menetapkan seperti itu. Tapi bagaimanapun kewajiban magang selama sepuluh hari bakal tetap jalan kok," ujarnya bersemangat.


Seswoyo yang juga salah satu terbaik di Pelatihan AMT dan Pelatihan Kewirausahaan harus rela tidak mengikuti pelatihan magang mandiri yang dia akui pasti banyak manfaatnya. Dia harus memilih apakah ikut pelatihan atau harus mengejar target sebagaimana yang dia canangkan sejak Januari lalu. "Saya bertekad tahun ini bisa naik kelas menjadi usaha kecil. Peluang sangat terbuka. Jika saya ikuti pelatihan magang mandiri tersebut, dikhawatirkan apa yang saya targetkan tidak tercapai," katanya. (zulfadli)

Pengukuhan FKMTS, Alek Nagari Piai Tanah Sirah Nan XX

Written By zulfadli on Sabtu, 24 Maret 2012 | 22.02

Rusdi Bais
| Sabtu | 24 Maret 2012 |

Gebyar acara pengukuhan Forum Komunikasi Masyarakat Tanah Sirah (FKMTS) amat terasa. Acara ini pun sukses dilakukan. Keamanan acara dikontrol oleh DPC Pemuda Pancasila Kec. Lubuk Begalung.

"Acara kita ini mendapat dukungan penuh masyarakat Piai Tanah Sirah. Lihatlah mereka semua bergembira dan tampak bangga dengan adanya FKMTS di daerah mereka," ujar Janir Dt. Tan Marajo, Ketua LPM Piai Tanah Sirah Nan XX.

Kegembiraan dan kebanggaan di dada masyarakat Tanah Sirah bukan tanpa alasan. Mereka bisa menyatukan komponen yang ada di kampung dan perantauan. Semua mereka lakukan demi membangun kampung halaman.

Ketua Umum FKMTS Rusdi Bais dan Sekretaris Janir Dt. Tan Marajo
"Kehadiran FKMTS berhasil menyatukan semua komponen masyarakat di Tanah Sirah, karena kami bukanlah hendak menyaingi komponen/elemen organisasi yang sudah ada. Melainkan, kami hendak merekat mereka sehingga segenap potensi yang ada saat ini bisa diarahkan bagi kemajuan kampung halaman dan keselamatan anak-kemenakan," urai Rusdi Bais, Ketua Umum FKMTS periode 2012-2017.

Menurut Rusdi, acara pengukuhan kepengurusan FKMTS memang disetting sehari penuh. Siangnya pengukuhan dan malamnya dilanjutkan dengan berbagai acara hiburan untuk seluruh warga Tanah Sirah.

"Malam ini juga diadakan malam badoncek, menghimpun dana bagi penyuksesan acara dan pendanaan kegiatan FKMTS ke depan," ujar Rusdi. (*)

Pengurus Forum Komunikasi Masyarakat Tanah Sirah Dikukuhkan

| Sabtu | 24 Maret 2012 |

Di bawah sengatan matahari menjelang sore, DR. H. Fauzi Bahar M.Si melantik pengurus Forum Komunikasi Masyarakat Tanah Sirah (FKMTS) yang diketuai Rusdi Bais di Tanah Sirah, Sabtu (24/3).Acara pengukuhan ini sempat tertunda beberapa jam lamanya dari rencana semula lantaran sangat padatnya jadwal Walikota Padang tersebut.

Fauzi Bahar mengungkapkan kebahagiaannya kepada hadirin. "Saya amat bangga dengan masyarakat Tanah Sirah yang berhasil membentuk forum komunikasi bagi masyarakat Tanah Sirah," ujar Fauzi.

Fauzi mengakui bahwa tidak mudah menyatukan pendapat masyarakat. Karena biasanya apapun  yang kita buat bisa saja menjadi cibiran, cemoohan di tengah masyarakat. "Pasti ada saja yang ribut," kata Walikota yang berasal dari Ikur Koto, Koto Tangah Padang tersebut.

Walikota mengaku sangat senang begitu diberitahu tentang pembentukan FKMTS dan diminta kesediaaannya untuk mengukuhkan kepengurusan FKMTS periode 2012-2017.

"Keberadaan FKMTS, bisa dijadikan momentum untuk menjadikan nagari ada tuannya. Jan sampai jalan dialiah orang lalu, cupak dialih rang panggaleh. Sebab saat ini pengaruh modernisasi sangat hebat, yang bisa merusak sendi-sendi kehidupan bermamak, berkemenakan, berkeluarga bahkan beragama. Harus ada yang bergerak mengantisipasinya," ujar Fauzi Bahar panjang lebar. (*)

Koperasi Akan Ambil Alih Pengelolaan Pasar

| Sabtu | 24 Maret 2012 |

Pasar tradisional akan diambil alih pengelolaannya oleh koperasi pasar. Koperasi akan membangun los, kios dan berbagai prasarana di pasar akan dikelolanya tersebut. Pedagang yang mengisi los/kios tersebut diutamakan  pedagang yang menjadi angggota koperasi. 

"Kita akan jadikan pasar tradisional dikelola oleh koperasi. Ini program kementerian koperasi dan UMKM,"  sebagai objek wisata," ujar Achmad Kharisma, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar.

Malah, Dinas Koperasi bertekad akan menjadikan pasar tradisional sebagai objek wisata. Sebab, menurut Achmad, pasar tradisional di dunia ini biasanya selalu menarik turis untuk berkunjung. Namun karena kotor, sangat sedikit turis yang mau masuk ke pasar tradisional di daerah kita.
Untuk merealisasikan hal itu, Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar akan mendorong tumbuh kembangnya koperasi pasar yang ada di Sumatera Barat. Para pengurus akan dimotivasi untuk bisa mengelola sebuah pasar. Mereka diberi pelatihan mengembangkan KSP/USP di Balai Diklat Koperasi Sumbar 19-23 Maret. 

"Dengan pelatihan, pengurus pasar dapat bersinergi satu sama lain dalam mengembangkan unit usaha mereka. Mereka diminta oleh Kadis agar bisa membentuk jaringan koperasi pasar se-Sumbar," ujar H. Eman, Kepala Balai UPTD Balai Diklat Koperasi Sumbar.

Sebagai pilot projectnya, Kementerian Koperasi telah menggelontorkan dana Rp800 juta kepada koperasi pasar di Bungus Padang dan Mentawai. Dana tersebut, kata Achmad, digunakan untuk pembangunan kios, los dan prasarana lainnya di pasar tradisional yang akan dikelola koperasi. "Kita berharap koperasi bisa menunjukkan memanfaatkan momen ini sebaik mungkin. Tunjukkan integritas dan dedikasi agar kepercayaan terhadap koperasi semakin meningkat," kata Achmad yang dibenarkan Sekretaris Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar, Desmadi Idrus dan Kepala UPTD Balai Diklat Koperasi Sumbar, H. Erman.

Pasar tradisional, sebagaimana dijelaskan Achmad, akan direhab secara bertahap oleh kementerian koperasi. Sukses atau tidaknya upaya ini terpulang kepada pengurus koperasi dan dukungan dari pemerintah kabupaten/kota di Sumatra Barat.

Mengenai kesanggupan koperasi dalam mengelola pasar, Achmad mencontohkan Koperasi Pasar Raya Padang. Mereka bisa membangun Koppas Plaza Padang dan mengelolanya hingga kini. "Koperasi bisa mengelola pasar. Ini sudah kita buktikan," kata H. Syafrizal, Sekretaris Koperasi Pasar Raya Padang.

H. Syafrizal berkeyakinan seperti itu lantaran Koperasi Pasar Raya Padang telah berhasil membangun Koppas Plaza Padang. Dan bangunan tersebut, katanya, termasuk bangunan yang tetap bertahan kala gempa 7,9 SR mengguncang Sumbar 30 September 2009. "Alhamdulillah usaha kita membangun Koppas Plaza dengan baik dan benar tidak sia-sia. Padahal saat bencana gempa itu datang, di lantai atas ada sekitar 200 kendaraan yang sedang parkir," kata Syafrizal bangga.

Untuk itu, kata H. Syafrizal, pengurus koperasi pasar akan mengadakan rapat membentuk persatuan koperasi pasar usai penutupan pelatihan ini. Rapat ini merupakan jawaban dari keinginan Afnan, Ketua Umum Kopas Sijunjung dan Mukhlis, sekretaris Kopas Asena Ulak Karang Padang yang sangat menginginkan tindak lanjut pembinaan yang dilakukan dinas terhadap koperasi di Sumbar. (*)

Rendang Lambungkan Nama Sumbar di Jerman

Written By zulfadli on Jumat, 23 Maret 2012 | 23.13

| Jumat | 23 maret  2012 |

17 macam jenis makanan khas Sumbar dijadikan menu utama yang disajikan tim Indonesia yang diikutkan ke Festival Kuliner Indonesia (Indonesian Cullinary Festival) di Berlin, Jerman, 9-16 Maret 2012.Ke-17 macam makanan itu adalah itiak lado ijau, gulai kapau, katan sari kayo, goreng ikan bilih Singkarak, ikan panggang, udang panggang, gulai toco, rendang, cumi bakar, sate padang, palai rinuak Maninjau, ikan bakar, pangek padeh ikan, rujak sarauik, kalio udang, salada Padang.

Aneka makanan khas Sumbar tersebut dihadirkan di sana guna memperingati 60 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Jerman. Salah satu makanan khas yang mampu memanjakan lidah penikmat kuliner yang hadir di Westin Grand Hotel Berlin adalah rendang.

Bahkan tak lama setelah dihidangkan, rendang segera ludes dari meja hidangan. Semua pengunjung seperti berlomba ingin menikmati makanan yang dinobatkan CNN sebagai makanan terlezat di dunia, 2011 lalu. Mereka rela antre demi mendapatkan makanan gurih dari daging yang dibuat seperti gosong berbalur santan yang mengering serta paduan bumbu rempah yang meresap hingga ke serat-serat dagingnya itu.

Yang paling gembira tentu adalah Ny. Nevi Irwan Prayitno yang mengetuai tim kuliner asal Sumbar. Karena ini merupakan ajang promosi yang bisa melambungkan nama Sumbar di Indonesia dan mancanegara.

Menurut Nevi, selama seminggu, makanan khas Sumbar disajikan restoran relish di Westin Grand Hotel Berlin. Makanan diolah oleh William Wongso, seorang master chef Indonesia, dibantu oleh Iswarni dari Padang Pariaman dan Djasmi Zainuddin Mantik dari Agam. (*)

Kadis Koperasi Tutup Pelatihan Pengembangan KSP/USP

| Jumat | 23 Maret |

Pelatihan bagi pengurus koperasi pasar se-Sumatera Barat telah diselenggarakan UPTD Balai Diklat Koperasi sejak Senin (19/3). Kamis malam (22/3) pelatihan tersebut ditutup oleh Kadis Koperasi dan UMKM Sumbar, Drs. Achmad Kharisma MM. Tampak hadir dalam acara penutupan itu, Sekretaris Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar, Ir, Desmadi Idrus, Kepala Bagian Ir. Zirma Yusri, Kepala UPTD Balai Diklat  Koperasi Sumbar, H. Erman SE, MM.

Dalam sambuatannya, Achmad Kharisma mengharapkan agar koperasi terus mengembangkan unit usahanya. Bukan hanya terpaku pada usaha simpan pinjam. "Saya harapkan, dari pelatihan ini, terbentuk jaringan koperasi pasar-koperasi pasar yang ada di  Sumatera Barat," ujar Achmad.

Dengan ada jaringan koperasi pasar, kata Achmad, koperasi bisa saling bantu agar bisa berkembang lebih baik. Pengurus koperasi pasar bisa belajar kepada yang lebih bagus perkembangannya.
Sementara H. Erman, acara penutupan dipercepat lantaran Jumat (23/3) libur nasional. Meski telah ditutup, para peserta pelatihan tetap harus meninggalkan mess hari Jumat. Karena masih ada rangkaian acara yang harus mereka ikuti. Diantaranya membicarakan kemungkinan bersinerginya koperasi pasar seluruh Sumatera Barat. (*)

Telkom Dapat Penghargaan Kewirausahaan

Written By zulfadli on Selasa, 20 Maret 2012 | 00.36

| Selasa | 20 Maret 2012 |

Kementerian Koperasi dan UKM memberikan penghargaan kepada PT Telkom Tbk atas usahanya sebagai penggerak kewirausahaan. Saat ini BUMN telekomunikasi itu membina tidak kurang dari 80.000 pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di seluruh Indonesia. Penghargaan diserahkan langsung oleh Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Syarifuddin Hasan Kamis (8 Maret) kepada Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) Rinaldi Firmansyah.

Penghargaan tersebut diberikan kepada Rinaldi Firmansyah berkat peran aktif dan kepedulian Telkom memberdayakan usaha kecil dan menengah  di seluruh Indonesia. Head of Corporate Communication and Affair Telkom, Eddy Kurnia, mengatakan Telkom sangat menaruh perhatian serta peduli terhadap pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Hal itu tercermin dari berbagai program yang dirancang Telkom untuk membina, memberdayakan dan mengembangkan UMKM di seluruh Indonesia. Hal ini tercermin dari pendirian Telkom Small Medium Enterprise (SME) Center di berbagai kota di Indonesia, pembuatan aplikasi UKM (Business Solution for Community), pelatihan e-commerce, pendirian portal e-commerce plasa.com, program pelatihan UMKM Indigopreneur serta kegiatan-kegiatan corporate social responsibility yang melibatkan pelaku UMKM di Tanah Air.

Menurut Eddy Kurnia, sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara, Telkom memiliki komitmen untuk menjalankan peran Good Corporate Citizenship (GCC) melalui penyelenggaraan program kemitraan dengan UMKM dan program bina lingkungan. “Program Kemitraan dengan usaha kecil bertujuan untuk mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi, terciptanya lapangan kerja serta kesempatan berusaha untuk masyarakat.

Sedangkan Program Bina Lingkungan mempunyai tujuan untuk memberdayakan dan mengembangkan kondisi sosial masyarakat dan lingkungan di sekitar wilayah usaha perusahaan,” ujar Eddy Kurnia.

Hingga saat ini Telkom telah merealisasikan penyaluran Dana Program Kemitraan  tidak kurang dari Rp 1,5 triliun untuk lebih dari 80.000 pelaku UMKM di seluruh Indonesia. Realisasi bantuan tersebut didistribusikan ke sektor-sektor industri, jasa, perdagangan,
peternakan, perikanan, pertanian, perkebunan dan jasa lainnya.

Di samping memberikan bantuan pinjaman, mitra binaan juga mendapat pembinaan melalui program-program pelatihan, pendampingan dan promosi/pameran. Pada Tahun Buku 2011, katanya, sesuai amanat Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, telah disetujui alokasi dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan sebesar Rp 115,53 milyar untuk program kemitraan dan Rp 115,37 milyar untuk program bina lingkungan.

Terkait dengan pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap teknologi informasi, Telkom menyelenggarakan pelatihan teknologi informasi bagi komunitas koperasi dan pengusaha mikro, kecil dan menengah melalui program Indigopreneur.

Indigopreneur merupakan pelatihan untuk meningkatkan dan mengembangkan kompetensi, inovasi dan teknologi UMKM sehingga dapat mengembangkan usahanya melalui e-commerce.
Hingga saat ini sekitar 700 pelaku UMKM telah memperoleh manfaat dari program ini. Telkom juga telah melakukan pelatihan e-commerce terhadap tidak kurang dari 250 pelaku UMKM.

Sumber : Bisnis Indonesia

LPDB Dapat Meredam Kenaikan BBM

| Selasa | 20 Maret 2012 | 

PENGUATAN permodalan LPDB akan sangat membantu meningkatkan kemampuan koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dalam menghadapi dampak kenaikan harga BBM. Meski BBM naik, namun dengan bantuan LPDB ekonomi akan tetap meningkat dan lapangan kerja akan terbuka lebar.

Jakarla-Wacana kenaikan harga BBM yang tidak lama lagi dilaksanakan, diperkirakan akan menimbulkan efek luar biasa bagi perekonomian masyarakat. Pengangguran dan kemiskinan dipastikan akan meningkat. Namun, Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) Kementerian Negara Koperasi dan UKM memiliki langkah jitu untuk meredam kemungkinan terjadinya gejolak akibat kenaikan harga BBM itu.

Direktur Utama LPDB Kemas Danial mengatakan, bantuan permodalan yang selama ini diberikan LPDB dapat mengatasi dampak kenaikan harga BBM itu. Pasalnya, dengan bantuan itu produktifitas koperasi dan UKM-UKM akan tetap terjaga. Meskipun BBM naik, namun mereka tetap memiliki kemampuan permodalan yang cukup dalam menghadapinya.

"Meski secara volume pengeluaran UKM naik karena akibat kenaikan BBM itu, namun pendapatan mereka bisa terjaga dan tetap stabil dengan adanya bantuan permodalan itu," terang Kemas kepada Rakyat Merdeka di kantornya J I . M T Haryono Jakarta, kemarin. Menurut Kemas, kenaikan harga BBM akan berdampak yang sangat luas terhadap produktifitas UKM mitra binaan LPDB. terutama pada operasionalnya. Untuk mengatasi itu, tiada lain langkah yang diambil adalah menambah volume permodalan yang diberikan kepada UKM itu. Dengan begitu, kemampuan modal usaha UKM itu tetap besar, meski ada kenaikan BBM itu.

"Dengan volume ditambahkan, maka UKM itu akan memiliki opportunity baru. Meski BBM naik, opportunity itu tidak hilang. Itulah yang kita jaga agar UKM-UKM mitra binaan LPDB ini tidak ikut goyang akibat kenaikan harga BBM ini," tegasnya.

Para UKM yang mendapat permodalan itu akan dapat membantu mengatasi persoalan kemiskinan dan menyerap tenaga kerja lebih luas lagi. Berdasarkan kajian LPDB, dana yang digulirkan sebanyak Rp 1 triliun diperkirakan dapat menyerap 373.740 tenaga kerja. Hanya saja, lanjut Kemas, ketersediaan permodalan di LPDB yang ada saat ini masih harus terus ditingkatkan volumenya. Saat ini di dalam APBNP baru menyediakan
Rp500 miliar. Angka ini tentu saja sangat jauh bila dibandingkan kebutuhan permodalan bagi UKM.

Sejak 2008 hingga 2012, LPDB menerima tak kurang dari 7500 permohonan permodalan. Menurut Kemas, untuk memenuhi semua permohonan itu, diperkirakan LPDB harus menyediakan modal sebesar Rp. 21 triliun. "Jumlah yang ada saat ini tentu saja masih sangat kecil bila dibandingkan permintaan," tambahnya

Dari data LPDB, pada tahun 2011 lembaga ini telah menyalurkan modal kurang lebih Rpl.014 triliun. Pada tahun 2012 ini ditargetkan akan menyalurkan permodalan mencapai Rp 1,3 triliun dengan komposisi 70 persen untuk koperasi dan 20 persen untuk KUMKM.

Berharap BLT

Dengan keterbatasan dana itu, Kemas mengharapkan komitmen pemerintah dalam penambahan volume permodalan. Dia mengharapkan dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang jumlahnya diperkirakan mencapai 20 triliun, dialokasikan sebagian kecilnya untuk LPDB. Langkah itu akan sangat membantu.
"Bila dana kompensasi kenaikan BBM atau BLT itu mencapai Rp20 triliun, misalnya, maka diberilah Rp 2-3 triliunnya untuk bantuan permodalan LPDB," harapnya. Karena itu akan memberikan efek yang sangat besar bagi pertumbuhan sektor UKM dan penyerapan tenaga kerja. "Selain lebih mendidik juga akan membuat masyarakat lebih produktif," tukasnya lagi.

Di luar harapan itu, LPDB sebetulnya telah melakukan sejumlah langkah strategis dalam meningkatkan tambahan volume permodalan. Di antaranya bekerja sama dengan bank BTN, Mandiri, Bukopin, Perum Pegadaian dan Jamsostek.

Selain itu, pihaknya juga tengah menjajaki kerjasama dengan beberapa perusahaan BUMN seperti PT. PLN, PT. Pertamina dan PT. Telkom Kerjasama itu dalam rangka memanfaatkan dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dan Corporale Social Responsibility (CSR) pada masing-masing perusahaan tersebut.

Kerjasama ini bukan hanya bermanfaat besar bagi masyarakat, namun juga akan menguntungkan pihak perusahaan BUMN sendiri. Pasalnya, bila dana PKBL dan CSR itu diserahkan pengelolaannya kepada LPDB, di perusahaan tersebut tidak perlu ada lagi unit khusus yang mengurusi dana ini. sehingga operasional untuk itu bisa dihilangkan. Selain itu, dana mereka akan tetap utuh. Kemas menjelaskan, bila selama ini penyaluran dana CSR perusahaan bersifat derma dan habis seketika, maka dengan pengelolaan LPDB dana itu akan tetap utuh, tanpa mengurangi manfaat yang ditimbulkan dari dana itu.

Mekanismenya, urai Kemas, dana PKBL dan CSR perusahaan itu akan disalurkan oleh LPDB dalam bentuk bantuan kredit lunak kepada koperasi dan UKM. "Dengan begitu ekonomi masyarakat tetap terbantu, mendidik masyarakat, juga dana itu tetap kembali ke perusahaan," imbuhnya menegaskan.

LPDB kini telah mendapat sertifikat ISO 90012008 dan memiliki kemampuan infrastruktur yang sangat memadai dalam pengelolaan dana bergulir. Di antaranya telah membentuk Tim Collection, MoU dengan BPK, KPK dan Dinas Koperasi seluruh Indonesia, dan menerapkan sistem pelayanan online. Kerja sama ini akan sangat menguntungkan.

Di samping itu, LPDB juga berencana memperluas jaringan kerjasama dengan sejumlah perguruan tinggi dalam mendukung program kewirausahaan nasional. Pihaknya akan menyalurkan permodalan ke inkubator bisnis yang ada di beberapa perguruan tinggi tersebut. "Kami masih menyiapkan MoU-nya," imbuhnya.

Dalam hal pengawasan, pihaknya juga tengah berencana bekerja sama dengan Bareskrim Polri. "Kita ingin menjaga agar semua prosesnya berjalan dengan lancar," kata Kemas lagi.

Sumber : Rakyat Merdeka




Kiat-kiat Sukses Bob Sadino

| Senin | 20 Maret 2012 | 

Tidak mudah menyerah dan tidak takut gagal merupakan kunci sukses Bob Sadino. “Dengan kegagalan, kita bisa belajar bagaimana ke depan lebih baik lagi. Jadi, jangan pernah takut untuk gagal,” kata entrepreneur sukses asli Indonesia ini.

Hal itu dikatakan Bob pada ratusan pengunjung Mall Botani Square. Bob yang saat itu tampil dengan pakaian kebesarannya -baju kemeja putih kotak-kotak dipadu celana jins pendek menyampaikan beberapa pengalamannya tentang memulai sebuah usaha tanpa harus menggunakan modal besar.

“Yang penting ada kemauan dan berani menerima kegagalan. Semua usaha jenis apa pun akan tetap jalan. Usaha yang paling bertahan lama ada agropreneur,” kata Bob.

Ia berpendapat selama langit masih membentang, selama itu pula usaha perkebunan akan terus berjalan. Namun, lanjut Bob, tinggal sumber daya manusia (SDM) yang mengelolanya. “Sumber daya alam terbentang luas. kita bersyukur Indonesia alamnya subur dan kaya, tapi SDM Indonesia yang kurang mampu memanfaatkannya,” kata bapak dua orang putri ini.

Bob mengatakan, peluang bisnis pertanian cukup besar, tidak hanya pasar internasional saja, tetapi pasar dalam negeri Indonesia juga sangat menjanjikan untuk perkembangan bisnis pertanian tersebut. Bob mengatakan, semakin banyaknya minat generasi muda untuk berwirausaha dapat meningkatkan jumlah usahawan Indonesia yang saat ini hanya 1,8 persen dari total penduduk Indonesia.

Acara bincang-bincang selama satu jam lebih tersebut berlangsung cukup menarik. Sejumlah mahasiswa yang hadir dalam acara launching program CSR “Go Entrepreneur” oleh Perum Pegadaian sangat antusias bertanya kepada Bob. Dipandu oleh MC Shahnaz Haque, suasana acara kian bermakna. Hal itu semakin semarak dengan jawaban nyeleneh Bob yang membuat gelak tawa peserta.

Bob merupakan tokoh entrepreneurship Indonesia yang mampu meretas batas kewajaran bahwa bisnis harus dijalankan dengan kegigihan dan kerja keras. Menurut Bob, usaha dijalankan dengan kesenangan bukan karena keterpaksaan. Tidak harus cerdas dan bekerja keras untuk menjadi pengusaha sukses. Menurutnya, seorang pengusaha harus bisa melihat peluang dan berani mengambil risiko.

Semua telah dibuktikan oleh Bob, entrepreneur sukses yang memulai usahanya benar-benar dari bawah dan bukan berasal dari keluarga wirausaha. Pendiri dan pemilik tunggal Kem Chicks (supermarket) ini pernah menjadi sopir taksi dan karyawan Unilever yang kemudian menjadi pengusaha sukses.

sumber : KOMPAS

Gara-gara Permak Sepatu dan Berani Memberi Garansi

Written By zulfadli on Sabtu, 17 Maret 2012 | 06.27

| Sabtu | 17 Maret 2012 | 
Usaha pembuatan sepatu ditekuni Fiori Najmah dan suaminya Yunisfardi setelah melihat kenyataan bahwa di tahun 2008 usaha bunga hias kalah bersifat musiman. Banyak pengalaman menarik dialami mereka di awal membuka usaha sepatu.

Diantaranya, kebanyakan konsumen yang datang hanya ingin mempermak sepatu lama. Namun semua itu tetap dihadapi Fiori dengan hati lapang. Konsumen dilayani sebaik mungkin. 

Kesungguhan dan kesabaran dalam memberikan layanan prima 
kepada konsumen itulah mulai menumbuhkan kepercayaan konsumen. Betapa tidak, sepatu kesayangan yang sebelumnya harus nangkring di gudang, sekarang bisa dipakai lagi. Malah umumnya konsumen Fiori tidak yakin jika sepatu yang disodorkan kepada konsumen adalah sepatu mereka. 

Sepatu tersebut berubah 180 derajat. Jadi kinclong. Akibanya kerja bagus Fiori dipromosikan konsumennya dari mulut ke mulut. 

Didukung Pemko
Pemko Padang Panjang mencanangkan diri sebagai sentra industri kulit. Sebagai pengusaha yang memanfaatkan kulit, Fiori tentu sangat terbantu. Selain mendapatkan bahan lebih baik dan lebih cepat, pemerintah kota pun kini jadi pelanggan.

"Alhamdulillah, Pemerintah Kota Padang Panjang memesan sepatu di tempat kami. Pegawai pemda memakai produk kami, Paskibraka Padang Panjang mempercayakan pembuatan sepatunya kepada kami. Produk kami juga menghiasi dan menutup kaki, Kontingen MTQ dari Padang Panjang," ujar Fiori Najmah bersemangat.

Dengan adanya dukungan dari pemerintah kota itulah Fiori yakin menggarap konsumen di Padang Panjang dan sekitarnya. Mifan pun tak lepas dari incarannya. Fiori kini kini tengah menjajaki kerjasama dengan Mifan agar menjadikan yufi shoes bagian seragam wajib yang dikenakan pegawai tempat hiburan keluarga itu.

Sementara di luar daerah, industri-industri di Perawang Riau sedang dijajaki.
Kepercayaan konsumen kepada Yufi Shoes rupanya disebabkan oleh kualitas kulit yang digunakan Fiori. Garansi yang diberikan Fiori bagi sepatu buatannya ikut menaikkan posisi tawar produknya di mata konsumen. Betapa tidak, Fiori berani menggaransi enam bulan hingga satu tahun penuh.

"Garansi kami berikan untuk jahitan dan lem sepatu. Jika jahitannya bermasalah, atau lem sepatunya lepas antarkan saja ke tempat kami. Kami siap memperbaikinya," ujar FIori yakin.
Keberanian FIori memberi jaminan juga bukan tanpa alasan dan bukan sekedar kebutuhan iklan, inovasi-inovasi yang dilakukan di workshopnya menjadikan dia bisa mendapatkan lem berkualitas. Lem yang kini dia gunakan berhasil mendapat sertifikat ISO. 

Bahkan Yufi Shoes sampai kewalahan mengerjakan pesanan konsumen. Kewalahan lantaran kesulitan mendapatkan bahan kulit yang bagus. "Kalau untuk warna hitam, bisa diperoleh dengan mudah di Padang Panjang. Tapi untuk warna lainnya harus berburu ke daerah lain seperti Pariaman, Padang bahkan Jakarta. Ini berakibat kepada peningkatan biaya produksi. Berapa kami harus menjual agar konsumen tidak terkejut dan menjauhi kami?" kata Fiori lagi. (*)

Hari Ini, Pelatihan Kewirausahaan Ditutup Kadinas Koperasi

Written By zulfadli on Jumat, 16 Maret 2012 | 06.09

| Jumat | 16 Maret 2012 |

Pagi ini sekira pukul 10.00 WIB, Kadinas Koperasi dan UMKM Sumbar, Drs Achmad Kharisma direncanakan akan menutup pelatihan kewirausahaan bagi pelaku usaha mikro Sumbar. Pelatihan yang ditujukan untuk membangkitkan jiwa kepemimpinan dan kemauan berwirausaha ini telah berlangsung sejak Senin (12/3), di UPTD Balai Diklat Koperasi Sumbar.

"Yang akan menutup pelatihan rencananya kepala dinas," ujar H. Erman SE. MM, Kepala UPTD Balai Diklat Koperasi Sumbar.

Mengapa pelatihan kewirausahaan diadakan Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar? Menurut H. Erman, "Saya, Kepala Dinas dan jajaran di Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar ingin menjaring pelaku-pelaku usaha, baik pimpinan maupun  karyawan yang mampu membentuk, memenej dan mengembangkan usahanya sebaik mungkin. Dengan cara ini akan bermunculanlah usaha-usaha mikro, kecil dan menengah yang tangguh di Sumatera Barat."

Ditambahkan Pak Haji, memang saat dia mengikuti pelatihan masih karyawan. Tapi berdasarkan alat ukur yang kita punyai sebenarnya dia bisa menjadi pimpinan. Dan dari ungkapan-ungkapan dan dialog formal maupun informal, ternyata dia memang punya keinginan bisa punya usaha sendiri. (*)

Siswa Naim Lilbanat Puas Menikmati Semalam di Ranah Minang

Written By zulfadli on Selasa, 13 Maret 2012 | 07.51

Para siswa SMKA Naim Lilbanat, Kelantan Malaysia sangat menikmati acara Semalam di Ranah Minang yang disuguhkan oleh Hj Fauriza hingga jelang tengah malam, Senin (12/3). Mereka seakan ingin dirias lebih dulu dan memakai pakaian adat minangkabau. Namun tetap tertib.

Selesai berpakaian dan dirias, mereka terlihat sumringah. Mereka bersiap-siap difoto dengan latar belakang pelaminan minang. Mereka pun berkesempatan belajar memainkan alat musik tradisional minangkabau.

Menurut Usman Jambak, Duta kunjungan SMKA Naim Lilbanat Kelantan ke Provinsi Sumbar, mereka menikmati suasana minang yang disuguhkan di Citra Kembara hingga menjelang tengah malam. Menurut Usman, para siswa, guru dan kepala sekolah SMKA sangat puas. "Hari ini akan shopping di Pasar Raya Padang, dan akan bertamu ke SMA 1 Padang sekitar jam 1 nanti," kata Usman. (*)

Siswa Malaysia Disambut Suasana Minangkabau

Hj. Fauriza ketika menyambut siswa SMKA Naim Lilbanat.
| Senin | 19 Maret 2012 | 

Gadis-gadis cantik, memakai gamis biru dan berjilbab putih panjang, terlihat celingak-celinguk melihat dekorasi ruangan yang baru saja mereka masuki. Ada yang sibuk mengabadikan dekorasi dengan kamera, camcorder dan hp berkamera.

Bahkan mereka tertawa-tawa ketika diabadikan temannya dengan latar ruangan tersebut. Sepertinya mereka tertarik mengabadikan ruangan yang disetting Hj. Fauriza seperti suasana perkawinan Minangkabau. 

"Kami dari Citra Kembara sengaja memberikan suasana adat perkawinan kita lengkap dengan tetabuhannya karena ingin menyajikan sejumput budaya minangkabau kepada mereka," ujar Hj Fauriza.

Hj . Fauriza ingin benar tamunya merasakan 'Semalam di Ranah Minang'. Tamu yang tak lain adalah siswa SMKA Naim Lilbanat Kelantan Malaysia itu diberikan kesempatan sepuasnya oleh Hj. Fauriza untuk menikmati acara yang dia kemas. 

Para siswa itu dipakaikan pakaian adat minang, dirias bak pengantin, lalu foto dengan pakaian adat minangkabau berlatar pelaminan minang. Mereka juga diberi kesempatan belajar alat musik tradisional minangkabau.

Semalam di Ranah Minang menurut Hj Fauriza diilhami oleh cara negara lain memperkenalkan budaya mereka kepada turis yang berkunjung. "Di jepang kita akan berkesempatan memakai pakaian ala Oshin dan foto dengan latar suasana Jepang. Kita menikmatinya meskipun harus merogoh kantong untuk itu. Kita pun ingin agar para tamu yang datang ke Minangkabau ini diberikan hal serupa," urai Hj. Fauriza.

Bahkan Hj. Fauriza ingin menjadikan Semalam di Ranah Minang sebagai agenda rutin mereka kala menerima tamu, baik dari lokal, regional maupun internasional. (*)

SMKA Kelantan Kunjungi Citra Kembara

| Senin | 19 Maret 2012 |

Bus yang membawa rombongan dari Sekolah Menengah Kebangsaan Agama (SMKA) Naim Lilbanat Kelantan, Malaysia, baru saja tiba di Citra Kembara, Padang, Senin (12/3) malam.

Mereka datang jauh-jauh hanya karena ingin melihat langsung bagaimana budaya minangkabau itu di negeri asalnya. "Kami datang ingin menjalin hubungan kekerabatan antar bangsa lewat pengenalan budaya secara langsung. Kami datang untuk melihat kebudayaan dan pendidikan  di  Indonesia khususnya di ranah minang," ujar H. Muhammad Hilmi Ramle, Ketua Rombongan kunjungan SMKA Naim Lilbanat ke Provinsi Sumatra Barat.

Citra Kembara yang jadi pilihan karena organisasi ini dikenal karena seringnya mengadakan muhibbah kesenian ke negeri jiran tersebut. Menurut Hj Fauriza, pimpinan Citra Kembara, dia sudah aktif sejak tahun 2000 membawa rombongan kesenian ke Kuala Lumpur, Malaka, Seremban, Negeri Sembilan dan Pulau Penang. (*)

Sekretaris Dinas Koperasi Buka Pelatihan Kewirausahaan

Written By zulfadli on Senin, 12 Maret 2012 | 13.18

| Senin | 12 Maret 2012 |

Pelatihan kewirausahaan bagi pelaku usaha mikro resmi dibuka oleh Sekretaris Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar, Ir Desmadi Idrus. Sekira pukul 10.30 WIB tadi pelatihan yang dilaksanakan di UPTD Balai Diklat Koperasi Sumbar dimulai.

Meski demikian, Desmadi berharap, peserta tetap mengikuti pelatihan sebaik mungkin dan mampu memanfaatkan materi yang disampaikan untuk mengembangkan usaha ke arah yang lebih baik.

"Kita sangat berharap dengan banyaknya pelatihan diselenggarakan bisa membawa banyak manfaat bagi usaha mikro, kecil dan menengah di daerah ini. Beberapa waktu lalu, Saya dan Kepala Dinas amat bahagia ketika ada pengusaha mikro yang naik kelas menjadi usaha kecil dan dia terus semangat mengembangkan usahanya," urai Desmadi yang menggantikan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar, Drs. Achmad Kharisma MM yang harus mengikuti rapat koordinasi. (*)

Dinas Koperasi Selenggarakan Pelatihan Kewirausahaan

Written By zulfadli on Minggu, 11 Maret 2012 | 22.43

| Minggu | 11 Maret 2012 |

Senin Pagi (12/3), sekira jam 10.00 WIB, Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar memulai acara Pelatihan Kewirausahaan Untuk Pelaku Usaha Mikro. Pelatihan yang rencananya akan dibuka oleh kepala dinas diselenggarakan di Balai Diklat Koperasi Provinsi Sumbar.

Pelatihan ini, menurut H. Erman, SE MM, Kepala UPTD Balai Diklat Koperasi Sumbar, merupakan rangkaian kegiatan pelatihan bagi pelaku usaha mikro. "Pelatihan bertujuan untuk mengasah jiwa wirausaha pelaku usaha mikro se-Sumbar. Dengan termotivasinya jiwa wirausaha mereka diharapkan pelaku usaha mikro se-Sumbar mempunyai daya juang yang tinggi dalam memajukan usaha mereka," ujar H. Erman.

Rangkaian program pelatihan tersebut memang telah digagas jauh hari oleh dinas yang dikomandoi oleh Drs. Achmad Kharisma, MM tersebut. Achmad berkeinginan agar selama di bawah kepemimpinan dia, Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar mampu meningkatkan kualitas pelaku usaha. Achmad berharap dia dan stafnya diberi kekuatan agar bisa mengubah pengusaha mikro saat ini berkembang jadi usaha kecil, usaha kecil menjadi usaha menengah dan selanjutnya.

Salah satu peserta, Nensi Oktavia Salti, mengabarkan kepada okebana.com bahwa hingga jam 22.00 WIB malam tadi, telah mendaftar sebanyak 15 pelaku usaha."Kami telah mendaftar dan telah masuk ke Mess Dinas Koperasi di Jalan S. Parman Padang," katanya bersemangat. (*)

Festival UKM 2012, Bersiaplah Online

| Minggu | 11 Maret 2012 |

Kabar gembira, Bisnis Lokal Go Online bekerja sama dengan Majalah Marketeers akan menyelenggarakan Seminar dan Workshop GRATIS untuk para UKM di Indonesia. Seminar ini bertujuan untuk membantu para UKM menjadi UKM yang tangguh dan sukses.


Bukan hanya itu, pembicara yang akan hadir dalam acara tersebut juga adalah orang-orang luar biasa. Mereka adalah Hermawan Kartajaya, Mario Teguh dan Bob Sadino. Wow.

Festival UKM ini dilaksanakan pada 31 Maret 2012, bertempat di gedung SMESCO. Untuk mendaftarkan keikutsertaan di Acara Festival UKM 2012 bisa melakukannya secara online di http://www.bisnisgoonline.co.id/edukasi.

Menurut bocoran yang diterima okebana.com, festival ini nantinya akan menjaring 100.000 UKM yang mau go online, mau memasarkan produknya secara online. 10.000 diantaranya akan mendapatkan domain gratis, tips dan pelatihan berkelanjutan.

UKM yang mau online akan diberi subsidi Rp500.000. Subsidi ini diserahkan dalam bentuk bantuan iklan di jaringan google (adwords).

Persyaratan untuk mendaftar adalah KTP, akte notaris, SIUP dan TDP. Khusus SIUP dan TDP ini diperlukan jika ingin mendapatkan domain berekstensi co.id. (*)

AMT Merupakan Rangkaian Kegiatan Berkelanjutan

Written By zulfadli on Sabtu, 10 Maret 2012 | 08.42

| Sabtu | 11 Maret 2012 |

Pelatihan peningkatan motivasi (Achievement Motivation Training, AMT) yang telah dilakukan Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar akan dilanjutkan dengan pelatihan-pelatihan lainnya. Artinya, pelatihan yang ditujukan kepada pelaku usaha mikro (modal kurang dari Rp50 juta) Sumbar bersifat berkelanjutan.

Hal itu dikatakan H. Erman SE MM, Ka UPTD Balai Diklat Koperasi Sumbar di sela-sela penutupan AMT angkatan I dan II, Jumat (9/3). “Pelaku usaha mikro yang kita ikutkan dalam AMT selama lima hari ini, akan diberikan pelatihan lanjutan. Mereka berikutnya akan menjalani pelatihan kewirausahaan, pelatihan manajemen usaha, pembukuan sederhana dan penyusunan proposal. Puncak dari rangkaian pelatihan ini adalah magang ke perusahaan-perusahaan yang telah maju, bisa di Sumbar maupun di provinsi lain,” urai Erman.

Menurut Erman, tidak seluruh peserta AMT angkatan I dan II tersebut yang akan diikutkan pada pelatihan lanjutan. Mereka dipilih, sebagai apresiasi terhadap keseriusan dalam mengikuti AMT. “Dari 60 peserta AMT akan kita pilih 30 peserta yang akan mengikuti pelatihan lanjutan. Ini kita lakukan agar peserta AMT termotivasi untuk mengikuti pelatihan secara bersungguh-sungguh,” urai H. Erman.

Motivasi dari dinas terkait tidak hanya itu. Kepada peserta terbaik diberikan piagam penghargaan serta hadiah. Secara berurutan, para terbaik Angkatan I adalah Devi Novita (pengusaha kerupuk, Padang), Fiori Najmah (pengusaha sepatu dan florist, Padang Panjang), Nensi Oktavia Saiti (pengusaha makanan ringan, Agam). Sementara terbaik untuk angkatan II adalah Illa Susanti (Kuba Cahaya Mandiri, Payakumbuh), Seswoyo (Tunas Harapan, Padang Panjang) dan Desmayanti (produsen kue basah/kering, Pariaman). (*)

Dinas Koperasi Ubah Paradigma UMKM Sumbar


| Sabtu | 10 Maret 2012 |

Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Mikro Sumbar menyelenggarakan Achievement Motivation Training (AMT) untuk mengubah paradigma pelaku UMKM di Sumbar. Acara dilaksanakan di UPTD Balai Diklat Koperasi Provinsi Sumbar, 5-9 Maret 2012.

“Pelatihan AMT, kita adakan untuk mengubah bahkan mengilangkan karakter jelek dan ego pengusaha kecil yang ada di daerah ini. Kita ganti dengan kemauan bersinergi untuk maju,” ujar Drs. Achmad Kharisma MM., Kadinas Koperasi, UMKM Sumbar.

Achmad Kharisma, mengungkapkan pengusaha mikro dan kecil Sumbar lebih banyak sekadar berdagang guna memenuhi kebutuhan keluarga. Mereka belum begitu memikirkan bagaimana kelanjutan usaha mereka. "Jika usaha mereka lebih berkembang, mereka bisa bersinergi setelah mengikuti AMT ini," kata Kepala UPTD Balai Diklat Koperasi Sumbar, H Erman SE MM yang mendampingi Achmad Kharisma.

Baik Achmad maupun Erman menyatakan UMKM yang mengikuti pelatihan sekarang akan terus dimonitor. Sekali waktu tim dari dinas akan mendatangi pengusaha mikro buat menjajaki sejauh mana mereka bisa memanfaatkan ilmu yang mereka dapatkan.

Fiori Najmah S.Ag, salah seorang peserta AMT, mengatakan mendapat sesuatu yang lain dibanding pelatihan yang pernah dia ikuti. "Sangat beda hasilnya setelah mengikuti AMT Angkatan I," ini katanya.
Malah Fiori mengaku," Dari pelatihan kita diarahkan untuk mencari siapa sebenarnya kita. Lalu kita dimotivasi untuk memperbaiki kelemahan diri dan menerapkannya pada pengembangan usaha,” kata peraih terbaik II AMT angkatan I tersebut. 

Sementara peserta lainnya pun bersemangat seperti Fiori. Kendati dia bukan termasuk terbaik pada pelatihan, namun dia tegas mengatakan, "Saya merasa diri saya berbeda dari seminggu lalu."
Perempuan bernama lengkap Barnel Kasyanti ini bahkan berusaha mencari waktu agar bisa bertanya lebih lanjut kepada motivatornya. (*)

Rampok Gasak Rp420 Juta

Written By zulfadli on Jumat, 09 Maret 2012 | 08.38

Menjelang sore, rampok berhasil menggasak uang milik Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Gadih Ranti, Birugo Bungo Kota Bukittinggi, Kamis  (8/3). Uang Rp420 juta berhasil mereka gondol setelah memecahkan kaca mobil yang diparkir di depan bank itu.

Peristiwa ini berawal ketika Fauzan, karyawan Bank BRI dan sopir Salmardi memarkirkan mobil di depan BRI Unit Birugo. Mereka langsung masuk ke dalam bank untuk mengambil setoran dari BRI Unit Birugo. Sebelumnya mereka baru saja mengambil uang setoran dari BRI Unit Padang Luar dan uang itu ditinggal dalam mobil tersebut di bawah jok. "Setelah menunggu setoran dari BRI Unit Gadih Ranti, kami berniat menyetorkannya ke BRI Cabang, di Pasar Atas Bukittinggi," ujar Salmardi.

Namun ketika Salmardi bermaksud hendak mengambil kendaraannya, terkejutlah dia begitu melihat kaca mobil sudah pecah. Ia pun segera berbalik masuk ke bank memberitahukannya kepada karyawan bank.

Sontak karyawan yang ada di Bank tersebut berhamburan keluar untuk melihat kejadiannya. "Saya bersama bapak Fauzan disaksikan oleh karyawan lainnya membuka pintu mobil dan memeriksa uang yang kami ambil dari BRI Unit Padang Luar itu, ternyata sudah tidak ada di dalam mobil," kata Salmardi menjelaskan

Aparat kepolisan dari Polresta Bukittinggi yang menerima laporan perampokam itu langsung pula menuju tempat kejadian. Kapolres Bukittinggi, AKBP Drs. Eko Nugroho Adi, M.Si melalui Kasat Reskrim menyatakan, bahwa kasus yang terjadi di depan Bank BRI cabang Gadih Ranti itu masih dalam tahap penyelidikan.

 "Kita baru mengumpulkan saksi-saksi dan mempelajari apa motif yang sebenarnya terjadi. Mudah-mudahan kasus ini bisa segera kita ungkap secepatnya," ujarnya. (*)

Pekat Marak, Pemkab Akan Bertindak

Kian maraknya penyakit masyarakat (Pekat) yang berkembang di tengah masyarakat Dharmasraya membuat pemerintah kabupaten yang dinakhodai H. Adi Gamawan itu mengambil sikap tegas. Hal tersebut tertuang dalam hasil Rapat Koordinasi (Rakor) Muspida yang dipimpin langsung oleh Bupati Dharmasraya, Kamis (8/3).

Rakor tersebut dihadiri Ketua MUI Dharmasraya H.Aminullah Salam, Kapolres Dharmasraya yang diwakili Kasat Intel, Dandim 0310 SSD diwakili Pasi Intel Kpt.Inf.Suryanto, Kejaksaan Negeri Pulau Punjung diwakili Kasi Pidsus, Budi Satra. Turut hadir Plt.Sekda Martoni, Ketua II LKAAM Kab.Dharmasraya, A.Gani, Asisten Bidang Pemerintahan, Irsyad, Ketua Bundo Kanduang, dan Kepala SKPD.

"Pekat di Dharmasraya ini harus kita berantas karena sudah meresahkan masyarakat. Hal ini harus kita lakukan demi menyelamatkan masa depan generasi muda kita. Untuk itu dalam waktu dekat pemerintah akan membentuk tiga tim yang akan bekerja mengatasi masalah ini," ujar Bupati.

Dijelaskan bupati, tim yang akan segera dibentuk antara lain Tim Koordinasi dan Sosialisasi yang akan dipimpin langsung oleh Bupati Dharmasraya, Sekda, Muspida dan Muspida Plus. Tim kedua adalah Tim Koordinasi Pemberantasan yang dipimpin Asisten Bidang Pemerintahan dengan melibatkan unsur TNI, Polri, Kejaksaan, LSM, dan SKPD terkait. Sedang Tim ketiga adalah Tim Pendampingan Konseling yang diketuai Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat, Lembaga-lembaga Nagari, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPML2NPPKB), Khairuddin SE,MM.

Dalam rapat tersebut Bupati tegas-tegas menyatakan kalau Pekat ini tidak segera diatasi, maka akan terjadi lost generation (Generasi yang hilang) dan itu akan sangat merugikan daerah. Karena pekat telah merasuk ke dalam kehidupan masyarakat Dharmasraya. Untuk itu bupati meminta SKPD terkait, dapat melaksanakan razia.

Kekhawatiran pemerintah kabupaten bukannya tidak beralasan. Menjamurnya kafe-kafe di sepanjang jalan lintas Sumatra mendatangkan masalah serius. Apalagi mereka berani  buka pada siang hari. Bahkan anak SD ada yang kecanduan ke kafe-kafe tersebut. Untuk itu, pemerintah daerah menghimbau seluruh lapisan masyarakat untuk dapat bekerja samamengatasi masalah pekat di Dharmasraya. (*)

Tolak Kenaikan BBM, KAMMI Sumbar Demo

Written By zulfadli on Kamis, 08 Maret 2012 | 15.19


Puluhan aktivis mahasiswa dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), berunjukrasa di depan Gedung DPRD Sumbar Kamis (8/3). Mereka meneriakkan penolakkan atas rencana pemerintah yang akan menaikkan bahan bakar minyak (BBM).

Ketua KAMMI Sumbar, Yudhi Andrianto, mengatakan kenaikan harga BBM akan berdampak pada kebutuhan pokok masyarakat. Ongkos transportasi akan naik dan akan berimbas pada kenaikan harga. Kenaikan BBM juga akan mengakibatkan melemahnya daya beli masyarakat sehingga beban rakyat semakin berat.

Yudi menilai rencana menaikkan harga BBM bertentangan dengan rasa keadilan. Pemerintah tidak akan merasakan dampak kenaikan harga BBM karena pejabat pemerintah diberi fasilitas. Sementara, rakyat biasalah yang merasakan dampak kenaikannya.

Sementara itu, Ketua Komisi I Muzli M Nur yang menerima puluhan mahasiswa itu mengatakan, "Dewan akan menyampaikan aspirasi itu ke pemerintah pusat."

Namun, Muzli M Nur mengingatkan keputusan pemerintah untuk menaikkan harga BBM tentu telah melalui kajian dan pertimbangan yang matang. Pemerintah sudah mepertimbangkan risiko yang akan dihadapi.
Untuk itu Muzli M. Nur meminta pada pengunjuk rasa, "Jangan bertindak anarkis. Karena, kebijakan menaikkan harga BBM ini berlaku secara nasional." (*)

Mitra Binaan PT Pos Indonesa Dapat Modal Kerja

PT Pos Indonesia (Persero) Divre II Sumbar, Riau dan Kepulauan Riau kembali menyalurkan dana program kemitraan dan bina lingkungan Rabu (7/3). Total dana yang disalurkan BUMN ini Rp655 juta. Bantuan berupa modal kerja tersebut diserahkan kepada 18 mitra binaan mereka.

“Ini sebagai bentuk kepedulian Pos Indonesia untuk membina dan mengembangkan usaha kecil dan koperasi sebagai salah satu pelaku ekonomi,” kata Bambang Irianto, di Aula Pendidikan Pos Indonesia Divre II.

Bambang juga mengungkapkan bahwa Hingga Februari 2012, PT Pos Indonesia wilayah Sumbar telah menyalurkan dana pinjaman Rp 18,1 miliar. “Penyaluran dana modal kerja ini dapat berjalan berkesinambungan jika mitra binaan dapat secara rutin mengembalikan dana tersebut secara berangsur dalam jangka waktu ditentukan dengan bunga ringan 6 persen per tahun,” kata Bambang. (*)

Gubernur Merespon Positif Perusahaan Penjaminan

Pemerintah provinsi (Pemprov) Sumbar merespons dengan cepat permintaan Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) bersama Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI), agar Pemerintah Daerah mendirikan
perusahaan penjaminan kredit kepemilikan perumahan (KPR) bagi masyarakat berpenghasilan tidak tetap.

”Meski kegiatannya cukup padat, pak gubernur tetap mau membahas perusahaan penjaminan di dalam mobil dinasnya pak gubernur. Kami dari REI mengapresiasi gubernur yang bertindak cepat dan proaktif  merespons kebijakan pembiayaan kredit rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan tidak tetap itu,” ujar Alkudri Ketua DPD REI Sumbar kepada wartawan Rabu (7/3).

Bahkan di sela-sela pembicaraan itu, gubernur menghubungi pejabat Dinas Prasarana Jalan dan Tarkim Sumbar. Gubernur meminta agar dinas terkait menyurati kabupaten dan kota, untuk menginvertarisir lahan yang bisa digunakan sebagai lokasi pembangunan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan tidak tetap. Menurut Data REI, di Sumbar sekitar 129 ribu masyarakat yang belum memiliki rumah.

”Kita berharap pemprov mengadakan rapat koordinasi bersama pemerintah kabupaten dan kota untuk membahas ini, agar bisa terealisasi dan masyarakat menjadi terbantu. Kami dari REI dalam waktu dekat juga akan bertemu DPRD untuk membahas rencana ini,” ujar Alkudri.

Selain itu, pengusaha muda itu juga mengundang organisasi tempat berhimpunnya masyarakat berpenghasilan tidak tetap seperti petani,  buruh harian, tukang ojek, sopir angkot, tukang bangunan, pedagang kaki lima, dan karyawan honorer serta organisasi lainnya. (*)

DPD REI Upayakan Rumah Bagi Warga Berpenghasilan tak Tetap

Sebanyak 13,6 juta penduduk belum memilik rumah sendiri. Dari jumlah itu, 80 persen dialami masyarakat berpenghasilan tidak tetap. Mereka tidak bisa mendapatkan fasilitas kredit kepemilikan rumah (KPR) dari perbankan, karena diwajibkan menyerahkan syarat seperti slip gaji, NPWP, dan rekening koran tabungan.

Hal itu diungkapkan Ketua Dewan Pengurus Daerah Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (DPD REI) Sumbar Alkudri, usai bertemu Menteri Perumahan Rakyat (Menpera), Djan Faridz, beberapa waktu lalu.
”Alhamdulillah, pak menteri merespons usulan kami dan meminta pemda membentuk perusahaan penjaminan itu. Agar itu bisa terealisasi dan masyarakat berpenghasilan tidak tetap bisa terbantu, kami dari REI akan bertemu Gubernur Sumbar Irwan Prayitno dalam waktu dekat,” ungkap pimpinan Almara Grup itu.

Alkudri menegaskan dengan penghasilan rata-rata per hari sekitar Rp75 ribu sampai Rp100 ribu, mereka akan mampu mengangsur kredit rumah. Namun karena tidak mampu memenuhi persyaratan perbankan, mereka akhirnya tidak mampu memiliki rumah sendiri.

Putra Pauh juga akan mengundang organisasi tempat berhimpunnya para petani, nelayan, buruh, tukang ojek, sopir angkot, tukang bangunan, pedagang kaki lima, dan karyawan honorer serta organisasi lainnya.

”Kita ingin mengetahui lebih jauh persoalan yang dihadapi mereka dalam memiliki rumah. Kita pun akan diskusi soal pola pembayaran yang tepat jika perusahaan penjaminan terealisasi,” katanya. (*)

Rektor Unand DO 53 Mahasiswa Teknik

Sebanyak 53 orang mahasiswa Teknik Unand angkatan 2009 akhirnya terkena sanksi Drop Out (DO). Keputusan DO ini dikeluarkan Rektor Unand, Werry Darta Taifur, berdasarkan Surat Keputusan (SK) No.51/XIII/A/Unand-2012. Werry beralasan, selain anjuran dalam aturan Dikti, juga untuk meningkatkan kualitas lulusan. 

Tentu saja keputusan Rektor Unand menuai kecaman dari mahasiswa. Mereka yang menamakan diri Forum Musyawarah Mahasiswa (Formus) Unand mendatangi Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang Senin lalu (5/3).
Formus menyayangkan sistem DO yang diberlakukan Unand. Sistem tersebut hanyalah mencabut hak mereka, mengenyam pendidikan. “SK ini belum bisa diterapkan di Unand, masih terlaku dini,” tegas Ilham Anugerah, anggota Formus, kepada wartawan saat jumpa pers di LBH Padang.

Ilham juga mengatakan Formus akan berupaya melakukan uji materil terhadap SK Rektor tersebut ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) karena bertentangan dengan peraturan perundangan yang mengatur Sistem Pendidikan Nasional, yakni UU No.20 Tahun 2003. “Secepatnya, kami kirimkan berkasnya ke PTUN,” ujar Roki, anggota Formus lainnya.
Sebenarnya, berdasarkan Peraturan Rektor Unand No.7 Tahun 2011 ada 156 mahasiswa yang di DO. Namun baru 53 yang sampai ke mahasiswa. Karena di fakultas lain SK belum keluar. 
Mengacu pada Peraturan Rektor, mahasiswa akan terkena DO karena indeks prestasi  di bawah 2,0 dan belum lulus minimal 40 SKS setelah kuliah empat semester (2 tahun). Namun Formus bersikeras bahwa indeks prestasi yang rendah bukan murni kesalahan mahasiswa. Pembimbing Akademik (PA) ikut berperan. 

“Dalam Peraturan Rektor, satu PA membimbing 20 mahasiswa. Namun kenyataannya, 40 mahasiswa dibimbing satu PA,” Roki menambahkan. (*)

Penggunaan Lasso Tool

Tool berbentuk seperti lasso ini berfungsi menyeleksi bagian tertentu dari suatu gambar. Seleksi ini bisa difungsikan sebagaimana marque tool. 
Hanya saja, bidang seleksi yang dihasilkan sesuai dengan alur lasso yang kita buat. Lasso tool ini ada tiga jenis: lasso tool, polygonal lasso tool dan magnetic lasso tool. Sesuai namanya, polygonal lasso tool menghasilkan bidang seleksi berbentuk poligon.

Penggunaan Move Tool

Sesuai namanya, move tool bisa dikatan sebagai perkakas yang digunakan untuk menggerakkan atau memindahkan objek, teks, image dalam bidang/jendela kerja photoshop. Perpindahan yang dimaksudkan di sini bisa berarti perpindahan dalam satu bidang kerja maupun perpindahan dari suatu bidang kerja ke bidang kerja photoshop lainnya.

Misal, gambar A ingin digabungkan dengan gambar B, maka gambar A dipilih dengan move tool, klik dan tahan mouse kiri, kemudian tarik ke bidang kerja gambar B.

Tool ini juga digunakan untuk memilih satu dari beberapa layer gambar yang bertumpuk dalam satu jendela gambar. Dengan cara ini kita seakan mengatakan bahwa layer tersebut akan kita ubah warna, bentuk atau pun merubah posisinya pada tumpukan layer.

Bila tool ini disatukan pemakaiannya dengan marque tool, maka kita akan mendapatkan hasil yang cukup menakjubkan. Gambar yang sedang dilingkupi tanda marque, akan terpotong seperti ketika kita mengklik kiri pada tanda marque lalu mengklik perintah layer via cut.

MITRA OKEBANA

MITRA OKEBANA

Pituah Agamo

Oleh : Mursal
Batamu baliek sanak, kini koh wak kaji masalah rukun Islam. Sabalun mulai cubo wak bahas dulu apo nan rukun dan apo islam tuh. Acok bana wak mandanga kato2 rukun koh sanak, sayang bana kalo arti nan sabananyo wak ndak tahu.
Baca Selengkapnya>>>


BACA JUGA
Pituah Agamo Babahaso Minang I
Pituah Agamo Babahaso Minang III

World News

 
Support : Bisnis UKM | Kemenkop | Okebana RSS | Sentra UKM

Copyright © 2012. Okebana - All Rights Reserved
Template Dimodifikasi Oleh Zulfadli
Wartawan Harian Singgalang