Lions Club Padang yang terdiri dari Padang Ceria, Padang Tercinta dan Padang Sehati, adakan bakti sosial di Sungai Pisang, Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Padang, (21/4). Gubernur District 307-A2, Feri Yonawan Foeh ikut dalam kegiatan yang memberi pengobatan gratis pada 180 orang itu.
“Membantu sesama adalah hal mulia. Syarat sebagai anggota Lions Club kan harus mampu menyisihkan waktu, tenaga dan uang untuk meringankan beban orang lain. Berbagi dengan saudara kita,” ujarnya.
Bhakti sosial tersebut dilakukan di Sungai Pisang, sesuai dengan hasil survei tim Lions Club beberapa waktu lalu. Dari survei, mereka mendapat kenyataan bahwa daerah ini perlu dibantu karena masih termasuk terisolir padahal mereka ada di ibukota provinsi.
“Sungai Pisang berdasarkan laporan tim kita tergolong kepada daerah terisolir. Gizi buruk terjadi di sana lantaran hasil ikan atau kebun dijual untuk menutupi kebutuhan hidup,” ujar Presiden Lions Club Padang Tercinta, Chandra Gunawan.
Menurut Chandra, daerah ini butuh perhatian. Di sini berdasarkan info dari penduduk, hanya memiliki satu bidan. Dijelaskannya, obat-obatan, makanan ringan dan buah-buahan yang mereka bawa, diperoleh dari para donatur dan sumbangan anggota. Mereka berebut menyediakan keperluan bakti sosial. Ada saja yang mereka berikan.
“Kami yang tergabung di Lions Club adalah orang-orang yang mau menyisihkan waktunya, menyediakan dirinya dan uangnya untuk membantu sesama,” katanya.
Karena kiprah yang bagus dari Lions Club ada saja pihak yang membantu. RS. Yos Sudarso menurunkan tim farmasi mereka sebagai relawan. Juga ada relawan dari mahasiswa Akfar. Pemilik toko buah menyumbang buah-buahan, pengusaha bakery menyediakan roti, juga sumbangan dari pengusaha lainnya yang peduli dengan warga.
Dokter yang membantu kegiatan Lions Club seperti Dahlia antusias melayani pasien yang menyesaki Kantor Lurah Telukkabung Selatan. “Mereka tidak dibayar. Kita sangat menghargai dedikasi mereka. Medan yang berat menuju kemari terbayar, apalagi melihat antusiasme warga,” ujar Chandra.
Salah seorang dokter mengaku baru satu tahun ikut berbagai kegiatan Lions Club. Keikutsertaannya dalam tiap kegiatan klub yang juga bergerak di bidang kemanusiaan, lingkungan dan pemberdayaan masyarakat adalah sebagai pengimbang. “Kita juga harus menebar kepedulian sosial kepada yang lain,” ujarnya sambil mengatakan dengan ikut kegiatan ini ia merasa ada kebahagiaan tersendiri.
District Government Lions Club MD 307-A2 yang datang dari Medan, ikut memeriksa warga yang ingin tahu tentang kesehatannya. Feri yang punya latar belakang dokter itu dengan telaten melayani warga.
Masyarakat Kelurahan Telukkabung Selatan sangat antusias terhadap pengobatan gratis dari Lions Club. Hasan Basri, 80, tahun ikut antre guna mendapatkan pengobatan gratis. Begitu juga Helen dengan Carissa anaknya yang baru berumur enam bulan.
Begitu antusiasnya warga di sana, menurut bidan, Caprina Vicky Wulandari, banyak juga yang datang buat periksa kesehatan adalah mereka yang berobat kemarin di puskesmas dimana Wulan bertugas.
“Kebanyakan warga di Sungai Pisang menderita penyakit kulit dan ISPA. Mereka umumnya kurang pengetahuan tentang cara hidup sehat,” ujar Wulan. Wulan mengakui masih percaya pengobatan alternatif. Itu menjadi kendala tugasnya yang terbesar. Tak jarang dia kedatangan pasien yang sakitnya sudah parah. (zul)
“Membantu sesama adalah hal mulia. Syarat sebagai anggota Lions Club kan harus mampu menyisihkan waktu, tenaga dan uang untuk meringankan beban orang lain. Berbagi dengan saudara kita,” ujarnya.
Bhakti sosial tersebut dilakukan di Sungai Pisang, sesuai dengan hasil survei tim Lions Club beberapa waktu lalu. Dari survei, mereka mendapat kenyataan bahwa daerah ini perlu dibantu karena masih termasuk terisolir padahal mereka ada di ibukota provinsi.
“Sungai Pisang berdasarkan laporan tim kita tergolong kepada daerah terisolir. Gizi buruk terjadi di sana lantaran hasil ikan atau kebun dijual untuk menutupi kebutuhan hidup,” ujar Presiden Lions Club Padang Tercinta, Chandra Gunawan.
Menurut Chandra, daerah ini butuh perhatian. Di sini berdasarkan info dari penduduk, hanya memiliki satu bidan. Dijelaskannya, obat-obatan, makanan ringan dan buah-buahan yang mereka bawa, diperoleh dari para donatur dan sumbangan anggota. Mereka berebut menyediakan keperluan bakti sosial. Ada saja yang mereka berikan.
“Kami yang tergabung di Lions Club adalah orang-orang yang mau menyisihkan waktunya, menyediakan dirinya dan uangnya untuk membantu sesama,” katanya.
Karena kiprah yang bagus dari Lions Club ada saja pihak yang membantu. RS. Yos Sudarso menurunkan tim farmasi mereka sebagai relawan. Juga ada relawan dari mahasiswa Akfar. Pemilik toko buah menyumbang buah-buahan, pengusaha bakery menyediakan roti, juga sumbangan dari pengusaha lainnya yang peduli dengan warga.
Dokter yang membantu kegiatan Lions Club seperti Dahlia antusias melayani pasien yang menyesaki Kantor Lurah Telukkabung Selatan. “Mereka tidak dibayar. Kita sangat menghargai dedikasi mereka. Medan yang berat menuju kemari terbayar, apalagi melihat antusiasme warga,” ujar Chandra.
Salah seorang dokter mengaku baru satu tahun ikut berbagai kegiatan Lions Club. Keikutsertaannya dalam tiap kegiatan klub yang juga bergerak di bidang kemanusiaan, lingkungan dan pemberdayaan masyarakat adalah sebagai pengimbang. “Kita juga harus menebar kepedulian sosial kepada yang lain,” ujarnya sambil mengatakan dengan ikut kegiatan ini ia merasa ada kebahagiaan tersendiri.
District Government Lions Club MD 307-A2 yang datang dari Medan, ikut memeriksa warga yang ingin tahu tentang kesehatannya. Feri yang punya latar belakang dokter itu dengan telaten melayani warga.
Masyarakat Kelurahan Telukkabung Selatan sangat antusias terhadap pengobatan gratis dari Lions Club. Hasan Basri, 80, tahun ikut antre guna mendapatkan pengobatan gratis. Begitu juga Helen dengan Carissa anaknya yang baru berumur enam bulan.
Begitu antusiasnya warga di sana, menurut bidan, Caprina Vicky Wulandari, banyak juga yang datang buat periksa kesehatan adalah mereka yang berobat kemarin di puskesmas dimana Wulan bertugas.
“Kebanyakan warga di Sungai Pisang menderita penyakit kulit dan ISPA. Mereka umumnya kurang pengetahuan tentang cara hidup sehat,” ujar Wulan. Wulan mengakui masih percaya pengobatan alternatif. Itu menjadi kendala tugasnya yang terbesar. Tak jarang dia kedatangan pasien yang sakitnya sudah parah. (zul)
0 komentar :
Posting Komentar
Masukan Anda amat berarti untuk pengembangan web ini selanjutnya