![]() | ||
| Hj. Fauriza ketika menyambut siswa SMKA Naim Lilbanat. |
Gadis-gadis cantik, memakai gamis biru dan berjilbab putih panjang, terlihat celingak-celinguk melihat dekorasi ruangan yang baru saja mereka masuki. Ada yang sibuk mengabadikan dekorasi dengan kamera, camcorder dan hp berkamera.
Bahkan mereka tertawa-tawa ketika diabadikan temannya dengan latar ruangan tersebut. Sepertinya mereka tertarik mengabadikan ruangan yang disetting Hj. Fauriza seperti suasana perkawinan Minangkabau.
"Kami dari Citra Kembara sengaja memberikan suasana adat perkawinan kita lengkap dengan tetabuhannya karena ingin menyajikan sejumput budaya minangkabau kepada mereka," ujar Hj Fauriza.
Hj . Fauriza ingin benar tamunya merasakan 'Semalam di Ranah Minang'. Tamu yang tak lain adalah siswa SMKA Naim Lilbanat Kelantan Malaysia itu diberikan kesempatan sepuasnya oleh Hj. Fauriza untuk menikmati acara yang dia kemas.
Para siswa itu dipakaikan pakaian adat minang, dirias bak pengantin, lalu foto dengan pakaian adat minangkabau berlatar pelaminan minang. Mereka juga diberi kesempatan belajar alat musik tradisional minangkabau.
Semalam di Ranah Minang menurut Hj Fauriza diilhami oleh cara negara lain memperkenalkan budaya mereka kepada turis yang berkunjung. "Di jepang kita akan berkesempatan memakai pakaian ala Oshin dan foto dengan latar suasana Jepang. Kita menikmatinya meskipun harus merogoh kantong untuk itu. Kita pun ingin agar para tamu yang datang ke Minangkabau ini diberikan hal serupa," urai Hj. Fauriza.
Bahkan Hj. Fauriza ingin menjadikan Semalam di Ranah Minang sebagai agenda rutin mereka kala menerima tamu, baik dari lokal, regional maupun internasional. (*)

0 komentar :
Posting Komentar
Masukan Anda amat berarti untuk pengembangan web ini selanjutnya