![]() |
| Arismen, menjelaskan proses produksi di Kripik Balado Mahkota |
Sebanyak 30 UMKM Tenant (UM KM yang masuk program Inkubator Bisnis) dibawa ke Kripik Balado Mahkota dan AA Catering. Kunjungan lapangan ke dua produsen makanan olahan terkemuka di Sumbar itu dipimpin Ketua Inkubator Bisnis, Munzir Busnia, Sabtu (22/9).
“Kami membawa UMKM Tenant ini untuk melihat dari dekat bagaimana kedua pengusaha membangun usaha mereka. Kita tahu perkembangan Kripik Balado Mahkota cukup pesat dan telah memakai permesinan dalam proses produksinya. Sementara AA Catering melangkah mantap dengan ISO-nya,” ujar Munzir ketika memperkenalkan diri dan tujuan mereka datang.
Hj. Zaifunis, Wakil Pimpinan Kripik Balado Mahkota, menceritakan bagaimana dia dan suaminya, Yusral Damiri, menjalankan roda usaha mereka. Banyak kendala yang mereka hadapi. Bencana kebakaran pun dua kali menghampiri, yakni 1998 dan 2010.
Namun berkat kerjasama dan ditunjang dukungan penuh segenap karyawannya, Mahkota bisa menghadapi cobaan dan hambatan itu.
“Hasilnya ya, seperti yang bapak dan ibu-ibu lihat sekarang ini. Memang masih banyak yang harus kami benahi, terutama dalam hal manajemen perusahaan. Namun kemajuan yang diperoleh sehingga proses produksi tidak dilakukan secara manual lagi membuktikan betapa dukungan karyawan berkontribusi besar bagi perkembangan usaha kita,” ujar dosen Jurusan Biologi FMIPA UNP ini.
Zaifunis mengajarkan para UKM Tenant untuk rajin mengoptimalkan resep makanan dan membuat catatan kecilnya. “Menurut pengalaman kami, bahan baku yang berbeda tempat dan tanggal pembeliannya bisa jadi berpengaruh terhadap rasa masakan. Di sinilah kepiawaian kita menambah atau mengurangi bumbu atau resepnya,” ujarnya.
Mahkota pun lebih memilih membakar produk return atau expire (kadaluarsa). Dan nilai produk yang dibakar itu dihitung lalu dimasukkan sebagai modal. Dengan cara ini, menurut Zaifunis, pelaku usaha akan terhindar dari kerugian yang banyak.
Dalam hal menentukan expire, Zaifunis selalu mencatat tanggal produksi dan menyisihkan tiga produk yang akan ditempatkan pada tempat berbeda di rumahnya. Tempat yang dia pilih mewakili kondisi tempat penitipan produk. Jika warnanya berubah, maka Zaifunis akan memerintahkan sales untuk mengecek ke lapangan, dan sales harus menarik produk jika memang berubah pula warnanya.
Ditambahkan oleh Arismen, Pimpinan Harian Kripik Balado Mahkota, bahwa perusahaan mereka menerapkan sistem FIFO (First In First Out). Yang lebih dulu diproduksi, lebih awal dipasarkan. Tempat penyimpanan produk harus bagus dan kedap udara serta harus dijaga kebersihan dan sirkulasi udaranya.
Arismen yang juga pendamping pada inkubator bisnis hasil kerjasama UPT Kewirausahaan Universitas Andalas dan Dinas Koperasi UMKM Sumbar ini mengingatkan agar pada setiap tahapan produksi, karyawan harus memperhatikan kebersihan tangan mereka untuk menjaga mutu dan rasa produk.
Sementara di AA Catering, para UMKM Tenant mendapatkan ilmu memilih segmentasi konsumen dan mengawal proses produksi dari awal untuk menghasilkan produk dan layanan berkualitas prima kepada konsumen.
Internal Auditor AA Catering, Yon Hendri menjelaskan, perusahaan itu menggunakan Standar Operational Procedure (SOP) yang telah baku. Berbekal SOP yang nyaris menelan waktu tiga tahun untuk menyusunnya itulah AA Catering bisa meraih sertifikat ISO dan menerapkan sistem franchise.
Yon yang mewakili General Mana jernya Rinaldi Iswara juga buka rahasia cara mengelola karyawan. AA Catering memakai HRD untuk menangani 120 karyawannya. HRD lah yang berperan menilai kinerja karyawan, menerapkan sistem reward (bonus) dan sanksi.
“AA Catering menerapkan perhitungan bonus mingguan. Jika target tercapai, karyawan dapat bonus sesuai jabatan dan masa pengabdian. Ketika mereka terlambat atau tidak masuk, bonus atau gaji akan dipotong dan dibagikan kepada karyawan lainnya. Bagi yang telah sepuluh tahun bekerja dapat hadiah motor. Semakin lama mengabdi makin besar hadiah bagi karyawan tersebut,” ujar Yon.
Tak hanya itu, AA Catering juga telah menggunakan sistem komputerisasi. “Memang belum semuanya, namun akan terus dikembangkan demi meningkatkan layanan bagi konsumen kami,” kata Yon.
![]() |
| Yon Hendri membawa pelaku UMKM ke dapur AA Catering |
Sedangkan Yunailus, produsen jamu tiram crispy dari Kabupaten Agam, mendapat semangat baru dalam mengembangkan usahanya. “Saya hanya mengalami diputus kontrak oleh Cristine Hakim lantaran produk yang saya kirim cepat berminyak dan sempat putus asa lantaran penjualan crispy yang tertinggi di Cristine tersebut,” ujarnya.
Yunailus merasa mendapat suntikan semangat baru. Dia berharap semoga ini awal yang baik untuk mengembalikan kepercayaan diri dan produknya. Yunailus kian optimis bisa memenuhi kerjasama kontrak yang didapatnya dari Mahkota awal September lalu. (zulfadli)
(Diterbitkan di Harian Singgalang Edisi Senin 24 September 2012, pada halaman C-24)


0 komentar :
Posting Komentar
Masukan Anda amat berarti untuk pengembangan web ini selanjutnya