Padang - Air PDAM yang semakin sulit dinikmati warga Bukit Cangang. Debit air
kecil, tak setiap hari mengalir. Itu pun hanya beberapa jam saja. Kebocorannya pun tinggi.
Keluhan masyarakat ini cukup mengemuka dalam pertemuan pada reses Anggota DPRD Bukittinggi, H. Trismon, di kediamannya, Senin (6/10). Mereka ingin agar Trismon bisa menjembatani hal ini.
Trismon yang telah lama mendengar hal ini, dalam resesnya menghadirkan dinas/instansi terkait. "Silahkan bapak-bapak dan ibu menyampaikan isi hatinya terkait pengembangan kota ini. Kebetulan Kakanda saya H Leonardy Harmainy Dt. Bandaro Basa yang kini jadi Anggota DPD RI hadir pula bersama kita di sini," ujar Trismon kepada warga yang memenuhi tenda di halaman rumahnya.
Trismon menegaskan, terkait persoalan air PDAM yang seolah mengalir bergantian, selain embung Batang Tambuo dan perbaikan pipa PDAM Tirta Jam Gadang, bisa juga mencari alternatif lain. Salah satunya melirik sumber air berlimpah di daerah tetangga, Koto Gadang.
"Pemilik sumber air itu ada di sini bersama kita. Beliau ini Ketua KAN Koto Gadang yang besar di Bukittinggi. Mudah-mudahan dengan bantuan dan dukungan beliau permasalahan air ini teratasi," lanjut Trismon.
Menanggapi harapan warga di daerah pemilihan 'sang adik', Leonardy Harmainy Dt Bandaro Basa mempersilahkan pihak PDAM untuk memanfaatkan sumber air di Koto Gadang sesuai aturan yang berlaku.
Leonardy yang juga Ketua KAN Koto Gadang mengakui di nagarinya banyak sumber air. Satu diantaranya pincuran barameh.
"Pincuran barameh ini debit airnya cukup besar. Diharapkan dapat mengatasi kebutuhan air di Bukittinggi," ungkap Leonardy.
Kasubag Perencanaan PDAM Tirta Jam Gadang, Nasrul membenarkan sumber air di Koto Gadang sangat berlimpah. Setau dia, masyarakat di sana dulu telah pernah menyetujui sumber air itu dialirkan ke Bukittinggi. Hanya saja terkendala izin dari pemerintah kabupaten.
Kata Nasrul, Direktur Utama Tirta Jam Gadang Murdi Tahman pernah memerintahkan dia dan staf mencari dan mengukur debit di sejumlah sumber air. Di Koto Gadang yang pernah diukurnya, memiliki debit air 1.142 liter per detik. Sangat besar dibanding dengan debit terpasang yang hanya 190 liter/detik.
"Dengan sumber air dari Koto Gadang diharapkan bisa memenuhi kebutuhan pelanggan sebanyak 9.700 lebih. Mudah-mudahan aliran airnya lancar dinikmati masyarakat," ujarnya.
Kini tengah diupayakan untuk menanganinya lewat program SPAM Regional. Program masih dibahas di tingkat provinsi. (zul)
kecil, tak setiap hari mengalir. Itu pun hanya beberapa jam saja. Kebocorannya pun tinggi.
Keluhan masyarakat ini cukup mengemuka dalam pertemuan pada reses Anggota DPRD Bukittinggi, H. Trismon, di kediamannya, Senin (6/10). Mereka ingin agar Trismon bisa menjembatani hal ini.
Trismon yang telah lama mendengar hal ini, dalam resesnya menghadirkan dinas/instansi terkait. "Silahkan bapak-bapak dan ibu menyampaikan isi hatinya terkait pengembangan kota ini. Kebetulan Kakanda saya H Leonardy Harmainy Dt. Bandaro Basa yang kini jadi Anggota DPD RI hadir pula bersama kita di sini," ujar Trismon kepada warga yang memenuhi tenda di halaman rumahnya.
Trismon menegaskan, terkait persoalan air PDAM yang seolah mengalir bergantian, selain embung Batang Tambuo dan perbaikan pipa PDAM Tirta Jam Gadang, bisa juga mencari alternatif lain. Salah satunya melirik sumber air berlimpah di daerah tetangga, Koto Gadang.
"Pemilik sumber air itu ada di sini bersama kita. Beliau ini Ketua KAN Koto Gadang yang besar di Bukittinggi. Mudah-mudahan dengan bantuan dan dukungan beliau permasalahan air ini teratasi," lanjut Trismon.
Menanggapi harapan warga di daerah pemilihan 'sang adik', Leonardy Harmainy Dt Bandaro Basa mempersilahkan pihak PDAM untuk memanfaatkan sumber air di Koto Gadang sesuai aturan yang berlaku.
Leonardy yang juga Ketua KAN Koto Gadang mengakui di nagarinya banyak sumber air. Satu diantaranya pincuran barameh.
"Pincuran barameh ini debit airnya cukup besar. Diharapkan dapat mengatasi kebutuhan air di Bukittinggi," ungkap Leonardy.
Kasubag Perencanaan PDAM Tirta Jam Gadang, Nasrul membenarkan sumber air di Koto Gadang sangat berlimpah. Setau dia, masyarakat di sana dulu telah pernah menyetujui sumber air itu dialirkan ke Bukittinggi. Hanya saja terkendala izin dari pemerintah kabupaten.
Kata Nasrul, Direktur Utama Tirta Jam Gadang Murdi Tahman pernah memerintahkan dia dan staf mencari dan mengukur debit di sejumlah sumber air. Di Koto Gadang yang pernah diukurnya, memiliki debit air 1.142 liter per detik. Sangat besar dibanding dengan debit terpasang yang hanya 190 liter/detik.
"Dengan sumber air dari Koto Gadang diharapkan bisa memenuhi kebutuhan pelanggan sebanyak 9.700 lebih. Mudah-mudahan aliran airnya lancar dinikmati masyarakat," ujarnya.
Kini tengah diupayakan untuk menanganinya lewat program SPAM Regional. Program masih dibahas di tingkat provinsi. (zul)
0 komentar :
Posting Komentar
Masukan Anda amat berarti untuk pengembangan web ini selanjutnya