Padang - Relokasi pedagang Pasar Ateh Bukittinggi kini menjadi sorotan. Belum ada
titik temu antara pedagang dan pemerintah kota (Pemko). Penanganan yang kurang responsif dan tanpa mengakomodir aspirasi korban bencana dikhawatirkan menambah deretan cerita pilu di pasar syarikat Koto Rang Agam itu.
Pedagang berkeras, lokasi penampungan berada di Jalan Minangkabau. Sementara pemko ingin memindahkan mereka ke Jalan A. Yani, Perintis Kemerdekaan dan sejumlah lokasi lainnya.
Kondisi ini yang ingin ditinjau Anggota DPD Leonardy Harmainy Dt. Bandaro Basa. Bersama dengan Wakil Ketua DPRD Bukittinggi, Trismon dan Ketua KADIN Bukittinggi Sadri MK, Kelompok Pedagang Yulius Rustam, Leonardy meninjau pasar, berinteraksi dengan pedagang dan datang ke tenda posko bantuan di depan Jam Gadang.
"Pemko seharusnya memperhatikan betul aspirasi warganya yang menjadi korban bencana. Semuanya, baik yang tokonya terbakar maupun pedagang kaki lima terdampak bencana itu.Pedagang pun hendaknya mau mendengarkan pertimbangan pemerintahnya," ujarnya saat berdialog dengan perwakilan pedagang pasar ateh Bukittinggi (P4B)., Senin (6/11).
Leonardy memberikan penegasan agar relokasi diselesaikan secepatnya. Tak semua pedagang yang mampu bertahan cukup lama sebab ada diantara mereka yang dapat pagi habisnya sore. Jadi mereka butuh tempat berdagang baru agar bisa melanjutkan perikehidupan keluarganya.
"Tak benar itu, jika lokasi kejadian di pagar sementara tempat relokasinya belum mencapai kata sepakat. Saat ini sejumlah pedagang masih bisa beraktifitas. Mari kita hargai hak mereka," ujarnya lagi.
Leonardy juga mengingatkan seputar penegasan Wakil Presiden Jusuf Kalla, pasar dibangun oleh pemerintah. Pasar pun harus moderen dan menampung semua pedagang, baik yang tokonya terbakar sekitar 723 unit dan pedagang kaki lima yang ikut terkena dampaknya sekitar 500 lebih. Total sekira 1.223 lebih.
"Bagaimana teknisnya, silakan pemko mengelola bersama tim teknis yang dibentuk untuk itu, namun tolong dengarkan aspirasi korban bencana. Begitu pula tempat lokasi sementara buat penampungan mereka," ujar pria yang juga Ketua KAN Koto Gadang itu.
Leo pun tak menampik pertimbangan pemko untuk tetap mempertahankan wajah kota. Citra kota wisata jadi pertaruhan. Di sinilah perlunya pemko memberi jaminan pasar dibangun dengan memperhatikan kepentingan semuanya, dan tetap mempertahankannya sebagai pasar rakyat yang dibuat dengan konsep moderen.
Trismon menyebutkan kedatangan Leonardy membuka pemikiran kita dalam mengatasi dan mencarikan solusi permasalahan pasca terbakarnya Pasar Atas Bukittinggi.
Keberadaannya sebagai anggota DPD cukup signifikan dalam mendesak pemerintah
pusat segera merealisasikan pembangunan pasar tersebut. "Kita tak bakalan sanggup membangunnya dalam waktu cepat jika menggunakan APBD Bukittinggi. Kita berharap Bang Leo dan kawan-kawan di DPD, DPR/MPR bisa mendorong dan menggawangi aspirasi korban bencana di pemerintah pusat," ujarnya.
Terkait adanya suara-suara keras dari sebagian warga menyikapi respon pemko dalam penanganan pasca bencana dinilai Trismon sebagai hal yang wajar. Mereka tentu ingin segera ditangani, namun pemerintah tentu harus menyikapinya sesuai aturan yang berlaku.
Salah seorang pedagang yang bertemu dengan Leonardy, kepada Singgalang menyatakan harapannya yang juga harapan korban bencana lainnya. Dia pun menegaskan tak semua pedagang yang mampu bertahan lama. Mereka harus memikirkan makan dan kebutuhan keluarga serta karyawan. Belum lagi beban hutang yang ditanggung dan harus dibayar.
"Kami berharap relokasi segera dan di tempat yang memungkinkan kami bisa berjualan sambil bisa melihat perkembangan pembangunan pasar. Kami tak ingin terkecoh," ujarnya.
Dia pun mengakui apapun perkembangan yang terjadi selalu didiskusikan dengan persatuan pedangang pasar atas Bukittinggi yang kini dipercayakan kepada tim negosiator. Tim yang diketuai Yulius Rustam ini sangat dipercaya para pedagang untuk mencarikan solusi terbaik buat mereka. (zul)
titik temu antara pedagang dan pemerintah kota (Pemko). Penanganan yang kurang responsif dan tanpa mengakomodir aspirasi korban bencana dikhawatirkan menambah deretan cerita pilu di pasar syarikat Koto Rang Agam itu.
Pedagang berkeras, lokasi penampungan berada di Jalan Minangkabau. Sementara pemko ingin memindahkan mereka ke Jalan A. Yani, Perintis Kemerdekaan dan sejumlah lokasi lainnya.
Kondisi ini yang ingin ditinjau Anggota DPD Leonardy Harmainy Dt. Bandaro Basa. Bersama dengan Wakil Ketua DPRD Bukittinggi, Trismon dan Ketua KADIN Bukittinggi Sadri MK, Kelompok Pedagang Yulius Rustam, Leonardy meninjau pasar, berinteraksi dengan pedagang dan datang ke tenda posko bantuan di depan Jam Gadang.
"Pemko seharusnya memperhatikan betul aspirasi warganya yang menjadi korban bencana. Semuanya, baik yang tokonya terbakar maupun pedagang kaki lima terdampak bencana itu.Pedagang pun hendaknya mau mendengarkan pertimbangan pemerintahnya," ujarnya saat berdialog dengan perwakilan pedagang pasar ateh Bukittinggi (P4B)., Senin (6/11).
Leonardy memberikan penegasan agar relokasi diselesaikan secepatnya. Tak semua pedagang yang mampu bertahan cukup lama sebab ada diantara mereka yang dapat pagi habisnya sore. Jadi mereka butuh tempat berdagang baru agar bisa melanjutkan perikehidupan keluarganya.
"Tak benar itu, jika lokasi kejadian di pagar sementara tempat relokasinya belum mencapai kata sepakat. Saat ini sejumlah pedagang masih bisa beraktifitas. Mari kita hargai hak mereka," ujarnya lagi.
Leonardy juga mengingatkan seputar penegasan Wakil Presiden Jusuf Kalla, pasar dibangun oleh pemerintah. Pasar pun harus moderen dan menampung semua pedagang, baik yang tokonya terbakar sekitar 723 unit dan pedagang kaki lima yang ikut terkena dampaknya sekitar 500 lebih. Total sekira 1.223 lebih.
"Bagaimana teknisnya, silakan pemko mengelola bersama tim teknis yang dibentuk untuk itu, namun tolong dengarkan aspirasi korban bencana. Begitu pula tempat lokasi sementara buat penampungan mereka," ujar pria yang juga Ketua KAN Koto Gadang itu.
Leo pun tak menampik pertimbangan pemko untuk tetap mempertahankan wajah kota. Citra kota wisata jadi pertaruhan. Di sinilah perlunya pemko memberi jaminan pasar dibangun dengan memperhatikan kepentingan semuanya, dan tetap mempertahankannya sebagai pasar rakyat yang dibuat dengan konsep moderen.
Trismon menyebutkan kedatangan Leonardy membuka pemikiran kita dalam mengatasi dan mencarikan solusi permasalahan pasca terbakarnya Pasar Atas Bukittinggi.
Keberadaannya sebagai anggota DPD cukup signifikan dalam mendesak pemerintah
pusat segera merealisasikan pembangunan pasar tersebut. "Kita tak bakalan sanggup membangunnya dalam waktu cepat jika menggunakan APBD Bukittinggi. Kita berharap Bang Leo dan kawan-kawan di DPD, DPR/MPR bisa mendorong dan menggawangi aspirasi korban bencana di pemerintah pusat," ujarnya.
Terkait adanya suara-suara keras dari sebagian warga menyikapi respon pemko dalam penanganan pasca bencana dinilai Trismon sebagai hal yang wajar. Mereka tentu ingin segera ditangani, namun pemerintah tentu harus menyikapinya sesuai aturan yang berlaku.
Salah seorang pedagang yang bertemu dengan Leonardy, kepada Singgalang menyatakan harapannya yang juga harapan korban bencana lainnya. Dia pun menegaskan tak semua pedagang yang mampu bertahan lama. Mereka harus memikirkan makan dan kebutuhan keluarga serta karyawan. Belum lagi beban hutang yang ditanggung dan harus dibayar.
"Kami berharap relokasi segera dan di tempat yang memungkinkan kami bisa berjualan sambil bisa melihat perkembangan pembangunan pasar. Kami tak ingin terkecoh," ujarnya.
Dia pun mengakui apapun perkembangan yang terjadi selalu didiskusikan dengan persatuan pedangang pasar atas Bukittinggi yang kini dipercayakan kepada tim negosiator. Tim yang diketuai Yulius Rustam ini sangat dipercaya para pedagang untuk mencarikan solusi terbaik buat mereka. (zul)
0 komentar :
Posting Komentar
Masukan Anda amat berarti untuk pengembangan web ini selanjutnya