Headlines News :
Home » , » Rumah Kos Harus Ada Pengawas

Rumah Kos Harus Ada Pengawas

Written By zulfadli on Selasa, 31 Oktober 2017 | 12.47

Padang - Kasus-kasus pembuangan bayi di Padang harus dijadikan pelajaran berharga. Butuh keterlibatan banyak pihak dalam mengatasinya. Pemko melakukan berbagai tindakan preventif gar hal itu tak terulang.

Pengawasan kos-kosan makin ditingkatkan. Begitu pula dengan penginapan, hotel dan tempat hiburan. Program 18.21 diharapkan dapat meningkatkan kasih sayang dalam keluarga hingga mampu meredam berbagai hal negatif tersebut.

"Rumah kos harus ada pemiliknya di sana. Minimal ada orang yang ditugasi mengawasi anak kosnya dan tinggal di rumah itu. Satpol PP, Ketua RT/RW diminta memperketat pengawasan terhadap rumah kos ini," ujar Sekdako Asnel usai membuka seminar perlindungan perempuan dan anak yang bertema menyoal pembuangan bayi, Selasa (31/10).

Asnel didampingi Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Heryanto Rustam sangat menegaskan soal pengawasan rumah kos ini. Faktor pembuangan bayi ini kebanyakan dipicu oleh hubungan di luar nikah. Pergaulan bebas sering ditengarai terjadi di kosan yang tidak ada pengawasnya. Kalau perlu tidak dibenarkan rumah kos yang tidak ada pemilik atau perwakilan pemilik yang tinggal di rumah kos tersebut.

Kapolresta juga mengakui salah satu penyebabnya adalah pergaulan bebas yang dipicu kondisi di rumah kos. Orang tua pun tidak mengontrol anaknya, tempat kos pun bebas. Sebab lain, tidak siap punya anak, hubungan terlarang dan pemerkosaan.

Kapolresta pun setuju penerapan sanksi terhadap pemilik kos yang tidak tinggal di kosannya. Penilik hotel atau penginapan pun hendaknya ditegaskan untuk mengecek identitas pasangan yang menginap.

Terkait diamnya keluarga, masyarakat dan tokoh di suatu wilayah terhadap kasus maksiat,  kekerasan dalam terhadap perempuan dan anak, pelecehan seksual, hingga kasus pembuangan bayi sangat disayangkannya. Kasus-kasus yang dianggap aib bagi keluarga, masyarakat sekitar cenderung didiamkan. Padahal, jika sudah terjadi lebih baik dibuka untuk memberi efek jera kepada pelakunya.

Kapolresta mengungkapkan beberapa kejadian pembuangan bayi yang terjadi di sepanjang 2015-2017. Hanya dua kasus yang berhasil diungkap karena banyak yang memilih diam.

"Bila kondisi ini disembunyikan terus, maka akan terjadi kelanjutannya dan makin banyak. Padahal situasinya sudah mengkhawatirkan," ujar Kapolresta Padang Kombes Chairul Azis.

Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak Padang, Harnelli Mahyeldi meminta para pemuka masyarakat lebih memperhatikan lingkungan sekitarnya. Amati lingkungan sekitar dan kurangi pemicu kekerasan atau kekisruhan di wilayahnya. Jangan sampai heboh setelah sesuatu terjadi.

Harnelli pun meminta masyarakat selektif terhadap keberadaan rumah kos dan kontrakan di wilayahnya. Laporkan jika ada yang mencurigakan, atau ada kemungkinan penghuninya bercampur.

“Jika perlu berlakukan jam bertamu di wilayah mereka. Satuan Pol PP juga diharapkan makin proaktif terhadap laporan masyarakat. Kita ingin Padang jadi Metropolitan, wisata dikembangkan, tapi generasi harus diperhatikan. Program 18.21 dari Walikota jawabannya,” pungkasnya. (zul)

Share this article :

0 komentar :

Posting Komentar

Masukan Anda amat berarti untuk pengembangan web ini selanjutnya


 
Support : Bisnis UKM | Kemenkop | Okebana RSS | Sentra UKM

Copyright © 2012. Okebana - All Rights Reserved
Template Dimodifikasi Oleh Zulfadli
Wartawan Harian Singgalang