| Rabu | 4 April 2012 |
Menggembala itik adalah keseharian Illa Susanti selain belajar. Tiap hari dia harus menggembalakan itik petelur milik orang tuanya. Kegiatan tersebut dia lakoni hingga tamat SMP. Setelah itu dia mulai enggan. "Malu pada teman-teman," ujar Illa mencoba menjemput kenangan masa lalunya.
Namun siapa sangka justru itik-itik itu pula yang mengantarkan Illa menapaki jalan sukses seperti saat ini. Kini itiknya pula yang digembalakan orang-orang di kampungnya.
Banyak permintaan itik dari berbagai daerah di Sumbar, Riau hingga Bengkulu. Di Bengkulu saja, Illa harus mampu memasok 1.000 itik per minggu.
Bahkan beberapa waktu lalu datang Tim dari Dinas Peternakan Sumbar. Mereka ingin menjajaki kemungkinan kemampuan Illa memasok itik. Tak tanggung-tanggung, sehari 1.000 ekor.
Isteri Deri Kaliang ini tentu saja kelabakan. "Jika dilihat kemampuan finansial saat ini dan jumlah itik yang digembalakan mitra kami, mungkin cukup berat memenuhi order dari dinas tersebut. Yang kami khawatirkan adalah menjaga keberlangsungan order. Jangan hanya bisa memenuhi janji di awal saja," ujar Illa.
Namun, Illa yang baru saja mendapatkan Pelatihan AMT dan Pelatihan Kewirausahaan dari Balai Diklat Koperasi Sumbar tetap berusaha memelihara rasa optimisnya. "Kalau ada kemauan, pasti ada jalan," kata Illa.
Illa optimis karena dia tak sendirian. Suami, 8 pekerja dan 17 mitra yang ada saat ini mendukung penuh upaya Illa guna mendapatkan order besar tersebut.
Saat ini Illa tetap berusaha mencari tambahan modal agar bisa menambah mitra peternak itik. Kepada tiap mitra itu biasanya illa mempercayakan 200 hingga 500 itik.
Modal itu akan digunakan Illa untuk membeli telur itik. Sebab hanya 70-80 persen dari total telur yang ditetaskan bisa menjadi anak itik. "Modalnya cukup besar. Kadang Illa berharap ada saja yang datang memberikan modal tersebut," ujarnya sambil senyum.
Berkat sabar
Untuk urusan penetasan, suami Illa yang kebagian tugas. Dia dan suami, bisa mendapatkan pengajaran langsung dari seorang pegawai di dinas pertanian setempat. Itu pun buah dari kesabaran mencari pengetahuan seputar penetasan itik.
Tahun 2008 itu, Illa melihat peluang terbuka di peternakan itik. Banyak peternak itik di Payakumbuh. Cuma, Illa yang hanya berbekal ilmu menggembala tentu kesulitan memulai usaha peternakan itiknya. Dia kesulitan mendapat bibit yang betul-betul bagus yang hanya bisa didapatkan jika ditetaskan sendiri.
"Ingin menangis rasanya. Sulit mendapatkan ilmu menetaskan telur itik. Peternak masih banyak yang beranggapan, jika ilmu beternak diberikan ke orang lain, ilmu dan rezeki mereka berkurang. Alhamdulillah, Allah menunjukkan jalan," ujar Illa yang memulai usaha tahun 2008.
Cobaan tidak berhenti di situ saja. Setelah mendapat ilmu penetasan telur itik, Illa dan suami mulai mendapat order. Order pertama sukses, meski dengan alat tetas milik tetangga. Begitu pula dengan beberapa order berikutnya. Saat datang order lagi, mesin tetas diminta si empunya.
Tentu Illa kelabakan. Di tengah kebingungannya, ada tawaran dari Dinas Koperindag Kota Payakumbuh. Oleh dinas dia dipinjamkan Rp5 juta. Seluruh uang pinjaman itu dibuatkan alat tetas. Akhirnya mesin tetas pinjaman yang hanya muat 100 telur, berganti mesin tetas milik sendiri berkapasitas 500 telur.
Akhir tahun 2008 itu pula Illa mendapat juara I lomba peternakan itik. Tahun 2011 Illa mendapat bantuan mesin tetas digital berkapasitas 1.000 telur dari Dinas Peternakan Sumbar
.
Buah dari kesebarannya pula, usaha Illa berkembang pesat. Tempatnya menjadi Pusat Pelatihan Pedesaan dan Swadaya Mandiri (P4S). Mereka yang ingin belajar ilmu beternak itik bisa mendaftar ke P4S. Kata Illa, peserta didik di sana tidak mungkin dia pungut bayaran. Karena bukan sekolah formal yang berorientasi profit.
Maka banyaklah orang yang berdatangan ke tempatnya untuk belajar beternak itik. Ada pula yang magang dari Universitas Andalas, Politani Unand, SMK di Payakumbuh, STIPER Sijunjung, Peserta AMT dari Dinas Peternakan, dan orang-orang dari daerah sekitar. (*)
Telah diterbitkan Singgalang

3 komentar :
assalamualaikum min. ibuk illa susanti ini payakumbuh alamatnya dimana ya min? atau no tlp yang bisa dihubungi ada ngak. makasih min
bisa ajarin aku cara nya mbak??
ingin jadi bisnis itik .......
Mau juga donk min,, contact bu Illa,, thx
Posting Komentar
Masukan Anda amat berarti untuk pengembangan web ini selanjutnya