Padang - Shelter di Jalan Sumatera Wisma Indah I Ulak Karang harus segera dikelola. Hal ini mengemuka dalam rembug warga perumahan di Kelurahan Ulak Karang Utara itu.
“Bangunan semahal itu, kalau tidak kita kelola dengan baik, sungguh perbuatan sia-sia. Bangunan tersebut khan diperuntukkan buat kita, warga di sini. Lagi pula telah terbentuk kepengurusan pengelola bangunan yang telah dimusyawarahkan sejak Mei lalu. Tunggu apa lagi, segerakan pengelolaannya,” ujar Anggota DPD Leonardy Harmainy Dt Bandaro Basa di hadapan lurah beserta jajarannya, LPM, pengurus masjid, majelis taklim, tokoh masyarakat, pemuda, kelompok siaga bencana, organisasi perempuan dan lainnya pada pertemuan di MDA Masjid Babussalam, Rabu (8/11).
Pengelolaan bangunan shelter ini dinilai Leonardy cukup mendesak lantaran banyaknya laporan seputar hal-hal negatif yang terjadi di bangunan itu. Juga laporan kehilangan sejumlah aset bangunan seperti pintu, pagar dan lainnya.
Ditegaskan Leonardy, adanya pengelolaan dan kegiatan bersama warga di Wisma Indah dan sekitarnya itu diharapkan bisa mengurangi penyalahgunaan bangunan tersebut.
“Jika tiap hari ada kegiatan di sana. Ada pemuda dan tokoh masyarakat berkegiatan di sana, tentu tak ada tindakan yang salah lagi. Mulai segera pengelolaannya, jika perlu ada kegiatan bisnis yang menguntungkan kita bersama di sana,” ujarnya.
Keresahan warganya diakui oleh Lurah Ulak Karang Utara, Bambang Adiruscahya. Dia membenarkan sejumlah generasi muda sering ngelem di sana. Bahkan ada yang bertindak asusila dengan bukti temuan kondom dan celana dalam di tingkat atas shelter tersebut
“Banyak laporan warga tentang penyalahgunaan shelter di Jalan Sumatera Ulak Karang Utara itu. Dan memang seperti itu keluhan warga di sekitar shelter mana pun di Padang ini. Untung warga di sini punya tokoh seperti Leonardy Harmainy, warga berkumpul dan segera ada solusinya,” ujar Lurah Ulak Karang Utara, Bambang Adiruscahya.
Bambang menyemangati warga di sana tidak hanya bertemu, berdiskusi namun tanpa tindaklanjut yang berarti untuk mengatasi penyalahgunaan fungsi shelter di daerah mereka. Telah ada pertemuan yang difasilitasi Senator Sumbar Leonardy dan sama-sama disepakati bangunan itu harus dikelola bersama.
Hendri Septa, warga yang ikut dalam rapat tersebut sangat mendukung ajakan Lurah Bambang. Kepada Singgalang ditegaskannya, pertemuan itu merupakan yang ketiga kalinya. Dua kali di masa kepemimpinan lurah lama.
“Sayangnya keputusan yang diambil pada kedua rapat itu tanpa tindak lanjut. Kita berharap pertemuan yang lansung dibarengi dengan aksi nyata berupa goro dan kegiatan olahraga bersama mulai minggu depan menghasilkan yang terbaik bagi warga sekitar,” ujarnya.
Ketua Pengelola Bangunan Shelter, Martios Alius pun gembira dengan kesepakatan warga untuk mengelola bangunan shelter tersebut
Dikatakan konsultan teknik jebolan Fakultas Teknik Universitas Andalas itu, kegiatan bersama memang selayaknya dilakukan di shelter agar tak salah guna lagi. Hanya saja kejelasan status bangunan juga harus diupayakan.
Serahterima bangunan dari Satker PPLS harus jelas kepada Pemerintah Provinsi dan Pemko Padang. Selanjutnya diserahkan ke warga. Dengan demikian perbaikan yang dilakukan terhadap bangunan bukan diklaim sebagai bagian kerjaan kontraktor lalu menjadi aset Pemko.
“Jika serah terima sudah jelas, tentu bisa diketahui bagaimana pemeliharaannya. Semua perbaikan oleh warga bisa menjadi aset bersama warga di sekitar shelter. Semoga Bang Leo bisa memfasilitasi percepatan serah terima ini,” kata Martios. (zul)
0 komentar :
Posting Komentar
Masukan Anda amat berarti untuk pengembangan web ini selanjutnya