Padang - Unit kegiatan kemahasiswaan Universitas Bung Hatta, Diving Proklamator dan Marine Science Diving Club Universitas Riau, selenggarakan sertifikasi selam mandiri. Kegiatan itu mereka lakukan di perairan Mandeh Pesisir Selatan, sepanjang Sabtu dan Minggu.
"Bagi seorang penyelam, mempunyai sertifikat selam merupakan suatu kewajiban. Sama halnya seseorang yang mengendarai kendaraan bermotor wajib mempunyai SIM. Hal itu berlaku untuk semua kegiatan menyelam, baik untuk penelitian bawah laut maupun olah raga. Semua kegiatan penyelaman itu berisiko bagi keselamatan, apalagi jika dilakukan oleh orang yang belum terlatih," kata Pembina UKM Diving Proklamator DR.Suparno, saat melepas peserta yang akan disertifikasi bertolak ke Mandeh, Sabtu (7/10).
Sekaitan sertifikasi selam, instruktur selam, Mabruri Tanjung menyebutkan tahapan pendidikan yang dilakukan untuk bisa lolos sertifikasi selam antara lain, pendidikan akademik penyelaman (PAP), latihan ketrampilan kolam (LKK), ujian materi, dan latihan perairan terbuka (LPT).
“PAP merupakan sesi penyampaian materi penyelaman yang aman dan nyaman berdasarkan POSSI. Sselanjutnya LKK dilakukan di kolam renang Teratai GOR H. Agus Salim,” ujar pria yang akrab dipanggil Tanjung itu menjelaskan.
Disebutkannya, pada saat LKK ini peserta diajarkan skill waterman ship yang meliputi keahlian renang dasar, keahlian berenang menggunakan masker dan fin (skin dive). Peserta diperkenalkan dasar-dasar teknik penyelaman yang meliputi pengenalan alat-alat selam sampai cara menggunakannya dengan benar.
Setelah ujian materi yang telah diberikan pada saat PAP, dilanjutkan dengan Latihan Perairan Terbuka di berbagai spot yang berbeda. Terpilihlah antara lain Pulau Sironjong Ketek, Sironjong Gadang. Di setiap spot tersebut instruktur dibantu asisten menguji teknik-teknik yang telah diajarkan ketika LKK.
Sertifikasi selam jenjang open water ini diikuti 8 anggota Unit Kegiatan Diving Proklamator dan 8 orang dari MSDC UNRI. Ada 10 orang lagi yang melanjutkan sertifikasinya ke jenjang Advanced Scuba Diving (A2). (zul)
"Bagi seorang penyelam, mempunyai sertifikat selam merupakan suatu kewajiban. Sama halnya seseorang yang mengendarai kendaraan bermotor wajib mempunyai SIM. Hal itu berlaku untuk semua kegiatan menyelam, baik untuk penelitian bawah laut maupun olah raga. Semua kegiatan penyelaman itu berisiko bagi keselamatan, apalagi jika dilakukan oleh orang yang belum terlatih," kata Pembina UKM Diving Proklamator DR.Suparno, saat melepas peserta yang akan disertifikasi bertolak ke Mandeh, Sabtu (7/10).
Sekaitan sertifikasi selam, instruktur selam, Mabruri Tanjung menyebutkan tahapan pendidikan yang dilakukan untuk bisa lolos sertifikasi selam antara lain, pendidikan akademik penyelaman (PAP), latihan ketrampilan kolam (LKK), ujian materi, dan latihan perairan terbuka (LPT).
“PAP merupakan sesi penyampaian materi penyelaman yang aman dan nyaman berdasarkan POSSI. Sselanjutnya LKK dilakukan di kolam renang Teratai GOR H. Agus Salim,” ujar pria yang akrab dipanggil Tanjung itu menjelaskan.
Disebutkannya, pada saat LKK ini peserta diajarkan skill waterman ship yang meliputi keahlian renang dasar, keahlian berenang menggunakan masker dan fin (skin dive). Peserta diperkenalkan dasar-dasar teknik penyelaman yang meliputi pengenalan alat-alat selam sampai cara menggunakannya dengan benar.
Setelah ujian materi yang telah diberikan pada saat PAP, dilanjutkan dengan Latihan Perairan Terbuka di berbagai spot yang berbeda. Terpilihlah antara lain Pulau Sironjong Ketek, Sironjong Gadang. Di setiap spot tersebut instruktur dibantu asisten menguji teknik-teknik yang telah diajarkan ketika LKK.
Sertifikasi selam jenjang open water ini diikuti 8 anggota Unit Kegiatan Diving Proklamator dan 8 orang dari MSDC UNRI. Ada 10 orang lagi yang melanjutkan sertifikasinya ke jenjang Advanced Scuba Diving (A2). (zul)
0 komentar :
Posting Komentar
Masukan Anda amat berarti untuk pengembangan web ini selanjutnya