Sebagai Anggota DPR yang mewakili Sumatra Barat, cukup banyak hal yang menjadi perhatian HM.Azwir Dainy Tara. Tiap kunjungannya pasti ada saja yang dilihatnya dan butuh ditindaklanjuti. Contohnya saat fungsionaris DPP Partai Golkar itu bertolak ke Solok Selatan dari Lunang Silaut melalui Kerinci Provinsi Jambi, akhir pekan lalu.
Sejak Tapan hingga Kerinci, Azwir dan relawan Altara harus menempuh jalan rusak dan berlumpur. Di sepanjang Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), cukup banyak titik rawan longsor yang sangat membahayakan para pengguna jalan alternatif itu.
Azwir yang Lunang Silaut termasuk daerah pemilihannya tentu saja miris melihat kenyataan itu. Dia berharap dukungannya terhadap pemekaran kabupaten itu berdampak baik terhadap masyarakat di daerah tersebut.
“Sebenarnya masyarakat di Lunang Silaut dan berbagai daerah di perbatasan Sumbar dengan Jambi dan Bengkulu itu sudah menginginkan pemekaran kabupaten. Mereka beralasan sangat jauh dari pusat kabupaten yang berada di Painan. Belum lagi pemerataan pembangunan yang belum begitu dirasakan masyarakat setempat,” kata Azwir Dainy Tara saat temu ramah dan buka puasa di kediaman Ketua Partai Golkar Kecamatan Tapan, Sujoko.
Untuk itulah Azwir menggali segala aspirasi masyarakat di sana. Terutama aspirasi yang berkaitan langsung dengan pemekaran dari kabupaten induk Pesisir Selatan menjadi Kabupaten Renah Indo Jati.
Apalagi Azwir merasakan betul ‘derita’ enam jam berkendara menuju Lunang Silaut. Ditambah pula kondisi yang mengisyaratkan daerah di perbatasan memang selalu terpinggirkan dalam hal pembangunan.
Buktinya kian nyata saat Azwir melewati daerah perbatasan itu menuju Solok Selatan. Selain jalurnya amat parah, juga rawan bencana alam. Rambu-rambu lalulintas pun amat minim. “Tidak banyak perbaikan yang dilakukan terhadap jalur ini,” ujar Ketua Umum DPP KUKMI yang tiap tahun pasti menempuh jalur itu, berburu aspirasi rakyat.
Azwir berharap pemerintah kabupaten dan provinsi baik Sumatra Barat maupun Jambi untuk duduk semeja mencarikan solusi terhadap permasalahan itu. Sehingga jalan yang melewati kawasan hutan lindung itu, bisa seperti jalur lintas provinsi lainnya.
“Kalau jalannya begitu dan jarang dilewati oleh kendaraan, tentu akan sangat memudahkan sekali bagi oknum-oknum yang ingin menjarah kekayaan alam di taman nasional itu. Tetapi, bila jalannya bagus dan ramai dilewati kendaraan, tentunya akan menyulitkan bagi penjarah-penjarah hutan TNKS yang ingin mengambil keuntungan pribadi,” ungkap Azwir Dainy Tara.
Pada kesempatan itu, Azwir Dainy Tara juga menyoroti kelangkaan solar dan premium yang terjadi di daerah-daerah perbatasan, seperti yang terjadi di Tapan dan Kabupaten Kerinci. Kedua jenis BBM ini dipasok dari Kota Padang. (zul)
Sejak Tapan hingga Kerinci, Azwir dan relawan Altara harus menempuh jalan rusak dan berlumpur. Di sepanjang Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), cukup banyak titik rawan longsor yang sangat membahayakan para pengguna jalan alternatif itu.
Azwir yang Lunang Silaut termasuk daerah pemilihannya tentu saja miris melihat kenyataan itu. Dia berharap dukungannya terhadap pemekaran kabupaten itu berdampak baik terhadap masyarakat di daerah tersebut.
“Sebenarnya masyarakat di Lunang Silaut dan berbagai daerah di perbatasan Sumbar dengan Jambi dan Bengkulu itu sudah menginginkan pemekaran kabupaten. Mereka beralasan sangat jauh dari pusat kabupaten yang berada di Painan. Belum lagi pemerataan pembangunan yang belum begitu dirasakan masyarakat setempat,” kata Azwir Dainy Tara saat temu ramah dan buka puasa di kediaman Ketua Partai Golkar Kecamatan Tapan, Sujoko.
Untuk itulah Azwir menggali segala aspirasi masyarakat di sana. Terutama aspirasi yang berkaitan langsung dengan pemekaran dari kabupaten induk Pesisir Selatan menjadi Kabupaten Renah Indo Jati.
Apalagi Azwir merasakan betul ‘derita’ enam jam berkendara menuju Lunang Silaut. Ditambah pula kondisi yang mengisyaratkan daerah di perbatasan memang selalu terpinggirkan dalam hal pembangunan.
Buktinya kian nyata saat Azwir melewati daerah perbatasan itu menuju Solok Selatan. Selain jalurnya amat parah, juga rawan bencana alam. Rambu-rambu lalulintas pun amat minim. “Tidak banyak perbaikan yang dilakukan terhadap jalur ini,” ujar Ketua Umum DPP KUKMI yang tiap tahun pasti menempuh jalur itu, berburu aspirasi rakyat.
Azwir berharap pemerintah kabupaten dan provinsi baik Sumatra Barat maupun Jambi untuk duduk semeja mencarikan solusi terhadap permasalahan itu. Sehingga jalan yang melewati kawasan hutan lindung itu, bisa seperti jalur lintas provinsi lainnya.
“Kalau jalannya begitu dan jarang dilewati oleh kendaraan, tentu akan sangat memudahkan sekali bagi oknum-oknum yang ingin menjarah kekayaan alam di taman nasional itu. Tetapi, bila jalannya bagus dan ramai dilewati kendaraan, tentunya akan menyulitkan bagi penjarah-penjarah hutan TNKS yang ingin mengambil keuntungan pribadi,” ungkap Azwir Dainy Tara.
Pada kesempatan itu, Azwir Dainy Tara juga menyoroti kelangkaan solar dan premium yang terjadi di daerah-daerah perbatasan, seperti yang terjadi di Tapan dan Kabupaten Kerinci. Kedua jenis BBM ini dipasok dari Kota Padang. (zul)
0 komentar :
Posting Komentar
Masukan Anda amat berarti untuk pengembangan web ini selanjutnya