Azwir dan Mutia Mengabdi Tanpa Batas Untuk Negeri

Hj. Ananda Mutiara Rezeki Tara dan anak-anak Azwir Dainy Tara yang lainnya berani maju ke percaturan politik, berpacu menjadi calon anggota legislatif. Mereka termotivasi oleh gebrakan yang dibuat ayahandanya selama lima kali berturut-turut melenggang ke Senayan sebagai anggota MPR/DPR.

Selama kurun waktu itu, Azwir telah berkeliling negeri untuk menyerap aspirasi dan menunjukkan kepeduliannya. Anak-anaknya itu sering dibawa serta saat sang ayah berinteraksi dengan masyarakat Sumbar terutama di daerah yang menjadi daerah pemilihannya di lima pemilihan umum yang diikutinya.

Si anak tentu melihat bagaimana ayahnya berupaya melakukan apa yang dia bisa bagi daerah pemilihan khususnya dan Sumatra Barat umumnya. Banyak program pelatihan/sosialisasi/diseminasi, bantuan peralatan, bibit hingga teknologi terbaru yang dibawa Azwir ke Sumatra Barat.

Mereka pun melihat efek gebrakan atau kepedulian Azwir tersebut mendapat sambutan luas dari masyarakat Sumatra Barat. Adalah Mutia yang paling sering dibawa raun-raun sabalik oleh Azwir.  Apalagi saat-saat menjelang pemilihan umum kian dekat.

Anak perempuan satu-satunya yang akrab dipanggil Mutia Tara ini menyaksikan betapa Azwir dielu-elukan, disambut hangat pada setiap kunjungannya. Sering digadang-gadang sebagai anggota DPR yang mau mengunjungi masyarakat di jorong-jorong terpencil. Mau menyambangi warga di daerah terisolir.

Dan efek dari kunjungannya itu juga dirasakan masyarakat tersebut. Perlahan daerah itu mulai terbuka. Sebab Azwir tak membiarkan aspirasi yang disampaikan masyarakat hanya dikantongi, lalu terlupakan seiring perjalanan waktu. Azwir berupaya menjembataninya dengan pihak terkait, di tingkat daerah hingga ke pusat.

Bahkan tak jarang Azwir mengajak warga itu bergotong royong. Melakukan swadaya untuk membuka keterisoliran daerah mereka. Azwir pun berani meerogoh koceknya untuk membiayai pembuatan jalan kampung, perbaikan hingga pembangunan mushalla/masjid, perbaikan makam dan lain-lain sarana dan prasarana yang berkaitan dengan hajat hidup rakyat. Azwir pun kerap ikut serta bahu-membahu dengan masyarakat itu.

Partai pun memberikan kepercayaan pada Azwir untuk terus menjadi wakil rakyat. Dia tetap harus berjuang di daerah pemilihan (Dapil I) Sumbar I kendati Azwir sebenarnya berencana pindah ke Dapil II. Sebab masyarakat di Palembayan Kabupaten Agam, ingin Azwir memberi perhatian lebih buat kampungnya itu. Minimal seperti yang telah dilakukannya di Solok dan sekitarnya.

Mutia menyaksikan semua itu. Dari pengalamannya bertemu konstituen ayahnya di berbagai daerah, Mutia belajar banyak. Perlahan namun pasti tertanam di hatinya, betapa mulia yang dikerjakan sang  ayah yang telah berkali-kali dipilih rakyat buat mewakili mereka.

Termotivasi oleh semua itu, Mutia tak ingin membiarkan ayahnya berjuang sendirian. Dia ingin memperkuat daya juang Azwir yang mulai menua.

Mutia ingin apa yang telah dimulai sang ayah berlanjut. Maka Mutia pun berazam, ikut berjuang menjadi calon anggota DPR. Alhamdulillah dia dicalonkan lewat Dapil II dan diberi nomor urut 6.

Azwir ikutan bahagia. Meski tak bisa secara langsung, lewat anak Azwir bisa berbuat bagi kampungnya Palembayan. Dia berharap Mutia diberi kepercayaan jadi anggota DPR hingga makin banyak program, bantuan perkuatan dari pemerintah yang bisa dibawa ke Sumbar.

Apalagi, Mutia yang belum menjadi anggota DPR saja sudah mau ikut peduli dengan masyarakat Sumbar terutama di derah pemilihannya yang meliputi Pariaman, Padang Pariaman, Agam, Pasaman, Pasaman Barat, Payakumbuh, Limapuluh Kota, Padang Panjang  dan Tanah Datar.

Mutia telah berani menyisihkan bagian dari pendapatannya untuk memberikan bantuan. Dia terlihat bahagia melakukan semua itu. Memberi bantuan ke berbagai panti asuhan, membelikan seragam bagi majellis taklim/wirid yasin, bantuan untuk pembangunan masjid/mushalla, membelikan peralatan pertanian, hingga bagi-bagi sembako. Sepertinya, Mutia ingin seperti Azwir, mengabdi tanpa batas untuk negeri. (*)