Headlines News :
Home » , , » ID Cake Kian Berkembang Setelah Dapat PKBL BRI

ID Cake Kian Berkembang Setelah Dapat PKBL BRI

Written By zulfadli on Jumat, 23 Agustus 2013 | 19.37

Asnida Yetti, pengusaha kue kering/basah serta cake dari Agam. Pemilik usaha di bawah bendera Id Cake
ini mendapat pinjaman dari PKBL BRI. Menurut Id, panggilan Asnida, dia menilai angsuran PKBL dengan nilai Rp50 juta dan jangka pinjaman yang diajukannya lebih rendah dari KUR.

Id pun mengaku usahanya kian berkembang setelah dapat pinjaman dari BRI. Dia bisa menambah armada untuk mengantar produk kuenya ke sejumlah daerah di Sumbar. Wanita yang pernah merantau ke Jakarta dan harus balik lagi ke kampung setelah usahanya tak lagi menjanjikan ini pun kini punya outlet sendiri di Jalan Raya Bukittinggi-Payakumbuh Sumbar.

Id mengungkapkan dia bisa membantu pula pemasaran pengusaha kecil lainnya, baik yang ada di Bukittinggi, Agam, Payakumbuh maupun pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dari kabupaten/kota lainnya.

Perkembangan usahanya yang cukup menjanjikan membuat Id harus putar otak lagi bagaimana bisa menambah modal. Mau minjam lagi, jangka pinjaman masih lebih setahun lagi. Jika digunakan uang yang ada buat melunasi pinjaman dan mengajukan pinjaman baru, Id khawatir tak punya dana segar jika sewaktu-waktu harus memenuhi permintaan dalam jumlah cukup besar.

Padahal dari pihak BRI dia bisa saja meminjam lebih besar, sekitar Rp200 jutaan jika sudah menyelesaikan kewajibannya. Id bingung jadinya. Dia butuh cepat, sebab dua oven yang dia miliki sekarang kurang bisa memenuhi permintaan yang terus meningkat.

Jika ingin menghasilkan kue sekira 300 pieces, dia harus melemburkan karyawannya. Apalagi saat lebaran Idul Fitri, Idul Adha, liburan atau musim nikah, permintaan pasti membludak.

Id mencontohkan, Ramadhan 1434 H lalu saja dia terpaksa menolak banyak permintaan. Tiap hari ada permintaan 500 kue. Belum termasuk toko langganannya di sejumlah daerah. Berdasar informasi yang didapat dari pengusaha kue yang lebih maju, Id bisa saja memenuhinya jika punya oven rotary. Waktu lebih cepat dan kue yang dihasilkan lebih banyak dalam sekali masak. Namun harganya membuat dada Id sesak, di atas Rp100 juta.

Ingin rasanya bisa membayar lunas pinjaman lama dan mendapat pinjaman baru yang lebih besar. Id berancar-ancar dia akan memanfaatkan dana KUR. Dia berharap bisa lebih mujur.
Kalaupun mencoba memodifikasi oven rotary itu, seperti yang dilakukan beberapa temannya, Id belum yakin hasil kuenya akan seperti saat ini.

Sebab suhu, timer dan kapan memutarnya hanya berdasar feeling yang memasak kue. Lagipula Id mengaku telah melihat sistem kerja oven hasil modifikasi tersebut, dan Id memutuskan lebih baik mengupayakan oven rotary keluaran pabrik seperti yang diinformasikan oleh pengusaha Roti Hoya di Padang saat dia dan rekan-rekan dari inkubator bisnis Universitas Andalas masuk ke dapur usaha roti yang cukup ternama itu. (zul)
Share this article :

0 komentar :

Posting Komentar

Masukan Anda amat berarti untuk pengembangan web ini selanjutnya


 
Support : Bisnis UKM | Kemenkop | Okebana RSS | Sentra UKM

Copyright © 2012. Okebana - All Rights Reserved
Template Dimodifikasi Oleh Zulfadli
Wartawan Harian Singgalang