Gerakan kewirausahaan nasional yang dicanangkan Kementerian Koperasi dan UMKM telah berhasil menyemaikan benih wirausaha di dada para mahasiswa Sumbar.
Sebanyak 24 mahasiswa dari perguruan tinggi di Padang telah terjaring sebagai wirausaha pemula. Mereka bertemu dengan tim dari Deputi Pembiayaan untuk melengkapi isian untuk pencairan dana bantuan untuk usahanya di aula Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar, Rabu (24/7).
“Mereka terpilih dari seleksi ketat yang dilaksanakan sejak Seminar dan Pelatihan Terpadu Mei lalu. Hasilnya, 24 mahasiswa tersebut terpilih sebagai wirausaha pemula dari kalangan mahasiswa,” ujar Desmadi Idrus, Kabid PUMKM mewakili Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar, Achmad Charisma.
Menurut Desmadi, pada saat seminar terpilih 250 mahasiswa yang diikutkan dalam sosialisasi kewirausahaan nasional. 40 diantaranya dipilih mempresentasikan proposal usahanya di depan tim penguji yang ditunjuk kementerian.
Hasilnya, 24 mahasiswa terpilih mengikuti program wirausaha pemula tersebut. Mereka bakal dibiayai Rp5 juta hingga Rp25 juta, tergantung jenis dan skala usaha yang terbaca dari proposal mereka.
“Jadi mereka yang 24 itu adalah calon wirausaha pilihan. Moga mereka bisa memanfaatkan program ini untuk bisa membuka lapangan usaha yang menjanjikan bagi dirinya dan orang di sekelilingnya,” ujar Desmadi.
Febriza Harini, mahasiswi Universitas Negeri Padang, gembira dengan terpilihnya dia sebagai salah satu pewirausaha pemula. Dia mengungkapkan usaha serundeng miliknya berawal dari kondisi keuangannya di akhir semester tiga, 2012 lalu.
Waktu itu, dia hanya punya ongkos untuk pergi ke kampus. Untuk pulang dia terpaksa putar otak. Serundeng yang jadi salah satu menu makan hariannya, jadi penyelamat.
Rini, begitu dia dipanggil, membungkus serundeng tersebut dan dia bawa ke kampus. Setelah rapat Kopma dia pun menawarkan kepada teman-teman peserta rapat. “Alhamdulillah terkumpul uang Rp15 ribu. Uang hasil usaha pertama itulah yang saya ketagihan. Alangkah enaknya punya usaha sendiri,” ujar Rini.
Akhirnya tiap ke kampus Rini membekali diri dengan serundeng tersebut. Kian hari kian banyak teman yang meminta hingga bisa laku 70 bungkus sehari. Kini Rini mulai menitipkannya ke kedai-kedai.
Tak disangka serundeng buatan anak bungsu yang semata bertekad meringankan beban orang tua ini dilirik oleh tim kementerian.
Menjalani wirausaha memang bukanlah jalan hidup yang diimpikan Nugraha Esa. Mahasiswa jurusan Kimia Universitas Andalas. Persentuhannya dengan pembinaan SDM di Kopma Unand yang pernah dipimpinnya satu periode itu menumbuhkan bibit wirausaha dalam diri Agha panggilan akrab Nugraha Esa.
Dia coba merintis usaha September 2012. Produknya adalah Es Kuwud Kuta Bali, yang resepnya didapat dari seorang kenalan saat prakerin di Tangerang empat tahun lalu.
Saat es buatannya mulai mendapat hati konsumennya, Agha harus mendapatkan kenyataan pahit. Cafe tempat dia menumpang harus tutup.
Pukulan telak di awal usaha itu sempat membuat Agha kecewa. Asanya menjalani wirausaha kembali hidup saat mendengar program wirausaha pemula yang digagas Kementerian Koperasi dan UKM.
Apalagi proposal yang dia presentasikan di depan tim yang ditunjuk kementerian mengantarkan dia jadi calon wirausaha pemula yang bakal mendapat bantuan modal.
Awal Juli lalu, Agha mulai konsentrasi lagi untuk berwirausaha. Anak PNS ini memberanikan diri buka kedai sendiri dengan merek Nesains Art. “Hasil tabungan dan modal dari investor. Saya bertekad inilah jalan saya,” ujarnya. (zul)
Sebanyak 24 mahasiswa dari perguruan tinggi di Padang telah terjaring sebagai wirausaha pemula. Mereka bertemu dengan tim dari Deputi Pembiayaan untuk melengkapi isian untuk pencairan dana bantuan untuk usahanya di aula Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar, Rabu (24/7).
“Mereka terpilih dari seleksi ketat yang dilaksanakan sejak Seminar dan Pelatihan Terpadu Mei lalu. Hasilnya, 24 mahasiswa tersebut terpilih sebagai wirausaha pemula dari kalangan mahasiswa,” ujar Desmadi Idrus, Kabid PUMKM mewakili Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar, Achmad Charisma.
Menurut Desmadi, pada saat seminar terpilih 250 mahasiswa yang diikutkan dalam sosialisasi kewirausahaan nasional. 40 diantaranya dipilih mempresentasikan proposal usahanya di depan tim penguji yang ditunjuk kementerian.
Hasilnya, 24 mahasiswa terpilih mengikuti program wirausaha pemula tersebut. Mereka bakal dibiayai Rp5 juta hingga Rp25 juta, tergantung jenis dan skala usaha yang terbaca dari proposal mereka.
“Jadi mereka yang 24 itu adalah calon wirausaha pilihan. Moga mereka bisa memanfaatkan program ini untuk bisa membuka lapangan usaha yang menjanjikan bagi dirinya dan orang di sekelilingnya,” ujar Desmadi.
Febriza Harini, mahasiswi Universitas Negeri Padang, gembira dengan terpilihnya dia sebagai salah satu pewirausaha pemula. Dia mengungkapkan usaha serundeng miliknya berawal dari kondisi keuangannya di akhir semester tiga, 2012 lalu.
Waktu itu, dia hanya punya ongkos untuk pergi ke kampus. Untuk pulang dia terpaksa putar otak. Serundeng yang jadi salah satu menu makan hariannya, jadi penyelamat.
Rini, begitu dia dipanggil, membungkus serundeng tersebut dan dia bawa ke kampus. Setelah rapat Kopma dia pun menawarkan kepada teman-teman peserta rapat. “Alhamdulillah terkumpul uang Rp15 ribu. Uang hasil usaha pertama itulah yang saya ketagihan. Alangkah enaknya punya usaha sendiri,” ujar Rini.
Akhirnya tiap ke kampus Rini membekali diri dengan serundeng tersebut. Kian hari kian banyak teman yang meminta hingga bisa laku 70 bungkus sehari. Kini Rini mulai menitipkannya ke kedai-kedai.
Tak disangka serundeng buatan anak bungsu yang semata bertekad meringankan beban orang tua ini dilirik oleh tim kementerian.
Menjalani wirausaha memang bukanlah jalan hidup yang diimpikan Nugraha Esa. Mahasiswa jurusan Kimia Universitas Andalas. Persentuhannya dengan pembinaan SDM di Kopma Unand yang pernah dipimpinnya satu periode itu menumbuhkan bibit wirausaha dalam diri Agha panggilan akrab Nugraha Esa.
Dia coba merintis usaha September 2012. Produknya adalah Es Kuwud Kuta Bali, yang resepnya didapat dari seorang kenalan saat prakerin di Tangerang empat tahun lalu.
Saat es buatannya mulai mendapat hati konsumennya, Agha harus mendapatkan kenyataan pahit. Cafe tempat dia menumpang harus tutup.
Pukulan telak di awal usaha itu sempat membuat Agha kecewa. Asanya menjalani wirausaha kembali hidup saat mendengar program wirausaha pemula yang digagas Kementerian Koperasi dan UKM.
Apalagi proposal yang dia presentasikan di depan tim yang ditunjuk kementerian mengantarkan dia jadi calon wirausaha pemula yang bakal mendapat bantuan modal.
Awal Juli lalu, Agha mulai konsentrasi lagi untuk berwirausaha. Anak PNS ini memberanikan diri buka kedai sendiri dengan merek Nesains Art. “Hasil tabungan dan modal dari investor. Saya bertekad inilah jalan saya,” ujarnya. (zul)
0 komentar :
Posting Komentar
Masukan Anda amat berarti untuk pengembangan web ini selanjutnya