Headlines News :
Home » » Koperasi Harus Berperan Mengelola Pasar Tradisional

Koperasi Harus Berperan Mengelola Pasar Tradisional

Written By zulfadli on Kamis, 27 Juni 2013 | 23.20

Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar bersama Dekopinwil Sumbar bahu-membahu dalam menjadikan koperasi sebagai pengelola pasar tradisional di Sumbar. Dinas terkait, koperasi pasar, gerakan koperasi menjalin koordinasi yang baik untuk mewujudkan hal itu di Padang, Rabu (26/6).
Keinginan tersebut berlandaskan keprihatinan terhadap kondisi terkini pasar-pasar tradisional di seluruh Sumbar. Bahkan Asnawi Bahar, menyebutkan kita berkontribusi memiskinkan masyarakat jika kondisi pasar tradisional itu dibiarkan seperti itu terus.

Disebutkannya ada 17 pasar satelit di Padang. Umumnya yang bertransaksi di pasar tersebut adalah mereka berekonomi menengah ke bawah. Daya beli mereka kecil. Sementara yang daya belinya besar malah berjubel di swalayan atau supermarket.

Parahnya lagi ujar Asnawi, kesemrawutan pasar, ketidaknyamanan, layanan yang kurang menjadi penghalang konsumen berbelanja ke pasar nagari atau pasar tradisional lainnya. “Jangankan membeli, masuk ke pasar saja mereka mungkin sudah enggan,” katanya.

Ketua KADIN Sumbar ini, menyetujui pasar tradisional di di Padang khususnya dan Sumbar direvitalisasi. Syaratnya, , manajemen dan SDM harus jadi perhatian utama. Dia siap bersinergi dengan semua pihak.

“Kita ambil satu pasar. Kita kelola dan bina hingga bisa jadi percontohan. Dengan cara ini orang bakal menilai positif keberadaan koperasi sebagai pengelola pasar,” urainya.

Pria yang disebut-sebut mencalonkan diri sebagai Walikota Padang ini menilai ikatan keanggotaan di koperasi bakal jadi pengikat mereka dalam membenahi, merawat dan mengelola pasar itu. Kalau sekarang, katanya, ikatan itu hanya dalam bentuk retribusi, setelah itu mereka bisa saja tidak peduli dengan masa depan pasar.

Senada dengan Asnawi, narasumber dari akademisi, Syafrizal Chan juga mengungkapkan betapa memiriskannya kondisi pasar tradisional kita. “Jika ingin koperasi itu berperan mengelola pasar, maka dia harus punya identitas dan dikelola secara profesional,” ujar Dosen Universitas Bung Hatta, Syafrizal.

Menurut dia, pasar tradisional harus dimodernisasi. Kata kunci modernisasi suatu pasar, sebutnya, adalah seberapa puas konsumen terhadap keamanan dan kenyamanan pasar tersebut. Bila mereka tidak puas, maka akan mudah beralih ke tempat lainnya yang juga menyediakan aneka kebutuhan mereka. “Bila mereka nyaman, puas belajar di pasar tradisional kita, tentu mereka bakal kembali berbelanja di sana,” tegasnya

Dia mengingatkan betapa besarnya persaingan yang harus dihadapi koperasi. Supermarket, swalayan dan pasar moderen lainnya telah mengepung pasar tradisional. Selain menyajikan kenyamanan dan keamanan, mereka bisa menyediakan barang dengan harga pasti dan biasanya lebih murah. Fakta ini menjadi salah satu sebab kenapa pasar moderen dijubeli calon pembeli.

“Syaratnya kita harus mampu membuat pasar tersebut menarik, bersih, aman dan nyaman. Harus mampu menanamkan image yang baik terhadap pasar,” katanya.

Untuk itu, menurut hemat dia, koperasi yang bisa digandeng dalam pengelolaan pasar adalah koperasi yang sehat. Pengurusnya visioner, punya pemirikiran jauh ke depan.

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar, Achmad Charisma menginformasikan bahwa kementerian koperasi dan UKM memberikan peluang besar agar koperasi bisa mengelola pasar tradisional atau pasar nagari. Ada bantuan bagi koperasi pengelola sampai Rp1 miliar. Pengurus Koppas yang berminat dapat menyiapkan proposal.

“Kita berharap Koppas yang bakal diusulkan menjadi pengelola pasar bisa menata manajemen dan SDM koperasinya. Hingga bisa jadi contoh bagaimana mengelola pasar yang baik bagi kemaslahatan bersama,” ujarnya.

Namun Achmad mengingatkan, membangun infrastruktur pasar sangatlah mudah. Memanage hingga banyak jual beli di pasar yang baru dibangun itu sedikit lebih payah biasanya lebih sulit. Dipertegas oleh Ketua Dekopinwil Sumbar, Chairul Darwis, koperasi yang mau mengelola pasar hendaklah koperasi yang bisa membuktikan dirinya bukanlah koperasi yang mengandalkan bantuan.

“Kita harus bisa membangun citra koperasi yang baik. Koperasi harus ekstra keras menghilangkan kesan peminta bantuan atau berkoperasi hanya jika ada bantuan. Jika itu bisa dilakukan, maka berbagai pengembangan usaha koperasi bisa kita lakukan,” tegasnya. (zul)
Share this article :

0 komentar :

Posting Komentar

Masukan Anda amat berarti untuk pengembangan web ini selanjutnya


 
Support : Bisnis UKM | Kemenkop | Okebana RSS | Sentra UKM

Copyright © 2012. Okebana - All Rights Reserved
Template Dimodifikasi Oleh Zulfadli
Wartawan Harian Singgalang