Organisasi Persaudaraan Muslimah (Salimah) Sumbar bertekad
meningkatkan peran muslimah pada kabupaten/kota di Sumatra Barat. Mereka terus
diedukasi agar bisa menempatkan diri sebagai perempuan, istri dan ibu. Tekad
itu diutarakan Yuliza Pimpinan Wilayah Salimah Sumbar saat Pelatihan Kehumasan
Salimah, di Aula Bapelkes Sumbar, Padang
(11/11).
“Pelatihan kehumasan ini, para anggota Salimah terutama
bagian humas tiap pimpinan daerah pada 19 kabupaten/kota di Sumbar dapat meningkatkan
citra muslimah. Bagaimana perannya sebagai seorang perempuan, istri dan ibu.
Selain itu, lewat kehumasan bisa pula diberikan informasi dan edukasi untuk
meningkatkan kualitas perempuan, keluarga dan anak-anak,” ujar Yuliza
Yuliza mengungkapkan telah banyak peran Salimah sebagi ormas
muslimah terbesar di Indonesia
ini. Khusus untuk Sumbar, PW Muslimah telah mengadakan Sistem Sekolah Terpadu
(Sister). Sekolah di sini lebih mengacu kepada pemberian edukasi kepada
perempuan pertemuan rutin bulanan. “Sekolah yang kami maksud adalah sharing ilmu dan pengalaman antar
anggota Salimah. Saling mengingatkan dalam kebenaran yang dibarengi dengan
kesabaran,” ujarnya.
Dari Sister dan berbagai kegiatan-kegiatan Salimah, muncul
cikal bakal koperasi. Anggota yang memiliki visi ekonomi membentuk koperasi
syariah. Bahkan sudah ada tiga koperasi yang terbentuk secara bottom-up (muncul dari anggota) di
lingkungan PW Salimah Sumbar.
Namun Yuliza mengakui peran Humas Salimah di masing-masing pimpinan
daerah (PD) belum sebagaimana yang diharapkan. Akibatnya, sebagus apapun
program kegiatan yang dilakukan jika dokumentasi dan publikasi kurang, maka
Salimah belum dikenal luas, padahal sudah berumur lebih kurang 10 tahun,” kata
perempuan yang hobi berorganisasi itu.
Ditambahkan oleh Maghdalena, Seksi Acara, pelatihan
kehumasan yang mereka adakan bermaksud untuk memotivasi anggota dan pengurus
Salimah umumnya dan staf humas di masing-masing PD untuk menginformasikan
kiprah Muslimah seluruh Sumatra Barat. “Mereka dilatih bagaimana membuat
informasi yang baik, dan terstruktur hingga mudah dipahami. Kalau bisa, mereka
mampu membuat berita layaknya seorang wartawan, makanya mereka dilatih. Lewat
workshop pembuatan media online, mereka dimotivasi untuk melek internet.
Memaksimalkan fungsi internet bagi kebaikan organisasi,” kata perempuan yang
bertekad punya usaha sendiri bersama suaminya itu.
Seorang peserta yang mengaku bernama Ita dari Payakumbuh
sangat ingin bisa buat blog baik untuk dirinya sendiri maupun untuk organisasi.
Namun ia sempat kesal karena waktu membuat email baru untuk blog tersebut,
tidak kunjung berhasil. Sehingga dia tidak mampu menyelesaikan pembuatan blog
hingga workshop berakhir. (zulfadli)

0 komentar :
Posting Komentar
Masukan Anda amat berarti untuk pengembangan web ini selanjutnya