| Jumat | 15 Juni 2012 |Pelatihan peningkatan kualitas makanan daerah yang diselenggarakan Dinas Koperasi, UKM Sumbar,
berakhir dan ditutup secara resmi oleh Kepala Dinas Koperasi, UMKM Sumbar diwakili Kepala Balai Diklat Koperasi Sumbar, H.Erman.
“Pelatihan ini kita tujukan untuk meningkatkan kualitas makanan daerah terutama rendang yang digadang-gadang oleh CNN sebagai makanan terlezat se-dunia. Kita harus bisa memanfaatkan momen ini sebagai peluang bisnis,” ujar Erman.
Menurut Erman, pelatihan tersebut dipersiapkan jauh hari, agar mendatangkan hasil optimal bagi peningkatan kualitas rendang yang diproduksi oleh usaha mikro, kecil dan menengah di ranah Minang. Pemateri yang ahli di bidangnya diundang untuk memberi wawasan dan membagi pengalamannya kepada penghasil rendang dari berbagai kabupaten/kota di Sumbar.
Diantaranya Eldawati, produsen rendang yang telah merasakan buah manis berbisnis rendang di bawah bendera Kokoci. Dalam pelatihan itu, Elda membagi kiat membuat rendang yang baik. Mulai dari pemilihan bahan, penanganan bahan, mengolah, memasak hingga pengemasan dan pemasarannya.
“Saya mau berbagi dengan produsen rendang lainnya. Makin banyak yang bisa membuat rendang yang baik dan benar, kelezatan rendang itu benar-benar terasa. Dengan banyaknya produsen rendang, saya pun bisa bermitra dengan mereka dalam memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat,” urai Elda.
Instruktur lainnya adalah Zubir. Doktor yang aktif di MUI Sumbar itu memberikan materi tentang sertifikasi produk. Sementara Silvia yang menyajikan higienitas dan ketahanan produk dari Baristan Sumbar, Arismen dari Mahkota dengan materi kiat pemasaran produk.
Kemudian Dharma Surya, dosen UNP yang sudah belasan tahun malang melintang membina UKM Sumbar lewat peningkatan kemasan. Dharma telah banyak membantu pembuatan merek, label hingga kemasan. Ia mengaku telah menginspirasi banyak UKM yang sukses saat ini.
Menurut Dharma, lewat lembaga Vi Desain dan Unit Pembinaan Industri Kecil (UPIK), dia sudah merancang kemasan bersama bagi produk yang sama atau sejumlah produk bagi suatu daerah. Semisal Padang Panjang, Kota Sawahlunto, Agam dan daerah lainnya.
“Sejak awal, saya ingin UKM di Sumbar ini punya kemasan bagus, menarik hingga punya daya tarik yang mampu meningkatkan pemasaran produk tersebut,” ujar Dharma.
Bentuk asosiasi
Peserta pelatihan dari Tanah Datar, Syahrul Tanur kepada Singgalang menjelaskan, sebanyak 28 peserta pelatihan peningkatan kualitas makanan khas daerah di Grand Malindo Bukittinggi itu, membentuk asosiasi. Mereka bergerak cepat dan ingin memberi kejutan kepada dinas.
“Hainibar Bulianis yang memberi kesan dan pesan menyebutkan perihal pembentukan asosiasi ini. Kami menamakannya Asosiasi Rendang dan Makanan Khas Daerah,” ujar Syahrul Tanur yang mengaku senang bisa memberi kejutan tersebut pada acara penutupan pelatihan.
Syahrul yang didaulat menjadi ketua asosiasi itu berjanji akan secepatnya ke notaris untuk membuat akta pendirian asosiasi. Kepengurusan asosiasi itu adalah, Ketua; Syahrul Tanur (Tanah Datar), Wakil Ketua; Diki Yuniandre (Bukittinggi), Sekretaris; Linda Media (Padang) dan Bendahara; Hainibar Bulianis dari Kota Solok.
Pengurus bertekad secepatnya mengadakan pertemuan. Mereka tidak ingin kesempatan emas ini terbuang percuma. “Bahkan Hainibar mengusulkan agar ada wakil asosiasi yang pergi ke setiap iven pameran,” ujar Syahrul.
Sekaitan terbentuknya asosiasi tersebut, Kepala Dinas Koperasi, UMKM Sumbar, Achmad Karisma berharap asosiasi bisa mengakomodasi pengusaha rendang, sehingga ke depannya bisa meningkatkan kualitas produknya, bisa membuat paten produk khas masing-masing, dan bisa menembus pasar ekspor.(zulfadli)
0 komentar :
Posting Komentar
Masukan Anda amat berarti untuk pengembangan web ini selanjutnya