| Senin | 11 Juni 2012 |
Menyikapi booming-nya rendang di dunia internasional, Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Provinsi Sumbar mengadakan pelatihan untuk meningkatkan kualitas makanan khas ranah Minang itu.
Dinas ingin agar rendang yang diproduksi oleh pelaku UMKM di Sumbar punya standar mutu yang disesuaikan dengan tuntutan pasar internasional.
“Kita hendaknya bisa memanfaatkan momen dinyatakan nya rendang sebagai makanan terlezat di dunia sebaik mungkin. Dapur-dapur penghasil rendang, UKM yang memproduksi rendang diharapkan dapat menjadikan momen ini untuk mengembangkan pasar hingga ke luar negeri,” ujar Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar, Achmad Charisma kepada Singgalang, Minggu (10/6).
Achmad berharap para produsen rendang di Sumatra Barat dapat menjaga kualitas dan higienitas rendang buatannya. Jangan sampai kalah langkah dari negara jiran yang juga menjadikan rendang sebagai jualan mereka.
Achmad pun mengimbau agar para produsen rendang membentuk asosiasi atau koperasi. Dengan asosiasi atau koperasi yang punya badan hukum, posisi tawar pengusaha rendang akan semakin tinggi. Selain itu, melalui asosiasi, order dalam jumlah besar pun bisa diterima.
“Diminta pengusaha rendang bisa menggagas koperasi atau asosiasi agar rasa, kualitas, standar mutu bisa diseragamkan. Dengan demikian, jika orang makan rendang maka yang teringat di fikirannya adalah ranah Minang. Sepertinya air minum kemasan, yang banyak mereknya tapi yang menjadi sebutan orang adalah Aqua,” urai Achmad.
Hal inilah yang ingin capai Dinas Koperasi melalui pelatihan yang dibuka Minggu (10/6) malam. Melalui pelatihan akan diajarkan bagaimana meningkatkan kualitas produk sekaitan pemilihan bahan baku dan proses pembuatan rendang yang lezat, pentingnya legalitas, standarisasi dan izin usaha lainnya, soal merek dagang, kemasan yang bagus, HAKI dan pemasaran produk.
Mulai berdatangan
Di saat bersamaan, 11-15 Juni, juga dilaksanakan pelatihan bagi aparat pembina koperasi. Pelatihan ini ditujukan bagi pengawas koperasi di kabupaten/kota.
“Pelatihan ini penting dilakukan karena koperasi simpan pinjam harus diawasi lantaran mereka melaksanakan praktik lembaga keuangan. Sebagaimana halnya Bank Indonesia yang mengawasi bank, Dinas Koperasi di kabupaten/kota yang mengeluarkan izin badan hukum bagi koperasi simpan pinjam bertindak sebagai pengawas koperasi dimaksud. Aparatur pembina inilah yang terus kita latih agar bisa menjalankan fungsinya dengan baik,: ujar Kepala UPTD Balai Diklat Koperasi Sumbar, Erman.
Minggu sore, para peserta pelatihan dari berbagai kabupaten/kota mulai berdatangan ke Hotel Grand Malindo tempat acara berlangsung. Mereka melakukan registrasi di bawah panduan Badri, Erwina K, Adriman Postho dan Nurmelli RA. (zulfadli)
Menyikapi booming-nya rendang di dunia internasional, Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Provinsi Sumbar mengadakan pelatihan untuk meningkatkan kualitas makanan khas ranah Minang itu.
Dinas ingin agar rendang yang diproduksi oleh pelaku UMKM di Sumbar punya standar mutu yang disesuaikan dengan tuntutan pasar internasional.
“Kita hendaknya bisa memanfaatkan momen dinyatakan nya rendang sebagai makanan terlezat di dunia sebaik mungkin. Dapur-dapur penghasil rendang, UKM yang memproduksi rendang diharapkan dapat menjadikan momen ini untuk mengembangkan pasar hingga ke luar negeri,” ujar Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar, Achmad Charisma kepada Singgalang, Minggu (10/6).
Achmad berharap para produsen rendang di Sumatra Barat dapat menjaga kualitas dan higienitas rendang buatannya. Jangan sampai kalah langkah dari negara jiran yang juga menjadikan rendang sebagai jualan mereka.
Achmad pun mengimbau agar para produsen rendang membentuk asosiasi atau koperasi. Dengan asosiasi atau koperasi yang punya badan hukum, posisi tawar pengusaha rendang akan semakin tinggi. Selain itu, melalui asosiasi, order dalam jumlah besar pun bisa diterima.
“Diminta pengusaha rendang bisa menggagas koperasi atau asosiasi agar rasa, kualitas, standar mutu bisa diseragamkan. Dengan demikian, jika orang makan rendang maka yang teringat di fikirannya adalah ranah Minang. Sepertinya air minum kemasan, yang banyak mereknya tapi yang menjadi sebutan orang adalah Aqua,” urai Achmad.
Hal inilah yang ingin capai Dinas Koperasi melalui pelatihan yang dibuka Minggu (10/6) malam. Melalui pelatihan akan diajarkan bagaimana meningkatkan kualitas produk sekaitan pemilihan bahan baku dan proses pembuatan rendang yang lezat, pentingnya legalitas, standarisasi dan izin usaha lainnya, soal merek dagang, kemasan yang bagus, HAKI dan pemasaran produk.
Mulai berdatangan
Di saat bersamaan, 11-15 Juni, juga dilaksanakan pelatihan bagi aparat pembina koperasi. Pelatihan ini ditujukan bagi pengawas koperasi di kabupaten/kota.
“Pelatihan ini penting dilakukan karena koperasi simpan pinjam harus diawasi lantaran mereka melaksanakan praktik lembaga keuangan. Sebagaimana halnya Bank Indonesia yang mengawasi bank, Dinas Koperasi di kabupaten/kota yang mengeluarkan izin badan hukum bagi koperasi simpan pinjam bertindak sebagai pengawas koperasi dimaksud. Aparatur pembina inilah yang terus kita latih agar bisa menjalankan fungsinya dengan baik,: ujar Kepala UPTD Balai Diklat Koperasi Sumbar, Erman.
Minggu sore, para peserta pelatihan dari berbagai kabupaten/kota mulai berdatangan ke Hotel Grand Malindo tempat acara berlangsung. Mereka melakukan registrasi di bawah panduan Badri, Erwina K, Adriman Postho dan Nurmelli RA. (zulfadli)

0 komentar :
Posting Komentar
Masukan Anda amat berarti untuk pengembangan web ini selanjutnya