| Senin | 11 Juni 2012 |

Tim beranggotakan H. Ali Kastella (Hanura), H. Sutan Sukarnotomo (Demokrat), H. Heriyanto (Demokrat), HM Markum Singodimejo (Golkar), Nazaruddin Kiemas (PDI-P), H. Daryatmo Mardiyanto (PDI-P), Nuryasin (PKB) dan Syaifuddin Donodjoyo (Gerindra).
Kepada tim, walinagari, camat dan tokoh masyarakat salingka Danau Singkarak menyatakan kondisi danau yang tidak lagi mampu menjadi penopang hidup mereka.
“Populasi ikan endemik Danau Singkarak jauh berkurang. Dulunya ada 28 jenis, sekarang hanya tinggal sekitar 7 jenis. Ikan bilih yang dulunya jadi primadona dan paling banyak di danau, sebentar lagi hanya tinggal nama, jika tidak ada upaya pembibitan atau usaha membatasi penangkapan ikan bilih yang masih kecil,” ujar Walinagari Guguak Malalo, Tanah Datar, Erman Sugiarto.
Erman mengungkapkan, dulunya dasar danau kelihatan dari atas, dan airnya bisa dimanfaatkan untuk minum oleh masyarakat sekitar. “Kini, airnya tidak layak minum. Kami disuruh menjaga, tapi kami tidak didukung,” tegasnya.
Sebagai orang yang pernah menerima penghargaan peduli lingkungan (Wahana Lestari), Erman minta peran lebih dari pemerintah daerah dari dua kabupaten dan PLN. Dia berharap agar program CSR PLN bisa diarahkan untuk membantu upaya swadaya masyarakat membangun jalan menuju kebun-kebun yang mulai digarap rakyat.
Tuntutan senada juga diungkapkan Alwis Dt. Bungsu, Ketua KAN Paninggahan, Dt. Pangulu Basa dari KAN Guguak Malalo, Farizal Kamal Walinagari Padang Laweh dan Eno Dt. Dianso Walinagari Simawang.
35.000 lahan kritis
Sementara itu, tokoh masyarakat yang juga Ketua Badan Pengelola Danau Singkarak, Jasman menjelaskan empat persoalan yang dihadapi saat ini, yaitu berkurangnya populasi ikan endemik akibat penangkapan yang banyak, sementara jumlah ikan terbatas, lahan kritis sekitar danau mencapai 35. 000 hektare yang umumnya berupa alang-alang, abrasi pantai Danau Singkarak dan penumpukan sampah domestik di danau.
Menanggapi permasalahan itu, Nur Yasin dari PKB menyatakan, Danau Singkarak telah masuk sebagai danau prioritas. Ada kesepakatan lima menteri untuk memprioritaskan sembilan danau.
Sementara itu, Deputi Men teri Lingkungan Hidup, Arif Yuwono menyebutkan, penanganan Danau Singkarak akan ditindaklanjuti dengan rencana aksi bersama. Sebab, dari diskusi yang berkembang terlihat bahwa masing-masing pihak telah melakukan, namun hasilnya kurang tampak karena dilaksanakan sendiri-sendiri, belum bersinergi.
CSR PLN
Sekaitan tuntutan terhadap peningkatan program CSR dari PT PLN, Muhammad Hari Jaya Pahlawan menyebutkan bahwa PT PLN telah mengalokasikan Rp50 miliar untuk program CSR. Jumlah ini selalu meningkat dari tahun ke tahun.
Hari juga mengungkapkan, untuk Danau Singkarak saja dialokasikan Rp2,5-Rp5 miliar. “PLN menyediakan Rp50 miliar untuk CSR. Ternyata yang paling besar itu adalah alokasi CSR untuk Singkarak jika dibandingkan daerah lainnya di Indonesia,” jelas Hari. (*)
0 komentar :
Posting Komentar
Masukan Anda amat berarti untuk pengembangan web ini selanjutnya