Padang - Kritikan dan gagasan warga terhadap kotanya harus disambut positif. Apalagi jika kritikan dan gagasan tersebut diikuti dengan solusi dan perbuatan nyata penulisnya.
Kota lebih butuh orang yang mau mengkritik, memberi solusi dan berbuat nyata, daripada orang yang tidak peduli perkembangan kotanya. Hal itu diungkapkan Walikota Padang, Mahyeldi Ansharullah saat membuka peluncuran dan bedah buku Catatan Tata Kelola Kota, Kritik dan Gagasan Miko Kamal, PhD., di Balairung Caraka Kampus Proklamator I Ulak Karang Padang, Rabu (11/9).
"Bung Miko Kamal sudah mencoba mengumpulkan, mencatat dan mengabadikan kritikan dan gagasan untuk membangun kota ini," ujar Walikota Padang, Mahyeldi Ansharullah.
Mahyeldi mengapresiasi Miko Kamal yang telah menuangkan apa yang terjadi di Kota Padang. Apalagi menurut catatannya ini buku pertama menuamgkan kritikan sekaligus gagasan bernas.
Lalu poin-poin yang disampaikan seolah memberikan bimbingan untuk kepempinan seseorang. Ada acuan hukum yang diberikan agar seorang pemimpin bisa memimpin kotanya sesuai aturan yang berlaku.
Bahkan ada contoh konkritnya, berikut solusi yang memotivasi. "Ini sejalan dengan pemikiran kita untuk menjadikan Padang kota penting di Indian Ocean. Beliau pun mencontohkannya dengan perbuatan nyata. Plaza Rakyat Permindo itu beliau salah satu inisiatornya, Walikota hanya meresmikan," tegasnya disambut tepukan meriah hadirin.
Apresiasi juga diberikan Rektor Universitas Bung Hatta, Prof. Dr. Azwar Ananda. Dia sangat gembira kampus yang dia pimpin dijadikan tempat membedah buku yang berisi sumbang saran buat kemajuan Padang ke depan.
"Pak Miko dalam bukunya menginginkan manusia paripurna, sesuai dengan tujuan lbaga pendidikan tinggi ini. Banyak pembelajaran luar biasa yang didapatkan. Saya menyambut baik buku ini," ujar Rektor Universitas Bung Hatta, Prof. Dr. Azwar Ananda.
Menurut Miko, ada dua faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya tata kelola kota adalah pendidikan dasar dan konsistensi hukum. Pendidikan dasar yang lebih mengutamakan aspek kognitif akan membuat manusia-manusia yang kurang mempunyai empati dan etika.
Miko mencontohkan, perilaku tertib lalu lintas, menghormati pejalan kaki merupakan bentuk-bentuk kegagalan dalam tata kelola kota. Ini disumbang oleh pendidikan dasar seseorang.
Guru di Australia tidak akan sedih jika muridnya tidak pintar atau tak berhasil menjuarai iven. Mereka akan bermuram durja jika tak mampu membuat muridnya tak bisa antri atau buang sampah sembarangan
Konsistensi dalam berhukum ikut memperparah keadaan. Betapa pun aturan dibuat, disertai dengan sanksi berat sekalipun kurang berarti jika tanpa ada konsistensi penegakan hukum.
"Saya bersyukur melihat tanggapan positif walikota. Beruntung Padang memiliki pemimpin yang berpikir positif dan wawasan ke depan. Menjawab kritikan dengan kerja dan karya nyata," ujarnya.
Tanggapan positif
Pemimpin Redaksi Padang TV, Nashrian Bahzen mengungkapkan penulisan Miko Kamal mirip dengan tulisan wartawan yang mampu membuat feature, berita biasa dengan penyajian menarik.
Orang di jajaran redaksi yang mampu membuat tulisan seperti ini disenangi pembaca. Dia bisa membuat tua muda dari kalangan apa saja mengerti dan paham dengan tulisannya. "Miko Kamal punya kemampuan ini. Makanya jika dia ke luar negeri jajaran redaksi koran harian di Padang dapat ole-oleh tulisan bernasnya. Tak perlu diedit pula," tegas Nashrian.
Buku ini hanya mencontohkan berdasarkan pengalaman, lalu menuliskannya. Namun, bagaimanapun tulisan ini harus ditindaklanjuti dengan berbagai kajian agar bisa menjadi program dan kegiatan. Gagasan masih bersikap hipotetif dan banyak hal yang tidak bisa diperbandingkan begitu saja.
"Setidaknya, gagasan Bung Miko merupakan langkah awal untuk membuka wawasan kita untuk lebih peduli dengan Padang. Ini sumbamg saran bagi walikota dan para calon walikota yang hadir di acara ini," ujar Asrinaldi.
Sumando, Didi Irawadi Syafruddin menyebutkan buku ini bergaya essay membuatnya ingin terus menyelesaikan bacaannnya. Pantas ada di toko-toko buku terkemuka di seantero Indonesia.
Persoalan yang dituliskan Miko Kamal bukan hanya menyentil Kota Padang.
"Banyak kota lain yang mirip persoalan nya dengan Padang. Studi ban dingnya dengan banyak kota di dunia membuat perspektif tersendiri. Solusi yang ditawarkannya pun menarik," ujar Didi. (zul)
Kota lebih butuh orang yang mau mengkritik, memberi solusi dan berbuat nyata, daripada orang yang tidak peduli perkembangan kotanya. Hal itu diungkapkan Walikota Padang, Mahyeldi Ansharullah saat membuka peluncuran dan bedah buku Catatan Tata Kelola Kota, Kritik dan Gagasan Miko Kamal, PhD., di Balairung Caraka Kampus Proklamator I Ulak Karang Padang, Rabu (11/9).
"Bung Miko Kamal sudah mencoba mengumpulkan, mencatat dan mengabadikan kritikan dan gagasan untuk membangun kota ini," ujar Walikota Padang, Mahyeldi Ansharullah.
Mahyeldi mengapresiasi Miko Kamal yang telah menuangkan apa yang terjadi di Kota Padang. Apalagi menurut catatannya ini buku pertama menuamgkan kritikan sekaligus gagasan bernas.
Lalu poin-poin yang disampaikan seolah memberikan bimbingan untuk kepempinan seseorang. Ada acuan hukum yang diberikan agar seorang pemimpin bisa memimpin kotanya sesuai aturan yang berlaku.
Bahkan ada contoh konkritnya, berikut solusi yang memotivasi. "Ini sejalan dengan pemikiran kita untuk menjadikan Padang kota penting di Indian Ocean. Beliau pun mencontohkannya dengan perbuatan nyata. Plaza Rakyat Permindo itu beliau salah satu inisiatornya, Walikota hanya meresmikan," tegasnya disambut tepukan meriah hadirin.
Apresiasi juga diberikan Rektor Universitas Bung Hatta, Prof. Dr. Azwar Ananda. Dia sangat gembira kampus yang dia pimpin dijadikan tempat membedah buku yang berisi sumbang saran buat kemajuan Padang ke depan.
"Pak Miko dalam bukunya menginginkan manusia paripurna, sesuai dengan tujuan lbaga pendidikan tinggi ini. Banyak pembelajaran luar biasa yang didapatkan. Saya menyambut baik buku ini," ujar Rektor Universitas Bung Hatta, Prof. Dr. Azwar Ananda.
Menurut Miko, ada dua faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya tata kelola kota adalah pendidikan dasar dan konsistensi hukum. Pendidikan dasar yang lebih mengutamakan aspek kognitif akan membuat manusia-manusia yang kurang mempunyai empati dan etika.
Miko mencontohkan, perilaku tertib lalu lintas, menghormati pejalan kaki merupakan bentuk-bentuk kegagalan dalam tata kelola kota. Ini disumbang oleh pendidikan dasar seseorang.
Guru di Australia tidak akan sedih jika muridnya tidak pintar atau tak berhasil menjuarai iven. Mereka akan bermuram durja jika tak mampu membuat muridnya tak bisa antri atau buang sampah sembarangan
Konsistensi dalam berhukum ikut memperparah keadaan. Betapa pun aturan dibuat, disertai dengan sanksi berat sekalipun kurang berarti jika tanpa ada konsistensi penegakan hukum.
"Saya bersyukur melihat tanggapan positif walikota. Beruntung Padang memiliki pemimpin yang berpikir positif dan wawasan ke depan. Menjawab kritikan dengan kerja dan karya nyata," ujarnya.
Tanggapan positif
Pemimpin Redaksi Padang TV, Nashrian Bahzen mengungkapkan penulisan Miko Kamal mirip dengan tulisan wartawan yang mampu membuat feature, berita biasa dengan penyajian menarik.
Orang di jajaran redaksi yang mampu membuat tulisan seperti ini disenangi pembaca. Dia bisa membuat tua muda dari kalangan apa saja mengerti dan paham dengan tulisannya. "Miko Kamal punya kemampuan ini. Makanya jika dia ke luar negeri jajaran redaksi koran harian di Padang dapat ole-oleh tulisan bernasnya. Tak perlu diedit pula," tegas Nashrian.
Buku ini hanya mencontohkan berdasarkan pengalaman, lalu menuliskannya. Namun, bagaimanapun tulisan ini harus ditindaklanjuti dengan berbagai kajian agar bisa menjadi program dan kegiatan. Gagasan masih bersikap hipotetif dan banyak hal yang tidak bisa diperbandingkan begitu saja.
"Setidaknya, gagasan Bung Miko merupakan langkah awal untuk membuka wawasan kita untuk lebih peduli dengan Padang. Ini sumbamg saran bagi walikota dan para calon walikota yang hadir di acara ini," ujar Asrinaldi.
Sumando, Didi Irawadi Syafruddin menyebutkan buku ini bergaya essay membuatnya ingin terus menyelesaikan bacaannnya. Pantas ada di toko-toko buku terkemuka di seantero Indonesia.
Persoalan yang dituliskan Miko Kamal bukan hanya menyentil Kota Padang.
"Banyak kota lain yang mirip persoalan nya dengan Padang. Studi ban dingnya dengan banyak kota di dunia membuat perspektif tersendiri. Solusi yang ditawarkannya pun menarik," ujar Didi. (zul)
0 komentar :
Posting Komentar
Masukan Anda amat berarti untuk pengembangan web ini selanjutnya