Dengan disepakatinya pembentukan Koperasi Jasa Konsultan Keuangan Mitra Bank, maka langkah selanjutnya adalah menentukan sektor yang akan ditawarkan. Boy Setiardi, pengacara/praktisi hukum, manawarkan pentingnya konsultan hukum. Karena akan sangat riskan bagi UMKM dan Koperasi saat mengakses bank tidak didampingi konsultan hukum. “Apalagi dari kemitraan mereka itu memunculkan masalah di kemudian hari,” kata Boy.
Sementara Ahmad Wira, Dosen Fakultas Syariah IAIN Imam Bonjol mengusulkan, pendampingan di sektor syariah. “Bank Syariah hanya akan bermitra dengan koperasi jasa syariah, namun setelah dilihat dari segi manajemen, mereka tidak jadi mengikat kerjasama. Kita bisa masuk dari sisi ini,” tegas Ahmad.
Sementara itu, Joni Rusdjan, praktisi IT dari Telkom Sumbar menyebutkan, pentingnya IT bagi UMKM dan koperasi. Pendampingan terhadap mereka bisa dilakukan secara online.
Usulan Joni Rusdjan didukung Joni Saputra, konsultan UKM yang ditunjuk Kemenkop untuk Sumbar mengatakan, bahwa UMKM dan koperasi butuh pendamping hingga mereka lebih disiplin menerapkan hasil pelatihan. Mereka akan merasa ada yang mengawasi.
Bahkan Joni mengaku telah membuat Pusat Layanan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang siap mendampingi UMKM dan koperasi hingga berhasil. “Jadi jangan sampai break event point saja seperti yang pernah diterapkan ke BMT Agam Madani,” ujar Zamhar Baheram, praktisi senior koperasi.
Sayangnya, karena jumlah yang hadir tidak mencapai kuorum, 20 peserta, maka pembentukan koperasi ditangguhkan dulu. Achmad mengharapkan, pembentukan koperasi ini dilanjutkan karena manfaatnya sangat banyak bagi UMKM dan koperasi di Sumbar.
“Kita siapkan satu ruangan di Balai Diklat Koperasi untuk membicarakan anggaran dasar. Kita akan undang pihak perbankan dan BUMN untuk memperkuatnya,” tegas Achmad. (*)
Sementara Ahmad Wira, Dosen Fakultas Syariah IAIN Imam Bonjol mengusulkan, pendampingan di sektor syariah. “Bank Syariah hanya akan bermitra dengan koperasi jasa syariah, namun setelah dilihat dari segi manajemen, mereka tidak jadi mengikat kerjasama. Kita bisa masuk dari sisi ini,” tegas Ahmad.
Sementara itu, Joni Rusdjan, praktisi IT dari Telkom Sumbar menyebutkan, pentingnya IT bagi UMKM dan koperasi. Pendampingan terhadap mereka bisa dilakukan secara online.
Usulan Joni Rusdjan didukung Joni Saputra, konsultan UKM yang ditunjuk Kemenkop untuk Sumbar mengatakan, bahwa UMKM dan koperasi butuh pendamping hingga mereka lebih disiplin menerapkan hasil pelatihan. Mereka akan merasa ada yang mengawasi.
Bahkan Joni mengaku telah membuat Pusat Layanan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang siap mendampingi UMKM dan koperasi hingga berhasil. “Jadi jangan sampai break event point saja seperti yang pernah diterapkan ke BMT Agam Madani,” ujar Zamhar Baheram, praktisi senior koperasi.
Sayangnya, karena jumlah yang hadir tidak mencapai kuorum, 20 peserta, maka pembentukan koperasi ditangguhkan dulu. Achmad mengharapkan, pembentukan koperasi ini dilanjutkan karena manfaatnya sangat banyak bagi UMKM dan koperasi di Sumbar.
“Kita siapkan satu ruangan di Balai Diklat Koperasi untuk membicarakan anggaran dasar. Kita akan undang pihak perbankan dan BUMN untuk memperkuatnya,” tegas Achmad. (*)
0 komentar :
Posting Komentar
Masukan Anda amat berarti untuk pengembangan web ini selanjutnya