Petani harus dibantu agar bisa meningkat kesejahteraannya.
Jangan sampai hasil padinya tergerus oleh pupuk dan biaya lainnya yang harus
dikeluarkan. Mereka harus meninggalkan pola pertanian tradisional dan beralih
ke pertanian moderen Jika tidak, mustahil ketahanan pangan yang dicanangkan
pemerintah bisa berhasil. Hal itu diungkapkan oleh Anggota DPR, HM Azwir Dainy Tara di
hadapan civitas akademika Universitas Eka Sakti (UNES), anggota KUKMI Sumbar
dan kelompok tani Kota Padang, di auditorium UNES, Padang, Sabtu (13/10).
“Ilmu pengetahuan dan teknologi yang kita punyai hendaknya
mampu memudahkan kerja petani, meningkatkan efisiensi kerja serta produktivitas
mereka. Bisa meningkatkan kesejahteraan mereka, hingga mereka terus bertahan
memproduksi padi agar ketahanan pangan yang dicanangkan pemerintah berhasil,”
ujar Azwir saat memberikan materi Meningkatkan Produksi Petani Dari Segi Ilmu
dan Iptek.
Azwir mencontohkan, lewat Iptek kita bisa menentukan kawasan
yang bisa ditanami oleh tumbuhan tertentu. Misalnya, karena Iptek pula
diketahui tanah di Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan Agam cocok ditanami
sawit. Sehingga masyarakat bisa merasakan dampaknya, bahkan Pemerintah
Kabupaten Agam pun bersedia menyokong dengan pembangunan jalan dan jembatan ke
nagari tersebut.
Lebih jauh dikatakan Azwir, dari penelitian BPPT didapatlah
bibit unggul yang bisa menghasilkan belasan ton padi per hektar sawah. “Minggu
lalu saya serahkan bibit ke PT Sang Hyang Seri Cabang Solok. Sekarang bibit
tersebut tengah dikembangkan oleh BUMN itu dan bila berhasil nanti bisa
diperoleh masyarakat secara gratis,” ujar Azwir pada acara hasil kerjasama
Kemenristek dengan KUKMI itu.
Azwir pun mengingatkan agar jangan sampai petani mendapatkan
bibit palsu. Sebab di Pasaman Barat dia mendapat keluhan dari petani sawit di sana bahwa sawit mereka
sudah berumur enam tahun namun belum menunjukkan tanda-tanda akan berbuah.
“Kemenristek bersama lembaga pemerintah non kementerian
terkait harus ikut bertanggung jawab terhadap pengembangan riset dan teknologi
yang bermanfaat bagi masyarakat. Kita harus menjadikan petani kita itu petani
moderen yang berproduktivitas tinggi, efisien, menghasilkan produk bermutu yang
dikemas dengan baik dan sesuai standar. Saya akan membantu mensosialisasikannya,”
urai Azwir.
Terkait peningkatan kesejahteraan petani, diharapkan
mekanisasi pertanian di Sumbar terealisasi dengan baik. Tak hanya itu,
mekanisasi harus ditunjang oleh asosiasi petani yang kuat, dukungan pemerintah
dalam menetapkan kebijakan perdagangan yang kondusif dan kerjasama antar lembaga
pemerintahan, swasta dan perguruan tinggi. Begitu pula dengan pembentukan
lembaga keuangan agribisnis yang nantinya bisa dikembangkan menjadi koperasi.
Keberadaan fasilitas produksi dan reparasi pun harus
diperhatikan. Hal ini amat penting mengingat topografi dan kondisi tanah suatu
tempat tidaklah sama. Dengan adanya produsen alat pertanian, alat bisa
dimodifikasi sesuai kebutuhan masyarakat petani di suatu daerah.
“Saya bangga ada penghasil alat pertanian di Pariaman dan
Payakumbuh yang bisa menghasilkan alat bajak untuk sawah yang dalam. Dinamai
dengan kura-kura. Karenanya jika saya akan membantu peralatan pertanian saya
tanya dulu ke petaninya apa yang mereka butuhkan. Dari mereka pula saya tahu
tentang kura-kura berikut keandalannya,” kata Azwir.
Apa yang disampaikan Azwir ditanggapi secara antusias oleh
peserta. Mereka ada yang meminta agar Azwir lewat KUKMI bisa pula membina kelompok
petani. Ada
yang meminta agar DPR bisa menyuarakan agar pemerintah bisa menjaga kestabilan
harga, tidak menyerahkannya begitu saja pada mekasnisme pasar.
Peserta termotivasi menanggapi materi yang disampaikan Azwir lantaran pada saat pembukaan, Ketua DPD Partai Golkar Padang, Wahyu Iramana Putra, meminta para peserta memanfaatkan kesempatan menyampaikan aspirasi kepada, Anggota Komisi VII DPR asal pemilihan Sumbar I itu. Wahyu pun memuji berbagai kepedulian Azwir kepada peserta.
(zulfadli)
0 komentar :
Posting Komentar
Masukan Anda amat berarti untuk pengembangan web ini selanjutnya