| Senin | 18 Juni 2012 |
Keluarga Besar Fungsionaris DPP Partai Golkar, HM Azwir Dainy Tara dan anak-anaknya, menunjukkan kepedulian terhadap pendidikan.
Azwir, Bonny dan Donny mengucurkan bantuan pem bangunan Pondok Pesantren Tarbiyah Islamiyah (PPTI) Malalo, sebesar Rp15 juta. Masing-masingnya menyumbang Rp5 juta.
“Kegemilangan PPTI dulunya dengan jumlah santri mencapai ribuan orang, hendaknya tidak menjadi sejarah saja. Saat ini, banyak anggaran yang dapat dimanfaatkan, baik APBN, APBD ataupun dana-dari perantau. Jika kita semua memiliki kesadaran, maka generasi emas akan kembali lahir dari ranah Minang ini,” tutur Azwir usai menghadiri peringatan Isra’ Mi’raj di komplek pendidikan setempat Sabtu, (16/6).
Menurut Azwir, bantuan itu diberikan untuk mendukung biaya pembangunan yayasan pendidikan yang didirikan sejak 1930 itu. Azwir mau membantu karena PPTI termasuk bukti kehebatan dunia pendidikan Sumatra Barat, bahkan mungkin di nusantara pada zamannya.
Kepala PPTI, Izzuddin Dt Panduko Nan Basa sangat menghargai kepedulian Azwir Dainy Tara terhadap pesantren tersebut. Dia pun menyebutkan bahwa pesantren yang dipimpinnya berhasil meraih prestasi nilai UN tertinggi di bidang keagamaan, se-Tanah Datar itu.
“Wakil rakyat dari pusat, hanya pak Azwir satu-satu yang terus peduli dengan masyarakat. Kepedulian beliau dengan membantu biaya pembangunan lokal baru, membuat plong hati masyarakat karena kesempatan putra-putri mereka untuk sekolah terbuka lebar,” tutur buya itu.
Selanjutnya, Azwir dan Donny Tara juga mengunjungi komplek rumah gadang di Jorong Nagari, Kenagarian Sumpur. Di sela-sela kunjungannya, Azwir menyatakan akan mendukung upaya pelestarian heritage (cagar budaya) di jorong yang sangat indah itu.
Tak hanya itu, Azwir ikut berpartisipasi membangun jalan swadaya sepanjang 1,5 kilometer dalam bentuk material semen. “Keaslian simbol dan sejarah Minangkabau yang ada di jorong ini merupakan kekayaan yang tak ternilai. Untuk itu, sudah selayaknya pemerintah bahu-membahu menjaga kelestarian kampung yang pernah menjadi pesanggrahan raja Aditiyawarman dahulu kalanya,” tutur Azwir. (zulfadli)
(Diterbitkan di Harian Singgalang Edisi Senin 18 Juni 2012 pada halaman C-25)
Keluarga Besar Fungsionaris DPP Partai Golkar, HM Azwir Dainy Tara dan anak-anaknya, menunjukkan kepedulian terhadap pendidikan.
Azwir, Bonny dan Donny mengucurkan bantuan pem bangunan Pondok Pesantren Tarbiyah Islamiyah (PPTI) Malalo, sebesar Rp15 juta. Masing-masingnya menyumbang Rp5 juta.
“Kegemilangan PPTI dulunya dengan jumlah santri mencapai ribuan orang, hendaknya tidak menjadi sejarah saja. Saat ini, banyak anggaran yang dapat dimanfaatkan, baik APBN, APBD ataupun dana-dari perantau. Jika kita semua memiliki kesadaran, maka generasi emas akan kembali lahir dari ranah Minang ini,” tutur Azwir usai menghadiri peringatan Isra’ Mi’raj di komplek pendidikan setempat Sabtu, (16/6).
Menurut Azwir, bantuan itu diberikan untuk mendukung biaya pembangunan yayasan pendidikan yang didirikan sejak 1930 itu. Azwir mau membantu karena PPTI termasuk bukti kehebatan dunia pendidikan Sumatra Barat, bahkan mungkin di nusantara pada zamannya.
Kepala PPTI, Izzuddin Dt Panduko Nan Basa sangat menghargai kepedulian Azwir Dainy Tara terhadap pesantren tersebut. Dia pun menyebutkan bahwa pesantren yang dipimpinnya berhasil meraih prestasi nilai UN tertinggi di bidang keagamaan, se-Tanah Datar itu.
“Wakil rakyat dari pusat, hanya pak Azwir satu-satu yang terus peduli dengan masyarakat. Kepedulian beliau dengan membantu biaya pembangunan lokal baru, membuat plong hati masyarakat karena kesempatan putra-putri mereka untuk sekolah terbuka lebar,” tutur buya itu.
Selanjutnya, Azwir dan Donny Tara juga mengunjungi komplek rumah gadang di Jorong Nagari, Kenagarian Sumpur. Di sela-sela kunjungannya, Azwir menyatakan akan mendukung upaya pelestarian heritage (cagar budaya) di jorong yang sangat indah itu.
Tak hanya itu, Azwir ikut berpartisipasi membangun jalan swadaya sepanjang 1,5 kilometer dalam bentuk material semen. “Keaslian simbol dan sejarah Minangkabau yang ada di jorong ini merupakan kekayaan yang tak ternilai. Untuk itu, sudah selayaknya pemerintah bahu-membahu menjaga kelestarian kampung yang pernah menjadi pesanggrahan raja Aditiyawarman dahulu kalanya,” tutur Azwir. (zulfadli)
(Diterbitkan di Harian Singgalang Edisi Senin 18 Juni 2012 pada halaman C-25)
0 komentar :
Posting Komentar
Masukan Anda amat berarti untuk pengembangan web ini selanjutnya