Tujuh pelaku usaha mikro peserta pelatihan yang mendapat penghargaan (reward), Kamis kemarin bertolak ke Bali. Keberangkatan mereka didampingi instruktur, Kepala Dinas Koperasi, UMKM Provinsi Sumbar, Kepala UPTD Balai Diklat Koperasi Sumbar dan dua staf.
“Pelaku usaha mikro yang kita bawa ada tujuh. Dari total nilai lima pelatihan yang mereka ikuti di balai diklat, didapatlah tujuh peserta. Semuanya ikut,” kata Kepala UPTD Balai Diklat Koperasi Sumbar, H. Erman kepada Singgalang via telepon, Kamis (24/5).
Ke-7 peserta itu adalah Syahrul Thanur (pengusaha kue kering dari Tanah Datar), Illa Susanti (peternak itik dari Payakumbuh), Nensi Oktavia Salti (pengusaha kue bangket/panggang beras dari Agam), Novrizal CH Effendi (pengolah coklat dari Sawahlunto), Miswarti (usaha bordir/sulaman dari Solok), Nurmaiti (pengusaha serundeng kentang balado dari Kota Padang), dan Herleni (pembuat cake & brownies dari Bukittinggi).
Di Bali nantinya, pelaku usaha mikro ini ternyata bukan sekadar jalan-jalan. Mereka ditugasi mencari informasi tentang usaha di Bali membina usaha mereka dari awal hingga berhasil seperti saat ini. Sebagai panduan, peserta diberi kertas kerja yang harus diisi. Tiap usaha yang dikunjungi harus ada laporannya.
“Kita berikan tugas seperti itu, agar pelaku usaha mikro bisa menimba pengalaman dari rekan mereka di Bali. Semua kita lakukan agar pelaku usaha naik kelas menjadi usaha kecil, menengah dan besar,” ujar Erman. (zulfadli)
“Pelaku usaha mikro yang kita bawa ada tujuh. Dari total nilai lima pelatihan yang mereka ikuti di balai diklat, didapatlah tujuh peserta. Semuanya ikut,” kata Kepala UPTD Balai Diklat Koperasi Sumbar, H. Erman kepada Singgalang via telepon, Kamis (24/5).
Ke-7 peserta itu adalah Syahrul Thanur (pengusaha kue kering dari Tanah Datar), Illa Susanti (peternak itik dari Payakumbuh), Nensi Oktavia Salti (pengusaha kue bangket/panggang beras dari Agam), Novrizal CH Effendi (pengolah coklat dari Sawahlunto), Miswarti (usaha bordir/sulaman dari Solok), Nurmaiti (pengusaha serundeng kentang balado dari Kota Padang), dan Herleni (pembuat cake & brownies dari Bukittinggi).
Di Bali nantinya, pelaku usaha mikro ini ternyata bukan sekadar jalan-jalan. Mereka ditugasi mencari informasi tentang usaha di Bali membina usaha mereka dari awal hingga berhasil seperti saat ini. Sebagai panduan, peserta diberi kertas kerja yang harus diisi. Tiap usaha yang dikunjungi harus ada laporannya.
“Kita berikan tugas seperti itu, agar pelaku usaha mikro bisa menimba pengalaman dari rekan mereka di Bali. Semua kita lakukan agar pelaku usaha naik kelas menjadi usaha kecil, menengah dan besar,” ujar Erman. (zulfadli)
0 komentar :
Posting Komentar
Masukan Anda amat berarti untuk pengembangan web ini selanjutnya